Man,

sekali lagi sa jelaskan supaya bisa melihat:D
jadi dalam sebuah industri perangkat yang benar bagian bagiannya:

- design ( board maupun casing )
- komponen
- pencetakan board
- firmware

-design;  inilah bagian yang paling penting bahkan kalau mau ukur TKDN,
inilah bagian yang paling besar persentasinya *menurut sy tentu*
- komponen itu memang bisa dari mana mana, apalagi kalau menunjuk CPU yang
hampir semuanya dari US, kalau komponen (itu loh bagian yang kecil kecil di
board) dari Indonesia juga ada.
- board:  ini memang bisa dari mana mana juga tapi paling pas di produksi di
negara sendiri jika skala produksinya mencukupi ( kita punya kok industri
SMT yang sering terima order dari industri/merek besar)
- firmware:  ini juga bagian yang paling penting yang menentukan keunggulan
sebuah produk, kalo gak percaya liat merek mikrotik dan cisco.  perangkatnya
(hardware) itu gak seberapa biayanya.  menurut penjelasan dari teman teman
yang berkutat di Industri ini, gak bakal lebih dari 50% dari harga jual di
pasaran.  Jadi semua barang yang kita gunakan sekarang (modem, router dst)
kalau belinya 1 juta, berarti harga perangkat paling tinggi 500rb.


dari sini kita bisa melihat seperti apa yang disebut "made in Indonesia",
Taiwan itu mulai dengan menerima order dari US, design dibuat di US,
pencetakan board dan casing di taiwan.   Tapi mereka sekarang sudah tidak di
situ lagi, sudah masuk full industri.

nanti sa lanjut, mau jalan lagi soalnya hehehehehehe


Pada 3 Juli 2010 10:01, arman satary <armansat...@gmail.com> menulis:

>
>
> Buat sy, siapapun yang membuat komponennya bukan soal. Yang penting produk
> yang dihasilkan menghasilkan margin yang baik. Tentunya akan lebih mudah
> margin itu diperoleh jika komponennya lebih banyak dipasok dari industri
> dalam negeri... Tentunya ini akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi.
>
> Merakit pun bukan asal pasang komponen, produk jadi, jual dan selesai. Kalo
> begitu, sy pake analogi penjahit baju seragam sekolah... Tapi penjahit yg sy
> maksud adalah desainer seperti Armani. :)
>
>
>
> 2010/7/3 Unggul <unggu...@gmail.com>
>
>
>>
>> imho, bukannya sudah SEWAJARNYA yang namanya SMK itu punya skill tersebut?
>> Kalau tidak ada, berarti kurang. Kalau ada berarti wajar.
>>
>> Saya khawatir masa depan generasi muda bangsa ini dijadikan juga buruh
>> oleh pengusaha-pengusaha cina sebagai "perakit" saja. Apalah bedanya bangsa
>> pengekspor TKI, bangsa buruh, dan bangsa yang bisanya merakit?
>>
>> Ranahnya blue collar terus, dan proyek dari perusahaan swasta dipenuhi
>> supplynya oleh lulusan SMK dan didorong kemendiknas, Ini proyek dan bukan
>> tidak mungkin ada unsur KKN di lingkungan patron klien Pengusaha - Penguasa
>> (Pemerintah). Dan produk dibuat bisa dengan harga tenaga yang SANGAT murah
>> dan yang menguntungkan pengusaha swasta (baca : Cina). Saya tidak SARA, tapi
>> mau dirakit di Indonesia pun, tuh barang tetap produk Cina. Lihat saja hape
>> cina yang banyak beredar, memberikan merknya dan merakit kan di Indonesia.
>> Datang dari Cina, barangnya SAMA!
>>
>> maaf kalau salah kesimpulan..
>>
>> 2010/7/3 arman satary <armansat...@gmail.com>
>>
>>
>>>
>>> Punya kemampuan merakit sudah cukup bagus. Industri perakitan pun
>>> punya masa depan yang bagus kok. Di Taiwan dan China pun - dari yang
>>> saya ketahui - blm ada perusahaan yang membuat part A-M lalu membuat
>>> produk dari N -Z. Tapi banyak diantara komponen yang dipasok dari
>>> perusahaan lain. Industri perakitan ini yang punya peluang lebih besar
>>> dibanding industri pembuatan.
>>> Singkatnya perakitan adalah industri nilai tambah, seperti kain yang
>>> dibeli seharga 100rb namun didesain dan dijahit oleh desainer ternama,
>>> lalu dibandrol 2jt rupiah.... :)
>>>
>>> 2010/7/2 haerulsohibkamu <haerulso...@gmail.com<haerulsohib%40gmail.com>
>>> >
>>>
>>> >
>>> >
>>> >
>>> > Huahahahahaah....cocokki kak Win, rakit terussss...hahaha
>>> >
>>>
>>> --
>>>
>>> Trims...
>>>
>>> ArMan
>>> http://www.jelajah.web.id
>>> http://www.ubuntu-makassar.org
>>> http://www.facebook.com/ubuntu-makassar/
>>>
>>
>>
>>
>> --
>> Intelektualitas itu di Kepala Bukan di Kaki
>> The Unggul Center
>>
>> http://www.unggulcenter.org/2010/05/31/wacana-pendidikan-intelektualitas-itu-di-kepala-bukan-di-kaki/
>>
>>
>
>
> --
> Trims...
>
> ArMan
> http://www.jelajah.web.id
> http://www.ubuntu-makassar.org
> http://www.facebook.com/ubuntu-makassar/
>  
>



-- 
Salam,
ID
http://irwinday.web.id/

Kirim email ke