Mau Ikutan..

Ketika Prophet mengatakan "kaki", saya rasa ada 2 kemungkinan: literal
dan metafora. Untuk membuktikan yg metafora, hrs bisa dibuktikan
penggunaan metafora "kaki" ini pada masa itu. 

Tapi ingat, Islam adalah agama literal. Karena sembarang bermetafora
bisa berakibat cap sesat. Jadi ketika si nabi bilang kaki, apakah
berdasarkan kesaksian (ngeliat sendiri) atau berdasarkan pesan2 si
Awloh? Tapi satu yang pasti, nabi ga akan berani bermetafora, kecuali
si Awlohnya yg bermetafora, lalu secara literal disampaikan nabi.

Dalam Islam, soal Awloh dan nabi ga bisa sembarangan. Jadi imposible
adanya faktor budaya yg ikut campur (metafora adalah bentuk budaya). 

Kelemahan Islam sebagai agama adalah nama ISlam itu sendiri sebagai
agama resmi Awloh. Dengan adanya pengkotakan seperti ini non muslim
tentunya berada di luar apa yg diajarkan dalam Islam, artinya non
muslim secara legal memiliki Tuhan sendiri. 

Agama lain yg sebutan agamanya berdasarkan sebutan manusia yg berarti
pengikut, menjadi lebih universal yang artinya semua manusia berada
dalam satu awloh.

Jadi saya 1/2 setuju dengan wirajhana bahwa Awloh itu sama dalam semua
agama. Tapi berlaku hanya untuk agama "pengikut" seperti Kresten,
Budha, dan Hindu. (Dalam Hindu CMIIW pengikut berdasarkan dewa yang di
sembah)

Jadi Lurino ada benarnya soal Awloh yang beda. Karena Awloh dalam
Islam tidak mengenal dunia di luar Islam. 







--- In zamanku@yahoogroups.com, Lurino <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> contohnya gini bung... 
> 
> Volume 6, Book 60, Number 371:
> 
>     Narrated Anas:
>     The Prophet said, "The people will be thrown into the (Hell)
Fire and it will say: "Are there any more (to come)?' (50.30) till
Allah puts His Foot over it and it will say, 'Qati! Qati! (Enough
Enough!)'"
> 
> Volume 6, Book 60, Number 372:
> 
>     Narrated Abu Huraira:
>     (that the Prophet said) "It will be said to the Hell, 'Are you
filled?' It will say, 'Are there any more (to come)?' On that Allah
will put His Foot on it, and it will say 'Qati! Qati! (Enough! Enough!)."
> 
> dua hadits ini mirip, nyaris sama, dan isinya juga nyaris sama.
preposisi A: allah, menurut anas dari ceritanya muhammad, punya kaki.
preposisi B: allah, menurut abu huraira dari ceritanya muhammad, punya
kaki. kesimpulan awam: allah punya kaki karena A dan B sama2 merujuk
kalo allah punya kaki.
> 
> yang lebih dalam dikit: apakah penyebutan kaki ini beneran literal,
objek kaki seperti yang jadi tumpuan manusia berdiri, atau apakah kaki
ini metafor? abu huraira, anas, dan muhammad hidup di satu konteks
budaya yang sama... apakah ada narasi lain tentang mitos "neraka dan
surga bertanya pada allah"? apakah narasi ini bener2 dibangun untuk
kasus tertentu, ataukah memang narasi yang telah ada sebelumnya dari
bangsa lain?
> 
> something kayak gitu lho bung. sayangnya anda nggak ngasih data yang
relevan ya.
> 
> lurino
> /tukangmikir
>


Kirim email ke