Saya setuju dengan bung Prometheus , bahaya kalau mempelajari sejarah , apa lagi dengan bibit dendam
Bagi saya masalah perang dunia II tidak perlu diungkit-ungkit hanya untuk mencari kesalahan sebuah negara. Makanya saya lebih tertarik melihat perang dunia II murni dari segi militer. Jepang dengan Kuribayashi yang di kagumi petinggi militer Amerika Serikat. Masalah pearl harbor dan Hiroshima itu hanya bumbu2 yang kalau dicari siapa duluan gak ada habisnya. Misalkan Jepang melakukan serangan itu ada sebabnya. Karena USA melakukan blockade terhadap Jepang di kawasan Asia Tenggara, sementara pergerakan Jepang di Tiongkok itu mandek.Butuh karet dan minyak di kawasan Asia Tenggara. Dan USA membom atom Jepang dengan alasan, jika perang di lakukan secara konvensional dan berlarut2. Rakyat Jepang bisa melawan sampai titik darah penghabisan, dan memakan korban jiwa lebih banyak lagi. Jika Tiongkok menjadi korban serangan Jepang begitu "mudah" apa sebabnya? Kenapa gak membahas Chiang Kai Sek , yang menganggap Jepang hanya penyakit kulit , dan Mao penyakit kanker. Jika Tiongkok sendiri bersatu , apa dengan mudah Jepang menyerbu Tiongkok? Jadi coba di renungkan kalau Tiongkok sendiri ada kesalahan yang harus ditanggung karena perang saudara. Lantas bicara Eropa, Kiprah militer Jerman pun ada sebabnya. Ada adegan pendahuluan WW II yaitu WW I , dan ada adegan pendahulu dari WW I yaitu konflik - konflik yang terjadi sebelumnya yang begitu kompleks untuk di jabarkan. Kalau dicari yang salah siapa , tidak akan ada habisnya. Kamp Konsentrasi Yahudi? Just It? Tidak ada yang memperhatikan bahwa Hitler menganggap Inggris sebagai "saudara" akibat kekerabatan raja2 Inggris dengan bangsa Jerman , sehingga menimbang - nimbang , "siapa tahu" Inggris bisa dibujuk untuk menjadi sekutu Jerman. Sehingga pasukan Jerman seperti membiarkan ratusan ribu pasukan Prancis dan Inggris yang telah terkepung di Durkirk. Itu hanya secuil dari apa yang terjadi di WW. Kalau terlalu focus pada Nanking ,kamp - kamp Nazi Kepulauan Gulag , Pearl Harbor, Hiroshima. Itu biasanya orang yang hobby belajar sejarah hanya untuk menikmati adegan adegan terrornya saja serasa nonton film horror,apalagi dengan semangat supporter atau tifosi , yang benar atau salah , itu CLUB GW , NEGARA GW.........yang tiongkok rajin mempelajari kebiadaban Jepang , Yang Jepang lantas membela diri , tidak ada habisnya . Yang Prancis mempelajari kebiadaban Jerman , yang Jerman lantas tidak mau kalah menuding Napoleon. Dan seterusnya. Belum lagi konflik2 lain seperti Russo-Finnish, Italia - Yunani. Korea - Jepang. Dan seterusnya? Apa mau terus2 di bahas, begitu yang satu menuding , yang lain akan membela diri , sampai akhirnya telur dan ayam siapa duluan? Nanti hasil akhirnya akan menjadi dendam berkepanjangan seperti Israel - Palestina. Kalau saya sih lebih tertarik melihat kiprah Rommel - Guderian, Kuribayashi, Patton , Montgomery. Bagaimana cara Jerman menyiasati keunggulan Inggris di lautan? Bagaimana cara Sovyet menyiasati keunggulan Jerman di darat? Bagaimana cara Finlandia negara mini menahan serangan raksasa Sovyet? Dst nya Jauh lebih menarik , daripada .........uhuk2 melantur hingga ke Agnes Monica Robby2 Wirdja From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of prometheus_promise Sent: Thursday, December 13, 2007 3:47 PM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Koh Fuyen mesti belajar dari Jepang Setuju sekali bahwa analisa dan konklusi akan menjadi sangat absurd ketika sejarah dan informasi tidak dipelajari dengan benar dan baik. Lebih berbahaya lagi jika analisis dan konklusi dikemas dengan hatred atau api dendam. Hata Ikuhiko termasuk kelompok yang moderat di masyarakat Jepang dalam memandang peristiwa Nanking. Salah satu tulisan-nya yang menarik untuk dibaca dapat dilihat di http://www.wellesley.edu/Polisci/wj/China/Nanjing/nanjing2.html Sedangkan Masaaki Tanaka (pengarang buku "Nankin gyakusatsu" no kyokÙ ) termasuk kelompok yang menganggap korban di peristiwa Nanking sangat sedikit. Di kelompok yang lain, ada Hora Tomio, yang menyebutkan estimasi jumlah korban lebih dari 200.000 di bukunya, Nankin daigyakusatsu. Jadi, di masyarakat Jepang sendiri ada 3 kelompok yang menyikapi peristiwa Nanking secara berbeda. Prometheus Ps. Jika mengacu pada situs http://www.centurychina.com/wiihist/njmassac/nmjapv.htm, 2 artikel berjudul "Reply to Katsuichi Honda" dan "The Phantom of Nanking Massacre" bukan dikarang oleh Masaaki. Tapi oleh Shichihei Yamamoto dan Akira Suzuki, respectively.