Bung wing (sayap hehe)
Anda mengatakan debat politik dan ekonomi tidak menambah wawasan? Begini bung, 
dalam politik kenegaraan ada KEBIJAKAN PUBLIK. 
Dalam hal ini para pemikir ekonomi mempunyai andil dalam merancang KEBIJAKAN 
PUBLIK dibidang EKONOMI. Maka muncul ide-ide ekonomi kerakyatan, dan ini 
menjadi tantangan bagi pelaku ekonomi industrialis.

Contoh yang lain, Hutang luar di lakukan untuk menambah uang beredar dalam 
negeri dan pembangunan infrastruktur agar kegiatan (mobilitas) ekonomi menjadi 
lancar. Di sisi lain, Untuk melakukan impor-ekspor, maka perlu ada kerja sama 
pemerintah masing2x negara supaya pelaku bisnis dapat dilindungi hukum 
internasional.  

Contoh yang paling jelas adalah: jika anda sedang menjalankan bisnis minuman 
keras dan obat2x terlarang, sementara menurut undang-undang bisnis itu 
dilarang. Ya, mau tidak mau anda harus merubah jenis usaha anda.   

Atau jika pemerintah mengalakkan pertanian dan perkebunan, misalnya. Maka anda 
bisa melihat bisnis yang menjual barang2x pertanian dan perkebunan mempunyai 
prospek yang baik.

Dimasa kampanye pemilu, bisnis percetakan, konveksi dan periklanan mempunyai 
prospek yang bagus. Dan berbagai contoh yang lainnya.

Salam
nazar.
On:Tbo-jambu

--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, "Wing Wahyu Winarno" 
<masw...@...> wrote:
>
> Kalau menurut saya, perdebatan mengenai ekonomi dan politik ini diakhiri 
> saja. Sepertinya tidak ada ujung pangkalnya dan...tidak menambah wawasan kita 
> (terutama saya). Di Indonesia komunis dilarang, tapi di negara lain bisa 
> membuat rakyatnya makmur. Di negara kita sistem kerajaan dianggap feodal dan 
> kuno, tapi rakyat Australia ketika diberi referendum mau pilih merdeka jadi 
> republik atau tetap commonwealth sbg bagian dari kerajaan Inggris, mereka 
> memilih ikut Inggris (beda dgn sebagian daerah kita yg ingin merdeka, baik 
> melalui gerakan separatis maupun otonomi daerah).
> 
> Jadi tanpa mengurangi rasa hormat pada para cerdik pandai di sini, mari kita 
> ganti topik dg prediksi ekonomi ke depan, atau kenapa Madoff bisa menipu 
> bangsa AS selama bertahun2 pdhal sistem pengawasan ketat, atau kenapa katanya 
> sedang krisis kok ponsel canggih2 spt Blackberry justru naik omzetnya di 
> Indonesia....
> 
> Saya kira teman2 banyak yang setuju dgn usulan saya deh...
> 
> Mari sukseskan Pemilu 2009,
> Wing Wahyu Winarno
> 0816-MRWING
> 
> Sent from my BlackBerry® device.
> 
> -----Original Message-----
> From: "nazar" <nazart...@...>
> 
> Date: Fri, 20 Mar 2009 12:15:57 
> To: <AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com>
> Subject: [Keuangan] Re: Tim Ekonomi Dijuluki 'Teh Botol'
> 
> 
> Hmm, saya pikir itu dikarenakan bung poltak memahami politik dari sisi 
> ekstrimnya. Tetapi politik juga berbicara tentang konstitusi, pencapaian 
> bersama dalam masyarakat, pembagian kekuasaan dll. Coba bung lihat definisi 
> politik di:
> 
> http://id.wikipedia.org/wiki/Politik
> 
> Bung, pada dasarnya yang tidak tepat itu bukan politiknya tetapi PELAKU 
> politiknya. Contoh: jika terjadi PEMBUNUHAN dengan PISTOL, maka yang salah 
> itu PISTOLnya atau ORANGnya?
> Demikian juga jika terjadi PROSES POLITIK yang tidak sehat, legitimatif, 
> konstitusional maka yang salah adalah Pelaku politiknya. Sebenarnya, emas pun 
> bisa menjadi sesuatu yg buruk dan tdk berharga jika kita memandang emas itu 
> dari sisi buruknya.
> 
> Salam
> nazar
> --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Poltak Hotradero <hotradero@> 
> wrote:
> >
> > At 09:58 AM 3/20/2009, you wrote:
> > 
> > 
> > >Hmm, padahal pembangunan ekonomi tidak lepas dari keadaan politik 
> > >suatu negara. ekonomi tidak lepas dari politik, kertas yang di beri 
> > >angka 1000, 10.000 dst lalu dinamai uang itu jika tidak dilindungi 
> > >secara politis (hukum, regulasi, keamanan) maka legitimasinya 
> > >sebagai alat tukar menjadi rancu dan kacau.
> > 

Kirim email ke