On 08/25/2012 06:31 AM, adi wrote:
On Sat, Aug 25, 2012 at 01:13:54AM +0700, Arief M Utama wrote:
Dari sisi distro ya masih relevan (gak tau nanti). Dari sisi kemandirian, kalau *terpaksa* ngekor terus ke redhat/canonical, maka hilanglah kemandiriannya.
...
Artinya, jika terpaksa ikut systemd nanti, kernel-BSD Debian jadi gak relevan lagi, juga hurd. Which mean, sedikit banyak, Debian (dan distro lain?) dikontrol oleh Redhat/Canonical.

sudah pasti distro apa pun itu akan dikontrol oleh pemberi
kontribusi terbanyak. saya nggak gitu ngerti yang anda maksud
dengan systemd vs mengekor canonical/redhat.


Err okeh, coba baca thread tentang systemd di debian-devel dech.

Summary-nya gini, systemd itu dibuat oleh Redhat, upstart oleh Canonical. Saat ini, dua software itu adalah "masa-depan" init-system di linux. Untuk systemd sendiri, itu baru satu bagian utama dari plumbing layers yang dibuat Redhat, ada beberapa hal lain.

Masalahnya, dengan demikian, Debian sebagai distro, tidak dikontrol oleh Debian sendiri. Ada ketergantungan terhadap Redhat, yang like it or not, memang begitu adanya.

Akan menarik untuk mencermati how do Debian dan other distros mengatasi hal ini. Saya kira dinamikanya akan cukup seru.

Kalo masih nggak ngerti, coba dech ikuti thread diskusi soal systemd di debian-devel. Semoga jelas apa yang saya maksud disini. Kalau tidak juga, well... no point in continuing ;-)


Dan bagaimana masa depan linux ke depannya? apakah masih akan bertahan sebagai bagian dari gerakan F/OSS? Ataukah Redhat dan corporate vendors lain, pelan2 akan mulai ambil alih kontrolnya.

Dari sudut lain, pertanyaan ini berkembang menjadi, apakah komunitas masih akan relevan sebagai kontributor di linux? Ataukah akan mengerucut menjadi komunitas2 yang dikontrol oleh perusahaannya masing2 ?

mungkin anda sendiri juga nggak ngerti maksud anda :D

Ih kenapa musti "maih kasar" sich :-D
Baru juga lebaran. Gak perlu-lah nyindir-menyindir begitu. Kita dah gede kan?

sudah sejak
lama perkembangan linux dikontrol oleh perusahaan2 besar.
setidaknya banyak tergantung pada kontribusi perusahaan2 itu.
mengapa? ya sederhana saja jawabannya: nggak ada barang gratis,
kalau kita dapat gratis, itu karena ada yang sudah bayar untuk
itu :-)

Saya sich gak permasalahkan siapa pegang kontrol, itu dinamika yang justru menarik untuk dicermati dan dipelajari.

Cuman memang setelah kontrol dipegang oleh satu atau segelintir korporasi saja, biasanya inovasi akan dies down, atau minimal berubah arah. Kalau untuk linux-kernel, sepertinya itu tidak akan terjadi, paling nggak belum.

Namun untuk distro, suka atau tidak, saat ini Debian sudah mulai kehilangan kemandiriannya.

Jadi kalau kita lihat sekarang, dengan banyaknya software yang dikontrol oleh Redhat, atau Canonical, ada pertanyaan dong, kenapa gak Pakai distro dari Redhat/Canonical saja? Kenapa juga musti pakai debian?

Salah satu strengh-nya debian itu, technical-excelence nya dipegang banget, dijunjung tinggi-tinggi. Agak sayang kalau itu hilang :-)


All the best.
-arief





--
Berhenti langganan: linux-aktivis-unsubscr...@linux.or.id
Arsip dan info: http://linux.or.id/milis

Kirim email ke