Benar Mbak Mia. Pakai jilbab atau tidak pakai jilbab itu seharusnya menjadi hak perempuan, dan tidak dipaksakan untuk menjadi kewajiban. Sy dari dulu menentang pemaksaan jilbab, karena seharusnya perempuan lah yang memilih dia ingin mengenakan busana seperti apa.
Pakai jilbab di daerah tropis spt Jkt buat sy memang harus disiasati. Sy tidak mau kehilangan kenyamanan sy berpakaian karena sy berjilbab. Sy tdk mau menahankan gerah krn jilbab berat dan rapat, apalagi diiming2in nanti panas di sini akan diganti dengan nikmat surga, hwedeeeh sy aja gak ngerti surga seperti apa. Tapi sy ngerti jakarta panas dan lembabnya minta ampyun, jadi harus pake jilbab yang tepat supaya hidup tetap nyaman :) Dan kalau pakai jilbab yang tepat, jakarta yg panas tidak lagi terasa panasnya. Cuma masih ada keluhan saya, rambut harus diikat sepanjang hari bikin pusing ... Lagi nyari ikat rambut yg kuat tapi tidak menarik rambut dgn ketat, spy sy ga pusing ... Dan waktu ditanya beberapa teman mengapa sy sekarang pakai jilbab, sy cuma bilang: pakai jilbab itu hak saya. Sama berhaknya seperti temen2 yang tidak mau pakai jilbab. Jadi stop bertanya kenapa sy pakai jilbab kalau tidak sy akan bertanya balik kenapa kalian semua memakai pakaian? -- Salam Manis, F e r o n a http://www.goldoven.com <http://www.goldoven.com> 2010/7/26 <al...@yahoo.com> > > > Pengalaman mba fero sungguh luar biasa, dan yang lebih penting lagi > di-share dengan kita2 di WM. > > Paling nggak kita belajar bahwa perempuan menentukan atas tubuhnya sendiri, > bukan pihak lain . Temen2 yang menentang Perda yang mewajibkan jilbab, > melakukan ini untuk meyakinkan hak pribadi perempuan yang dilecehkan. > > Salam > Mia > > [Non-text portions of this message have been removed]