mamanya Farhan, emang itu berarti pengasuhnya Farhan bisa mengasuh Farhan dengan baik 
dan sayang dan sangat cocok dengan Farhan. Kan lebih baik begitu, nggak semua anak 
bisa cocok dengan pengasuh. Tapi masalahnya, kok tampaknya penghargaan Farhan terhadap 
pengasuhnya besar sekali (dan ibunya Farhan melihat bahwa Farhan melakukannya dengan 
sayang juga). Kalau saya punya anak seperti itu saya akan cemburu sekali, kok anak 
saya begitu dan saya pengennya anak saya ciumnya untuk saya bukan pengasuhnya, dan 
akhirnya membawa pemikiran apakah saya kurang perhatikan anak saya, apakah saya sudah 
memenuhi kebutuhan anak saya dengan benar (bukan materi saja lho). Coba ibunya Farhan 
cari tahu dan usahakan agar lebih sering dekat anak agar anak tidak terlalu tergantung 
sekali sama pengasuh (saya tahu ibu pasti dekat dengan anak, tapi kalau masalahnya 
seperti ini, ibu harus lebih lebih perhatikan dia dan jangan lupa dengan suami ibu 
juga), tapi jangan timpakan kesalahan pada pengasuh, toh itu bukan salah dia dan bukan 
salah Farhan dan bukan salah ibu sendiri, cuma mungkin perlu sedikit pengaturan 
kembali. Mudah-mudahan nggak salah nih saya ngomongnya.
begitu saja dari saya 
salam
rita
--- Irma Herlina <[EMAIL PROTECTED]>
> wrote:
>Saya setuju dengan pendapat mbak Mila, kalau Farhan mencium Mbaknya karena
>dia sayang sama Mbaknya. Yang mungkin memanjakan dia, memenuhi apa
>kemauannya. Saya rasa ciumannya itu dari dasar hatinya yang paling dalam
>loh... anak kecilkan masih polos. Masalah kalau mbak Yani melarang mencium
>mbaknya, mungkin karena alasan dia itu hanya seorang 'pembantu' ?!?!
>Menurut saya selama mbaknya itu perhatian, sayangnya tulus terhadap Farhan
>(tanpa ada maksud tertentu) sih oke-2 aja kalau Farhan mencium mbaknya.
>Tinggal bagaimana kita mendapat perhatian sikecil, jangan sampai 'kalah'
>dengan pembantu. 
>Itu aja sharingnya, maaf loh kalau mbak Yani tidak berkenan.
>
>Salam 
>Irma
>
>       -----Original Message-----
>       From:   Miladinne Inesza Lubis [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
>       Sent:   Thursday, February 22, 2001 11:37 AM
>       To:     [EMAIL PROTECTED]
>       Subject:        Re: [balita-anda] Cium
>
>
>       Mbak Yani,
>
>       Maaf nih, mau sumbang pendapat juga.
>       Kalau dari penuturan Ibu, Farhan itu mencium Mbaknya didorong oleh
>rasa
>       kasih sayang dan terima kasih karena Mbaknya sudah mengurus dan
>       memperhatikan dia ya? Dan seperti kita tahu yang namanya anak kecil
>itu
>       pasti melakukan imitasi atau peniruan atas apa yang dia lihat,
>terutama apa
>       yang dia dapat dari orangtuanya. Jadi kalau Mbak Yani mencium dia
>karena
>       rasa sayang, maka kemungkinan besar dia juga akan menerapkannya ke
>orang
>       lain yang dia sayangi.
>
>       Menurut saya itu wajar saja dan tidak apa-apa. Kalau Mbak Yani
>keberatan
>       Farhan mencium Mbaknya, saya rasa yang paling penting Mbak Yani
>harus tahu
>       apa dasar dari keberatan Mbak Yani itu sebelum Mbak Yani memberitahu
>Farhan
>       supaya nggak mencium Mbaknya. Karena kalau nggak didasari dengan
>alasan yang
>       kuat dan bisa dimengerti anak-anak, bisa-bisa nanti malah Farhannya
>salah
>       mengerti dan kecewa.
>       Sebetulnya kalau di dunia Barat, mengungkapkan rasa kasih sayang
>dengan
>       mencium dan memeluk itu kan biasa ya, cuma karena kita di Timur
>nggak biasa
>       dengan hal itu apalagi kita menciptakan gap antara pembantu -
>majikan
>       makanya mungkin buat kita risih kalau sampai anak kita mencium
>Mbaknya
>       sebagai ungkapan kasih sayang.
>
>       Jadi kalau saya boleh usul, biarkan saja Farhan tetap menyayangi dan
>       menghargai Mbaknya dengan caranya sendiri. Tapi kalau Mbak Yani
>keberatan,
>       perlu sekali dipikirkan apa alasan yang tepat untuk melarang Farhan
>mencium
>       Mbaknya (bukan Mbaknya lho yang harus ditegur :-)
>
>       Trims,
>       Mila.
>
>
>       
>
>>> kirim cake & bunga ke 20 kota di Indonesia? klik, http://www.indokado.com  
>>> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
>Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
>Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]

_____________________________________________________________
"A room without books is like a body without a soul."
-- Marcus T. Cicero

>> kirim cake & bunga ke 20 kota di Indonesia? klik, http://www.indokado.com  
>> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]


















Kirim email ke