Salamun alaikum,

Pak Chojim
melengkapi penjelasan Bang Mossad dimana disamapaikan dalam Al Quran istilah 
"qawwamuuna" berati Pelindung,
barang kali Bpk bisa mencari kan Referensi lebih dalam mengenai istilah 
"qawwamuuna"  juga dapat dimaknai " Penunjang", jadi seorang laki-laki adalah 
"pelidung atau Penjang wanita"

dan setuju dengan Bapak bahwa, pengharaman terhadap sesuatu sebaiknya dikaji 
secara lebih mendalam, karena dapat menimbulkan ekses yang kurang baik terhadap 
umat.
dan Pak Chojim.. sejauh ini Ade manelaah dan menilai bahwa sudah waktunya 
terjemahan Al Quran dalam bahasa Indonesia standart yang selama ini beredar 
perlu didorong agar dilakukan pengkajian ulang secara lebih serius..
memang bahasa Indonesia saat ini masih sangat jauh untuk dikatakan akurat dalam 
mengintrepestasikan bahasa Al Quran dan ini sangat memprihatinkan...

mengingat akibat miskinnya perbendaharaan kata dalam bahasa Indonesia sehingga 
menjadikan ada beberapa istilah tidak tepat dan bahkan menjadi sering 
minimbulkan kesalah fahaman terhadap Ajaran Al Quran  


sebagai contoh Ade kemukakan istilah Perang atau memerangi orang lain dalam 
terjemahan Al Quran menimbulkan berbagai kerancuan, padahal Allah juga dalam Al 
Quran memerintahkan agar kita Perang terhadap diri sendiri.... bagaimana kalau 
perang itu dimakanai perang sebagaimana yang dikenal umum yang harus/bisa 
menimbulkan banyak korban.... 
padahal perang dimaksud bisa lebih tepat diartiakan berdakwah/menyampaikan 
kebaikan/memperingati, sehingga kelembutan dan kesantunan Rasulullah benar2 
dapat tercermin sebagaimana manusia yang memiliki Ahlakul Karim, yang pastinya 
tidak pernah berperang secara fisik terhadap siapapun.

Salam



________________________________
Dari: Achmad Chodjim <chod...@gmail.com>
Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Terkirim: Sen, 12 April, 2010 09:45:27
Judul: Re: [wanita-muslimah] Pemimpin Wanita Dalam Tinjauan Islam

  
"Jika ingin dimaknai secara lebih baik didalam Al Quran, laki-laki bukanlah 
"Pemimpin" wanita, tapi lebih tepat dimaknai Laki-laki adalah "Pelindung" 
wanita".
------------ --------- --------- --------- --------- --------- - 

Apa yang disampaikan Bang Mossad, saya setuju banget. Sejak bergabung dengan WM 
dalam pembahasan Q. 4:34, saya jelaskan bahwa ayat "qawwamuuna" tidaklah 
bermakna pemimpin. Kosa kata "qawwamuuna" tak pernah diartikan pemimpin. Bahkan 
ketika salah satu hadis menyampaikan bahwa setiap orang itu sebagai pemimpin, 
juga tidak dikatakan sebagai "qawwamuuna" (sing: qiwaam, qawwaam).

Dalam tafsir Yusuf Ali, yang disahkan oleh Kerajaan Arab Saudi, ayat tersebut 
diterjemahkan "men are the protectors". Artinya, ayat tersebut menyatakan bahwa 
laki-laki adalah pelindung bagi perempuan...  Ini bila "rijaal" diartikan 
sebagai laki-laki (male). Padahal, laki-laki secara biologis dalam bahasa 
Arabnya adalah "dzakar" (jamak: dzukur), dan BUKAN rajul (jamak: rijaal).

Penjelasan pendek ini juga sekaligus meluruskan apa yang disampaikan oleh Sdr. 
Yudi bahwa perempuan diharamkan dalam Alquran untuk memnjadi pemimpin. Mohon 
hati-hati dalam membuat pernyataan "haram". Bukankah Rasulullah dilarang 
mengharamkan apa yang dihalalkan oleh Allah.

Wassalam,

chodjim


----- Original Message ----- 
From: Bang Mossad 
To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com 
Cc: ujungblangutama@ gmail.com 
Sent: Thursday, April 08, 2010 12:13 PM
Subject: Bls: [wanita-muslimah] Pemimpin Wanita Dalam Tinjauan Islam

saya bukanlah orang yang setuju atau tidak setuju jika wanita menjadi pimpin, 
sesungguhnya setiap kita adalah pemimpin yang bertangguntg jawab setidaknya 
terhadap diri kita sendiri, 
akan tetapi banyak fakta sejarah tidak dapat kita pungkiri, bahwa dalam sejarah 
dunia Islampun baik di pelosok negara-negara lain maupun di Indonesia, terbukti 
ada saja wanita yang menjadi pemimpin dalam skala kecil maupun besar, 
jika ingin dimaknai secara lebih baik didalam Al Quran, laki-laki bukanlah 
"Pemimpin" wanita, tapi lebih tepat dimaknai Laki-laki adalah "Pelindung" 
wanita, 
kalau kita mau ambil contoh Istri Nuh dan Istri Luth sebagai wanita yang gagal, 
perlu juga dibandingkan dengan Istri Fir'aun yang mampu menjadi pemimpin dalam 
memperjuangkan kebenaran,

menjadi seorang pemimpin memang sebaiknya tidak hanya di ikat oleh hak-hak dan 
kewajiban saja, tapi sebaiknya penekanannya lebih kepada penilaian kapabilitas 
dan Kapasitas atau Kemampuan orang tersebut.

sejauh ini kita hanya melihat seorang perempuan yang hendak menjadi pemimpin 
tapi kemampuan sebenarnya memang tidak ada atau tidak cukup, apalagi masih 
banyak kita jumpai laki-laki yang kemampuannya jauh lebih baik dibanding wanita 
tersebut...

Salam

____________ _________ _________ __

[Non-text portions of this message have been removed]


 

__________________________________________________
Apakah Anda Yahoo!?
Lelah menerima spam?  Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam  
http://id.mail.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke