Utamakan Kemanusiaan
Interaksi Bisa Cegah Perselisihan Antarumat Beragama

Jakarta, Kompas - Sepanjang menempatkan kemanusiaan sebagai landasan
utama dalam interaksi antarkelompok, termasuk antarumat beragama, maka
perselisihan tidak akan terjadi.

Bisa saja agama menjadi nomor satu bagi diri seseorang, tetapi dalam
konteks relasi dan interaksi antarmanusia, kemanusiaan harus
diletakkan nomor satu, ujar Emha Ainun Nadjib usai acara Kenduri Cinta
yang mengambil tema Apa Ada atau Ada Apa Pluralisme di Taman Ismail
Marzuki (TIM) Jakarta, Sabtu (11/2) malam.

Dalam Kenduri Cinta yang digelar terbuka di pelataran TIM Jakarta
tersebut, masyarakat berkumpul dan berdiskusi terkait isu pluralisme
dengan bebas. Selain Emha, pembicara yang turut meramaikan diskusi
adalah Miftah Fauzi Rakhmat dari Institut Ulumul Quran Bandung dan
Kepala Bidang dan aktivis Badan Musyawarah Masyarakat Betawi Amarullah
Asbah.

Dalam konteks relasi dan interaksi antarmanusia ini, Emha mengingatkan
setiap insan perlu mengerti proporsi masing-masing. Ada
wilayah-wilayah tertentu yang tidak dapat dipaksakan bertemu karena
pada kenyataan memang berbeda. Pluralisme pun mengakui dan menghargai
perbedaan. Terkait keragaman agama, menurut Emha, pluralisme bukan
berarti menyamakan semua agama.

Sebagai contoh, akidah dan teologi saya tidak perlu saya buka-buka dan
saya juga tidak perlu buka-buka akidah orang lain. Asal masing-masing
menjaga kepekaannya dan disiplin terhadap proporsinya, kerukunan itu
akan tercipta. Silakan berbeda-beda dan tiap orang dengan keyakinannya
masing-masing, tetapi tafsir tidak diomongkan begitu saja karena orang
belum tentu siap, kata pria asal Jombang, Jawa Timur, yang akrab
dipanggil Cak Nun itu.

Fobia

Emha berpandangan, di negeri ini apa yang disebut kerukunan antarumat
beragama itu sebetulnya telah ada. Masyarakat sudah berabad-abad
bergaul antarsesama pemeluk agama berbeda dan relatif tidak bermasalah.

Jika dalam beberapa dekade terakhir bermunculan konflik antaragama di
beberapa wilayah di Tanah Air, terbuka kemungkinan sifatnya lebih
politis dan tak lepas dari isu penguasaan teritori, ekonomi, dan
sosial, baik internasional, nasional, maupun lokal. Caranya,
diskreditasi dan manipulasi yang memperhitungkan sedemikian rupa
identitas dan ciri, ujarnya.

Perlu selalu diwaspadai adanya upaya menciptakan fobia untuk
merapuhkan situasi-situasi di wilayah yang dikehendaki untuk
kepentingan tertentu. Terlebih lagi, tambahnya, orang-orang dapat
dengan mudah digerakkan oleh provokasi.

Gerakan dan forum budaya dapat menjadi jembatan antarkelompok guna
menciptakan ruang untuk saling terbuka, mengenal, dan mengapresiasi.
Kenduri Cinta yang kami adakan secara rutin di enam kota ini adalah
salah satunya. Berbagai kelompok berkumpul dan berdiskusi dengan
terbuka, tidak pernah ada pertengkaran atau tindakan anarki, katanya.

Perlu pengenalan

Fenomena tersebut juga disadari oleh Miftah Fauzi Rakhmat. Dosen
Institut Ulumul Quran Bandung yang juga Kepala Bidang Dakwah Ikatan
Jamaah Ahlul Bait ini mengatakan, kehidupan beragama selalu dihadapkan
dalam satu persoalan, yakni pandangan siapa yang benar dan masuk
surga. Jawabannya dapat diinterpretasikan dengan kelompok kita saja,
kelompok kita dan orang dengan akhlak yang sama dengan kita, serta
orang yang menjalankan agamanya dengan benar, ujarnya.

Hal ini pada akhirnya tidak menemukan titik temu dan dapat memicu
pergesekan. Menurut dia, yang terpenting ialah menghormati dan tidak
menghakimi kelompok lain.

Pluralisme juga tak lepas dari pengenalan terhadap kelompok lain.
Tanpa pengenalan, maka yang muncul adalah kecurigaan dan
ketakutan-ketakutan terhadap kelompok tertentu.

Amarullah Asbah juga percaya bahwa sebetulnya kerukunan hidup
antarumat beragama itu ada. Keberagamaan adalah kenyataan dan menjadi
bagian dari hidup bernegara dan berbangsa selama in, kata Amarullah. (INE)





http://groups.yahoo.com/group/baraya_sunda/

[Ti urang, nu urang, ku urang jeung keur urang balarea] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/Baraya_Sunda/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke