----- Original Message ----- 
From: "Abdul Muiz" <mui...@yahoo.com>
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Sent: Thursday, April 08, 2010 11:47
Subject: Re: [wanita-muslimah] Pemimpin Wanita Dalam Tinjauan Islam

wanita tidak boleh jadi pemimpin politik" itu doktrin islam enggak ya ?? siapa 
yang yang mengcreat ini ??

##################################################################################
HMNA:
Saya ulangi (cuplikan) dari Seri 640 :
Saat Nabi Muhammad SAW mendengar kabar suksesi kekaisaran Persia kepada putri 
Kaisar, beliau bersabda: 

-- Lan Yufliha Qawmun Wallaw Amrahumu Mraatan [H.R. Bukhariy], artinya: 
Sekali-kali tidak beruntung suatu kaum yang menyerahkan urusan mereka kepada 
perempuan. Hadits ini, seperti dinyatakan oleh Imam Ibn Hajar, diungkapkan 
berkaitan dengan hadits-hadits lain tentang kisah kesewenang-wenangan Kaisar 
Persia. Ia kemudian di kudeta dan dibunuh, dan kemudian terjadi pelimpahan 
kekuasaan ketangan puteri Kaisar. Dalam pandangan Muhammad al-Syawaribi, hadits 
tersebut tidak bisa dijadikan rujukan untuk hal yang ilzamiyah (normatif), 
karena diriwayatkan secara ahad (individual) . Hadits ahad hanya bersifat 
ikhbariyah (informatif) , sehingga tidak memiliki konsekwensi hukum apapun. 
Dalam kaidah Ushul Fiqh untuk hal-hal yang sangat prinsip yaitu ilzamiyah, 
haruslah berlandaskan kepada teks yang diriwayatkan secara mutawatir 
(kolektif). 
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 
 
Kerugian peperangan itu sangat besar.
-- Pertama, kerugian jiwa, yaitu dari pihak St 'Aisyah sejumlah 16,796 orang 
terbunuh, dan dari pihak Khalifah 1,070 orang.
-- Kedua, perpecahan madzhab, mereka para penyokong St 'Aisyah dan Muawiyah 
disebut Ahlussunnah, dan para penyokong Khalifah disebut Syi'ah (partai) 'Ali, 
dan yang menyedihkan ialah yang pada mulanya hanya berupa mdzhab politik, namun 
ujung-ujungnya menjadi madzhab theologi, yaitu Madzhab Ahlussunnah dan Madzhab 
Syi'ah (tanpa menyebutkan 'Ali lagi). 

***
Ala kulli hal, dalam Hadits yang telah dikutip di atas, ungkapan "urusan 
mereka" (Amruhum), adalah urusan dalam konteks kancah politik. Alhasil, tidak 
akan beruntung kaum yang mendiami sebuah negeri, tidak terkecuali Indonesia 
ini, jika dipimpin oleh perempuan dalam urusan politik. Sedangkan St 'Aisyah 
yang begitu cerdas dan bijak dalam kehidupan keseharian, akan tetapi gagal 
dalam kepemimpinan politik, maka betapa pula oleh perempuan yang biasa-biasa 
saja. WaLlahu a'lamu bisshwab.

 *** Makassar, 29 Agusutus 2004    
         [H.Muh.Nur Abdurrahman]
http://waii- hmna.blogspot. com/2004/ 08/640-perang- unta-dan- kepemimpinan. 
html

#############################################################################################



--- Pada Kam, 8/4/10, H. M. Nur Abdurahman <mnur.abdurrah...@yahoo.co.id> 
menulis:

Dari: H. M. Nur Abdurahman <mnur.abdurrah...@yahoo.co.id>
Judul: Re: [wanita-muslimah] Pemimpin Wanita Dalam Tinjauan Islam
Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Tanggal: Kamis, 8 April, 2010, 9:39 AM

BISMILLA-HIRRAHMA- NIRRAHIYM

WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
[Kolom Tetap Harian Fajar]
640 Perang Unta dan Kepemimpinan Perempuan

Saat Nabi Muhammad SAW mendengar kabar suksesi kekaisaran Persia kepada putri 
Kaisar, beliau bersabda: 

-- Lan Yufliha Qawmun Wallaw Amrahumu Mraatan [H.R. Bukhariy], artinya: 
Sekali-kali tidak beruntung suatu kaum yang menyerahkan urusan mereka kepada 
perempuan. Hadits ini, seperti dinyatakan oleh Imam Ibn Hajar, diungkapkan 
berkaitan dengan hadits-hadits lain tentang kisah kesewenang-wenangan Kaisar 
Persia. Ia kemudian di kudeta dan dibunuh, dan kemudian terjadi pelimpahan 
kekuasaan ketangan puteri Kaisar. Dalam pandangan Muhammad al-Syawaribi, hadits 
tersebut tidak bisa dijadikan rujukan untuk hal yang ilzamiyah (normatif), 
karena diriwayatkan secara ahad (individual) . Hadits ahad hanya bersifat 
ikhbariyah (informatif) , sehingga tidak memiliki konsekwensi hukum apapun. 
Dalam kaidah Ushul Fiqh untuk hal-hal yang sangat prinsip yaitu ilzamiyah, 
haruslah berlandaskan kepada teks yang diriwayatkan secara mutawatir 
(kolektif). 

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke