sumber: http://www.tabloid-nakita.com/

BERMAIN DENGAN TEMAN KHAYAL


Di usia ini, si kecil kerap terlihat asyik berbincang-bincang padahal di sekitarnya 
tak ada seorang pun yang mengajak ia bicara. Malah tak jarang, perilakunya ini bikin 
jengkel orang tua. Misal, sewaktu makan sendiri, ia bukannya makan, malah membuat 
kotor meja dengan makanannya. Kala ditegur, dengan enteng ia bilang bahwa temannya 
yang melakukan. Padahal kita tahu persis ia yang melakukannya dan tak ada seorang anak 
lain pun di situ.


Jangan buru-buru menganggapnya tak waras, ya, Bu-Pak. Jangan pula memarahi apalagi 
sampai menuduhnya berbohong. Soalnya, ia memang benar-benar sedang bermain dengan 
"teman"nya. Namun yang dimaksud "teman" olehnya bukan dalam bentuk nyata, melainkan 
cuma ada dalam bayangannya. Jadi, ia sedang bermain dengan teman khayalnya. Tentu ini 
hal yang wajar karena memang merupakan bagian dari perkembangan anak usia ini.


Hasil penelitian yang dilakukan Jerome Singer, psikolog dari Yale University, 
menunjukkan, anak-anak yang punya teman khayal biasanya akan menjadi anak yang lebih 
independen, kooperatif, penggembira, tak begitu agresif, dan kaya akan kosa kata. 
Selain, anak juga jadi lebih kreatif karena ia dapat menemukan cara jitu untuk 
mengatasi kesendiriannya. Jadi, kita perlu mendukung si kecil, ya, Bu-Pak.


Apalagi, lewat permainan dengan teman khayal, kita jadi bisa tahu isi hatinya. 
Soalnya, apa yang ia obrolkan dengan si "teman" tak jauh-jauh dari apa yang ia alami 
sehari-hari. Misal, ia baru saja dimarahi. Nah, hal itu pula yang dijadikan topik 
pembicaraannya dengan si teman. Coba, deh, simak baik-baik kala si kecil tengah 
bermain dengan teman khayalnya. Dari situ kita bisa sekaligus introspeksi diri atas 
perlakuan kita pada si kecil.


Yang penting, jangan sampai si kecil kelewat asyik dengan teman khayalnya sampai 
"lupa" bersosialisasi. Kendati di usia batita, lingkup pergaulan sosialnya masih 
sangat terbatas, tapi bila ia lebih kerap "menyendiri" tentu bisa membuatnya mengalami 
kesulitan bergaul di usia selanjutnya. Namun jangan langsung menjauhkan si kecil dari 
teman khayalnya, lo. Lebih baik alihkan perlahan-lahan perhatiannya dari teman khayal 
dengan memberikan mainan yang dapat merangsang daya imajinasinya. Misal, boneka yang 
dapat didandani atau diajak omong. Bisa juga dengan memberikan seekor binatang piaraan 
yang jinak untuk temannya bermain.


salam,

Bunda Gaiea

*********** REPLY SEPARATOR  ***********

On 11/21/00 at 2:05 PM farida wrote:

>Dear netters ..... anak saya Fira sekarang udah mau 3 th ,dan seringkali bicara 
>sendiri dan ada satu tokoh yang selalu disebutnya yaitu " NINA " yang setahu saya 
>teman-teman dilingkunganya baik sekolah maupun rumah nggak ada nama itu , kadang saya 
>bertanya siapa  Nina Nak " itu Nina lho Bu , tuh ...tuh ( sambil nunjuk sesuatu yang 
>saya nggak ngerti ) ...... bagaimana rekan netters , bagaimanakah saya menyikapi " 
>sahabat bayangannya ini " terus " NORMAL - kah itu " ??????, ada yang punya 
>pengalaman tentang hal ini ...plz.....plz  sharing ya ...!
>
>Saya tunggu infonya .....
>
>
>salam
>ibu Fira





>>>> 2.5 Mbps InternetShop >> InternetZone << Margonda Raya 340 <<<<
>> Kirim bunga ke-20 kota di Indonesia? Klik, http://www.indokado.com
>> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]















Kirim email ke