Makan-makan itu dapat memahami cinta
[There is no love sincerer than the love of food - GB Shaw]

Makan-makan itu membuat pikiran jadi terang, kinclong
[An empty stomach is not a good political adviser- Albert Einstein]

Makan-makan itu membuat tubuh dan jiwa sehat
[Let your food be your medicine, and your medicine be your food- Hippocrates]

Makan-makan itu menjadikan manusia lebih berbudaya, tidak sekedar agar perut 
kenyang
[Food is a central activity of mankind and one of the single most significant 
trademarks of a culture-Mark Kurlansky]

Makan-makan itu mendidik orang untuk disiplin, bertenggangrasa, tidak 
berlebihan.
[Eat breakfast like a king, lunch like a prince, and dinner like a 
pauper-Adelle Davis]

Salam makan2,
l.meilany

  ----- Original Message ----- 
  From: Ari Condro 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Sunday, July 26, 2009 5:31 PM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: RE:Syariat adalah tolok ukur bukan kata 
hati ?????????


    yup, ibadah makan makan seperti digambarkan mbak mei memang syahdu sekali.
  gak ada yg disakiti. karena yg ikutan, karena kemauan pribadi.
  dan everybody happy.

  2009/7/26 L.Meilany <wpamu...@centrin.net.id>:
  >
  >
  > Makan2 itu bagian dari jalan menuju hidup yg damai, hati yg tenang
  > Makan2 itu bagian dari cara mensyukuri nikmat.
  > Betapa syahdunya ketika mencicipi makanan kemudian juga membahas
  > gimana cara buatnya, siapakah orang2 yg memasak, bahan2 di tanam oleh siapa?
  > Jadi kan tau asal usulnya kenapa dinamakan kue brownies.
  > Kenapa donat pada mulanya bolong ditengah? Ini misalnya
  > :-)
  >
  > Ada sekelompok pegawai kantoran, sekolahan yg dulunya satu almamater.
  > Setiap bulan selalu ngumpul, bukan arisan tapi makan2.
  > Pindah2 lokasinya, pokoknya semua resto/cafe dicoba.
  > Ada masakan lobster panggang yg sebesar piring makan disiram dengan keju,
  > harganya mencapai 1, 2 juta.
  > Sebelum disantap kan dibahas, persis kayak Rachel Ray di tv.
  > Makan enak, ber ha-ha-hi-hi, tak lupa bawa obat peremuk lemak.
  > Lipitor apa gitu ya namanya.
  >
  > Makan2 itu adalah bentuk 'ibadah' - kenikmatan yg menyenangkan bagi semua
  > pihak.
  > Gak akan ada yg rugi. Resto penjual lobster maknyus yg rada machtig [menurut
  > saya] juga pasti senang.
  > Nelayan yg cari lobster juga bahagia.
  > Tuhan pasti juga tersenyum.
  > :-)
  >
  > Salam,
  > l.meilany
  >
  > ----- Original Message -----
  > From: Dwi Soegardi
  > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  > Sent: Wednesday, July 15, 2009 9:48 PM
  > Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: RE:Syariat adalah tolok ukur bukan kata
  > hati ?????????
  >
  > wah tumben Arcon kok "adem-adem" aja, ngga ngajak makan-makan? :-)
  >
  > lha antum sendiri bagaimana pengalaman pribadinya,
  > ketika berjalan di jalan yang benar (berjenggot dan berisbal :-)
  > kok bisa berpindah jalan ke jalur makan-makan? :-)
  >
  > 2009/7/15 Ari Condro <masar...@gmail.com>:
  >> menyenangkan sekali membaca pengalaman pribadi teman teman, sharing
  >> yang jujur tentang pencarian makna hidup. kalau nggak di wm, mungkin
  >> susah cari tempat yang bisa "jujur" seperti ini.
  >>
  >> ketenteraman hati memang utama, dan sungguh bersyukur ketika itu
  >> selaras dengan jalan agama. serasa berjalan di rel sesuai rambu rambu
  >> di buku panduan lalu lintas.
  >>
  >> jalan agama terkadang bisa berbeda pengertian, ketika kita hidup
  >> diantara banyak pilihan dan banyak ragam latar belakang serta
  >> pengalaman. keep the spirit to find the truth.
  >>
  >>
  >>
  >>
  >>
  >>
  >>
  >
  > [Non-text portions of this message have been removed]
  >
  > 

  -- 
  salam,
  Ari


  

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke