Turut berdukacita , ya mba.

Bukan untuk tujuan mendiskreditkan para dokter ataupun RS, boleh tidak kalau
Mba  share ke kita nama dokter dan RS yang terkait ?? Untuk jaga2 .....
>
> ----- Original Message -----
> From: "Ryan Trinandy" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: <[EMAIL PROTECTED]>
> Sent: Tuesday, April 06, 2004 10:02 AM
> Subject: [balita-anda] And he was gone...
>
>
> > Dear all,
> > Saya mau sharing pengalaman pribadi saya.
> >
> > Rumah sakit dan dokter "hebat" ternyata TIDAK dapat
> > dianggap mengerti permasalahan kesehatan.
> >
> > Banyak pengalaman kita petik berkaitan dengan
> > pengobatan yang diberikan oleh rumah sakit dan dokter
> > yang tergolong "hebat". Kematian pada akhirnya akan
> > menjadi satu suratan takdir, yang oleh kalangan
> > kedokteran dan kita semua dijustifikasi sebagai sebuah
> > kehendakNYA. Mengatasnamakan Sang Pencipta HANYA untuk
> > membenarkan tindakan mereka.
> >
> > Ini kisah nyata, walaupun saya telah memberikan semua
> > yang terbaik bagi anak laki2 saya, pada akhirnya dia
> > harus menghadap juga kepada NYA. Hanya 19 bulan saya
> > bersamanya, disaat suami sedang menempuh pendidikan
> > lanjutannya di USA saya dihadapkan pada kenyataan
> > bahwa terdapat gangguan kesehatan pada anak lk2 saya.
> >
> > Menginjak usia 1 tahun, tampaklah gejala penurunan
> > kesehatan yang tiba2 diawali dengan panas tubuh yang
> > selalu "tinggi" (38'C). Sejak itulah dokter dan rumah
> > sakit menjadi langganan tetap saya dan anak saya.
> > Dengan harapan mendapatkan pengobatan yang terbaik,
> > saya memutuskan untuk memilih rumah sakit yang
> > tergolong terbaik di jakarta.
> >
> > Pikiran sederhana saya: Rumah Sakit yang tergolong
> > baik tentu pelayanannya juga baik, saya pilih dokter
> > yang tergolong baik juga, obat2 yang terbaik juga
> > selalu saya pesan kepada dokter, dan tidak ketinggalan
> > ruang perawatan dan fasilitas terbaik dirumah sakit
> > selalu menjadi sasaran saya.
> >
> > Terhitung, 4 rumah sakit saya membawa anak saya
> > dirawat dengan rekomendasi dokter juga (yang kebetulan
> > bekerja di beberapa rumah sakit tersebut), tim dokter
> > yang tergolong ahli2 dibidangnya, serta fasilitas yang
> > paling baik yang saya minta kepada rumah sakit.
> >
> > Suami hanya pegawai negeri yang kebetulan bekerja saat
> > menempuh pendidikan lanjutannya, saya sendiri total
> > ibu rumah tangga. Tapi buat anak pertama kami, semua
> > kami lakukan tanpa kompromi.
> >
> > Apa yang terjadi?
> > Suhu badan tetap tidak teratasi (kisaran 38' C atau
> > 40'C), seluruh test yang canggih2 dilakukan (atas
> > permintaan dokter, dan berulang2), dan semua hal yang
> > membuat saya dan suami "terkuras" kami lakukan dalam
> > kurun waktu hampir 1/2 tahun masa pengobatan.
> >
> > Hasilnya: Penyakit tidak diketemukan...semua normal.
> >
> > Akhir cerita:
> > Suatu pagi, setelah seminggu keluar dari perawatan
> > rumah sakit (dirawat 2 minggu) terakhir, pangeran
> > kecilku tercinta tiba2 mengalami sesak napas. Saya
> > bawa ke rumah sakit terdekat, dalam perjalanan ke
> > rumah sakit kami menghubungi dokter yang menanganinya
> > terakhir untuk mempersiapkan segala sesuatunya di
> > rumah sakit dimana dia praktek dan pangeranku sedang
> > dalam kondisi kritis, saya memerlukan pertolongan
> > darurat sementara (oksigen dll) di rumah sakit
> > terdekat sebelum dibawa dengan ambulan dan alat2
> > emergency ke rumah sakit yang saya inginkan tersebut.
> >
> > Di rumah sakit terdekat:
> > Masuk UGD, permintaan saya DITOLAK untuk membawa anak
> > saya ke rumah sakit yang sudah saya persiapkan
> > sebelumnya. Alasannya, mereka bisa menangani. Bahkan
> > permintaan ambulan serta bantuan untuk membawa anak ke
> > rumah sakit lain tidak dihiraukan.
> >
> > Dalam keadaan panik, saya hanya bisa pasrah. Tidak
> > tertangani di UGD, anak saya dibawa ke ruang ICCU,
> > barulah datang dokter yang sejak tadi dicari2 oleh
> > para perawat. Hampir 1 jam anak saya di "tangani",
> > sampai pada akhirnya dokter dan perawat menyatakan
> > bahwa anak saya bisa dibawa ke rumah sakit yang saya
> > inginkan sejak awal...
> >
> > Saat supir ambulan datang ke pintu ICCU lengkap dengan
> > peralatannya...pangeranku pergi untuk selamanya.
> > Innalillahi wainnailaihi rajiun...kepergiannya tampak
> > nyata dimata suami saya (yang belum sempat lama
> > menimang putra pertamanya karena harus pergi jauh).
> >
> > Sekarang pangeranku telah tenang disiNYA, adiknya yang
> > lahir 1 tahun setelah kepergiannya menjadi pengisi
> > kebahagian kami.
> >
> > Saat putri kedua kami ini mengalami gejala yang sama,
> > kesalahan yang sama hampir kami alami. Panas, dirawat
> > di rumah sakit selama 2 minggu dengan perlakuan yang
> > sama dengan kakaknya dulu (tampaknya kami belum
> > kapok...atau bodoh??), dokter lain yang kebetulan
> > direktur rumah sakit tersebut (RS nya juga top
> > banget...) merawatnya langsung. Tidak mengalami
> > kemajuan...
> >
> > Karena tidak ada kemajuan, kami putus kan untuk
> > membawanya pulang. Sampailah kami pada masa pencarian
> > dokter yang tepat.
> >
> > Alhamdulillah...saat ini putriku telah mendapatkan
> > dokter yang tepat, dokter senior. Yang pada pertemuan
> > pertama mengatakan: "itu lah dokter2 sekarang, kalau
> > tidak sanggup terus dijadikan percobaan...saya
> > prihatin." Ini dikatakan langsung setelah kami
> > ceritakan bahwa sebelumnya putri kami telah dirawat
> > oleh dokter tertentu di sebuah RS, yang ternyata
> > pemberian obat dilakukan secara salah, baik dosis dan
> > jenis!!
> >
> > Sekarang tangis akibat ditinggal putra tercinta telah
> > sirna...kepedihan tetap terasa. Bila mengingat
> > perlakuan rumah sakit dan dokter2 itu terhadap putra
> > saya, rasanya ingin berontak. Hati nurani sudah tidak
> > ada lagi disana...
> >
> > Maaf...saya pedih sekali.
> >
> > Salam hangat.
> >
> > Bunda Lestari.
> >
> >
> > __________________________________
> > Do you Yahoo!?
> > Yahoo! Small Business $15K Web Design Giveaway
> > http://promotions.yahoo.com/design_giveaway/
> >
> > ---------------------------------------------------------------------
> > >> Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/
> > >> Info balita, http://www.balita-anda.com
> > >> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
> >
> >
>
>
>
> ---------------------------------------------------------------------
> >> Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/
> >> Info balita, http://www.balita-anda.com
> >> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
>
>


---------------------------------------------------------------------
>> Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/
>> Info balita, http://www.balita-anda.com
>> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke