Aduh ... mbak Heni .., hari ini air mata saya mengalir terus (saya baca ampe
2X) , membaca kisah-kisah nyata yang membangkitkan semangat. Baca sharing
mbak, saya nangis sampe temen saya bingung liat saya.
Saya jadi rindu sama Farhan anak saya, dia baru 11 bulan mbak, dan saya
janji saya akan menerima dan terus menyayangi dia apa adanya meskipun dia
gak tampan, pintar,
cerdas, juara aritmatika mental, pandai main piano, juara menggambar, pintar
renang, balet, nari, jadi model di cover majalah, jagoan komputer, pintar
nyanyi, juara kelas di sekolah.
Salam buat kakak mbak yang begitu beruntung mempunyai keluarga dan adik
seperti mbak. Semoga kakak mbak selalu sehat wal afiat.

Thank you for your value sharing. Its very touching.

Thank you and regards,
Ella

email address: [EMAIL PROTECTED]

----- Original Message -----
From: "heni" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Tuesday, January 14, 2003 3:21 PM
Subject: Re: [balita-anda] Tokso di usia kehamilan 8 bulan


> mbak Lilis ysh, (sebelumnya maaf kalau tidak berkenan)
> apa yang terjadi pada teman suaminya mungkin hanya salah satu kasus, tidak
> semuanya akan berakhir demikian.
> kita semua tidak pernah tahu apa yang akan terjadi setelah saat ini.
>
> ada sebuah kisah yang ingin saya ceritakan
> Pada tahun 1967, seorang ibu melahirkan putra dengan badan kecil tapi
ukuran
> kepalanya besar melebihi batas normal.
> pada saat itu belum ada pemeriksaan kehamilan (torch dsb)seperti sekarang,
> sang bayi memerlukan perhatian khusus.
> Rentan terhadap berbagai penyakit dan sering panas tinggi, lemah dan
lamban
> dibanding
> teman seusianya. Usia 5 tahun baru bisa berjalan & lututnya membesar namun
> kakinya kecil, setahun kemudian saat masuk SD diketahui matanya sudah
minus3
> kiri&kanan, setiap selesai test cawu sering jatuh sakit dan minus matanya
> bertambah terus. Walau sudah belajar keras naik sepeda supaya bisa bermain
> dengan teman2nya tapi tetap saja susah menjaga keseimbangan badan. Angka
> merah dalam pelajaran olahraga selalu menghiasi raportnya. Syukurlah
teman2
> sekolahnya sangat baik, kalau hujan deras dan becek dia diantar pulang
> rame-rame dengan cara digendong bergantian.
> Bapak & Ibunya seringkali mengucurkan airmata menyaksikan perkembangan
sang
> anak, berbagai upaya dilakukan, Dokter-Dokter Spesialis diberbagai kota
> didatangi, Pengobatan tradisional juga dijalani, tapi sepertinya tidak
> mendatangkan hasil yang berarti. Tentu saja doa tidak pernah terhenti.
Dari
> penyedotan tulang sumsum belakang, menelan berpuluh2 butir obat tiap hari,
> sampai minum jamu yang terpahit sekalipun dia jalani tanpa mengeluh.
> 2 orang ahli pengobatan tradisional di Solo & Jakarta wafat sebelum
> pengobatan selesai,  beberapa dokter menyerah, bahkan seorang dokter di
> Semarang memvonis bahwa hidupnya tidak
> akan lama dan usianya tidak akan mencapai 17 tahun, dan itu dikatakan
> didepan sang anak, tentu saja bapaknya marah dan memaki2 sang dokter, itu
> berakibat sang anak patah arang untuk berobat.
> Syukurlah usia 17 th tidak ada 'sesuatu' yang terjadi. dan Sang anak
tumbuh
> menjadi pemuda yang pendiam, sehingga dia justru terhindar dari acara
> bergunjing dan keluyuran yang tidak perlu.
> Setelah lulus SMA sang anak tidak mau melanjutkan sekolah seperti kedua
> kakaknya karena merasa tidak mampu, akhirnya dia belajar berwiraswasta,
> kerapkali penghasilannya yang 'tidak seberapa' itu dimasukkan ke tabungan
> adiknya yang masih sekolah di lain kota secara diam2.  Pernah, saat itu
jam
> 7 malam, dia mau makan, kebetulan adiknya datang liburan sekolah, langsung
> dia sisihkan potongan ayam goreng dari piring nasinya, diam2 dikembalikan
ke
> dalam tudung saji untuk sang adik, lalu dia beranjak ke dapur untuk
membuat
> mie instan. Si adik makan nasi hangat+ayam goreng sambil meneteskan air
mata
> haru. di lain waktu tahu-tahu dia datang dari pasar jajan membawa
bungkusan
> klepon kesukaan adiknya, ditaruh di meja, dan dia seolah2 tidak tahu
menahu.
> karena dia selalu menghindari ucapan terima kasih.
> saat ini usianya sudah 36 tahun, Alhamdulillah semakin hari semakin sehat
> dan jarang sakit dengan modal tawakal.  Allah maha Agung.
> Apakah dia menurunkan derajat orang tuanya ?
> Apakah dia memalukan orang tuanya ?
> Apa sih yang kita inginkan kalau kita punya anak ? cantik, tampan, pintar,
> cerdas, juara aritmatika mental, pandai main piano, juara menggambar,
pintar
> renang, balet, nari, jadi model di cover majalah, jagoan komputer, pintar
> nyanyi, juara kelas di sekolah ???????
>
> Ibu yang 36 tahun lalu melahirkan itu adalah ibu saya, dan sang anak
adalah
> kakak saya. si pemakan ayam goreng tentu saja saya.
> Saya ingin setiap orang tahu kalau saya sangat bangga punya kakak seperti
> dia.
>
> salam
> heni
>
>
>
> Lilis Suryawati <[EMAIL PROTECTED]> wrote :
> > Dear rekan Netters,
> > Bukan maksud saya untuk menyarankan hal ini, tetapi bisa dibayangkan
teman
> > suami yang istrinya terkena virus rubella baru diketahui saat lahir,
> > akhirnya istrinya meninggal dunia tidak lama setelah kelahiran anaknya
> yang
> > meninggal dunia (hanya selang beberapa hari). Nah kalau sudah begini
> gimana,
> > apakah hati sang suami juga tidak sedih.
>
>
>
>
> ---------------------------------------------------------------------
> >> Bunga untuk rayakan kelahiran ? ---->
http://www.indokado.com/kelahiran.html
> >> Info balita, http://www.balita-anda.com
> >> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
>



---------------------------------------------------------------------
>> Bunga untuk rayakan kelahiran ? ----> http://www.indokado.com/kelahiran.html
>> Info balita, http://www.balita-anda.com
>> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke