2008/11/5 Tri Budi Lestyaningsih (Ning) <[EMAIL PROTECTED]>: > > > Analisa yang bagus dari Ibu Toeti ini. Salah satu risk mempersyaratkan > 30% perempuan adalah "asal comot" tadi. Mudah-mudahan para perempuan > Indonesia cukup cerdas untuk tidak mau dijadikan caleg pengisi kuota > seperti yang diceritakan Ibu Toeti di bawah.
Kalau cerdas ya bukan pengisi kuota, tapi di nomer urut jadi. Kenapa 30%? Diulang-ulang lagi dan sudah sering dibahas di sini. Kenapa nggak 10% saja, 20%, atau malah 50%? Pemilu kemaren, di sini dapat gubernur perempuan pertama, senator perempuan kalah dari calon senator perempuan juga. > Lagian, apa hubungannya quota untuk perempuan dengan kesejahteraan > perempuan ? Mestinya laki-laki semua, kan perempuan itu tanggungan laki-laki :-) Suaminya, bapaknya, saudaranya, anaknya. Kenapa kok malah repot-repot jadi caleg ....... gak ngerti aku ..... atau repot-repot cari nafkah ..... binung deh.