Dukungan Barat terhadap Tibet akhir2 ini disebutkan sebagai
Shangrilla Factor. Apa itu? Itu adalah imaginasi orang Barat
pada alam exotic timur, termasuk Tibetan Buddhism. Dan China
dilihat sebagai bagian dari modernity yang bertujuan menghapus
excotism tersebut.

Kalau dipikir, apa sebenarnya yang mau dicapai oleh pemerintah
Tibet tersebut? Negara berlandasan agama dengan kepala pemerintahan
Dalai Lama yang merupakan "pope" dari Tibetan Buddhism. Sekarang,
apa bedanya itu dengan Taliban, kecuali yang satu Islam, yang lain
 Buddhist? 

Bagaimana Tibet sebelum Dalai Lama kabur ke India? Tibet adalah
masyarakat tradisional dalam cengkraman kaum berjubah merah
yang disebut lama. Mereka menguasai hampir sebagian besar kekayaan
Tibet, dan bangunan2 terbagus adalah kuil2 Buddhist tersebut. Kekuasaan
politik dishare dengan para bangsawan. 

Salah satu tujuan China ketika mulai mengorganisasi ulang Tibet adalah
mengatasi hal itu. Well, mohon dimengerti, waktu itu China masih idealist
dengan idea2 progresif kaum sosialist. Mereka mendirikan.. SEKOLAH2

Ini kemudian ditentang banyak NGO2 Barat, bahwa China menggunakan
metoda2 China di Tibet. Karena sekolah2 akan membahayakan tradisi dan
budaya asli Tibet. (walaupun bahasa Tibet dipakai di sekolah)

 Pada waktu negara2 Barat melakukan kolonialisasi ke negara2 
Asia dan Afrika, apakah mereka cepat2 mendirikan sekolah2? Tidak,
ratusan tahun tanpa sekolah. Dan sampai saat ini, mereka tidak serius
mendidik para native di negara2nya. 

Pada saat ini, kondisi masyarakat Tibet jauh lebih bagus dibandingkan
dengan aborigin di Australia atau Indian di Canada. Banyak orang Tibet
asli yang menjadi professor, penyiar TV, dokter, dan semua hal yang
juga dicapai oleh warga etnis lain di China. Itu semua karena pendidikan.
Sedangkan di Canada, hampir tidak pernah berhasil ditemukan native
Canadian yang berhasil jadi dokter, etc. Mereka hidup di wilayah konservasi.
Demikian juga di Aussie. Coba cari berapa suku asli Assie yang berhasil
mencapai prestasi seperti warge berkulit putih?

Jadi ketika pemerintah China masuk kembali ke Tibet, lalu mendirikan 
sekolah2, itu malah dicemooh.. Ini akibat dari Shangrilla Factor. 
Mereka memimpikan Tibet seperti mimpi Shangrilla, bukan Tibet yang 
benar2 bisa duduk sebanding. Sama seperti mereka mencoba 
mengisolasi budaya orang2 aborigin, etc, yang berakibat sangat fatal
pada budaya2 tersebut. Budaya2 tersebut menjadi inferior, orang2nya
semua membutuhkan bantuan pemerintah, hidup dari welfare, dari
belas kasihan. 

Inilah kesalahan utama Dalai Lama, yang mengecho pandangan rekan2nya
orang2 NGO. Terlalu banyak mengadopsi ide2 NGO itu berbahaya bagi 
Dalai Lama. Dikatakan di Tibet ada diskriminasi.. Kalau orang tanya 
dengan mereka yang di Tibet, yang didiskriminasi siapa?

Okay, kira2 begitu. Pada waktu pemerintah China menetapkan aturan2
macam2, seperti kebijakan satu anak. Itu hanya berlaku untuk golongan
etnis Han, bukan Tibet.  Jadi sama2 penduduk Tibet, etnis Han dikekang
perkembangan populasinya, sedangkan etnis Tibet tidak. Peraturan2
di China memanjakan etnis minoritas, mirip dengan kebijakan 
untuk First Nation di Canada atau Black di US. Tetapi disamping itu,
usaha pemerintah China untuk meningkatkan tingkat sosial dan tingkat
pendidikan rakyat Tibet tidak bisa dicapai oleh semua pemerintah Barat.

Tetapi memang level daya terima pemerintah China pada kritikan itu
kurang. Kalau orang demonstrasi, mereka bubarkan. Tetapi itu bukan
hanya pada etnis Tibet, jestru pada etnis Han, mereka jauh lebih keras.
Bagi penduduk China umumnya, orang Tibet itu bebas sekali, jauh lebih
bebas daripada yang mereka miliki. Tetapi kalau orang Tibet sudah mulai
angkat senjata, saya rasa tidak ada negara di dunia yang memperbolehkannya.
David Koresh angkat senjata di Texas dihabisi semuanya oleh US kok.

Nah, kesalahan Dalai Lama bilang bahwa ada "cultural genocide" di Tibet.
Ini yang membuat China berang tempo hari. Bayangkan, sekolah2
di Tibet juga dilakukan dalam bahasa Tibet, lalu kantor2 pemerintahan 
penuh huruf Tibet, nama jalan dalam abjad Tibet, dan di sepanjang
jalan lama2 berkeliaran sambil chanting doa2. Lalu masih juga dibilang
ada cultural genocide, apa artinya semua ini? Jika ini cultural genocide,
maka seluruh suku di Indonesia mengalami cultural genocide karena
semua harus mampu berbahasa Indonesia.

Apa yang dimaksud Dalai Lama adalah perkembangan populasi non
Tibetan di Tibet. Berkembangnya etnis Han dan Hui (Muslim). Dan
mereka bikin restoran2 Chinese food dan restoran Muslim. Sehingga
Lhasa terlihat tidak seperti Lhasa tempo dulu lagi, lebih multi-etnik.
Well, saya heran kenapa Dalai Lama menikmati situasi di Vancouver
tempo hari waktu dia datang ke Vancouver, padahal Vancouver sangat
multi etnik. Dengan alasan yang sama, orang2 bule disini bisa bilang 
terjadi cultural genocide di Vancouver, Toronto, atau San Francisco, 
karena banyaknya restoran2 Chinese etc..

Hampir seluruh kota2 di China menjadi semakin multi-etnik. Lihat kota
Beijing, banyak benar orang2 Muslim. Kota baru Shenzhen di dekat
Hongkong, kita bisa dengan mudah menemukan tempat makan ala
Uighur (Turkic), dan di jalan bisa terdengar banyak bahasa yang sama sekali
tidak dimengerti. Tidak ada yang ada komentar "cultural genocide"
sama sekali, lha kan bagus multi-etnik. 

Kenapa pula Tibet harus diisolasi, tidak boleh ada etnik lain masuk.
Sekarang siapa sebenarnya yang rasist? yang melakukan pembedaan etnis?
Pada dasarnya, pandangan Barat untuk masalah China dan Tibet ini
sangat racist. Tetapi kali ini diamini oleh sebagian massa karena kelihatannya
mereka ingin membuat score dengan China.


cnl

Reply via email to