Enggak setuju. 
Pasca 98, bannyak sekali anak muda yang belajar bahasa Mandarin sehingga
fasih. 
Masalahnya, orangtuanya lebih fasih dialek, dan bukan mandarin, 
jadi waktu anaknya belajar mandarin, tetep aje kaga nyambung sama yang
tua-tua. 
Kyahahaha..... adik gue noh suka ngomel karena papi gue ngomong
mandarinnya agak agak nyunda, kyahahahha. 
Dialek baru dalam perkembangan budaya kali tuh.
 
Bahasa mandarin enggak perlu dihidup hidupkan juga udah hidup sendiri
seiring dengan menanjaknya pamor RRC. 
Menghidupkan dialek.... waduhhhh... kasusnya sama dengan bahasa-bahasa
daerah di Indonesia, 
itu aja pemerintahnya udah kembang kempis, alias bo hwat. 
selain kaga laku juga kaga jelas gunanya apa, 
jadi soal dialek dan bahasa daerah itu baru bisa berkembang kalau ada
minat dan ketertarikan akan suatu budaya tertentu.
 
Mandarin online sudah bertebaran, cari aje pake search engine.
Kalau bisa memaksa diri untuk disiplin belajar otodidak online sih
bagus, gue sih kaga bisa, 
hehehe, udah bayar kursus aja masih suka bolong bolong gitu euy.  
 

-----Original Message-----
From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Yulianna Subarli
Sent: Saturday, September 20, 2008 6:38 PM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya





Baru kali ini saya meresponse, biasanya hanya sebagai anggota pasif
saja.
Memang benar, saat ini yang fasih berbahasa mandarin hanya sedikit
sekali, 
kalaupun ada .....sudah sepuh.
Dari anggota milis ini, apakah tidak ada rencana untuk coba menghidupkan
kembali bahasa Mandarin atau dialek-dialek lainnya, sehingga generasi 
baru dapat memahami bahasa leluhurnya.
Sekarang ini memang banyak kursus Mandarin di-mana2, tetapi belum tentu 
semua orang mampu membayar atau mungkin juiga tidak punya waktu untuk 
datang ketempat kursus, mengingat macet dimana-mana, jarak yang dekatpun
ditempuh dalam waktu yang lama.
Mungkin ada yang bisa mengajar secara on-line ? Alangkah
bermanfaatnya.-....
Maaf  ya ini hanya usulan saja, mudah2an bisa diterima. Terimakasih.
 
Yulie


----- Original Message ----
From: Edith Koesoemawiria <[EMAIL PROTECTED]>
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Saturday, September 20, 2008 3:42:46 PM
Subject: Re: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya



hello,

setelah bulak balik baca laporan2 ttg media berbahasa mandarin,
saya dapat bayangan yang kayaknya perlu dikonfirmasi deh.

yaitu bahwa:

jumlah orang yang masih faham bahasa mandarin dan bahasa cina lainnya di
indonesia
itu sebenarnya sudah tidak banyak. Yang bisapun kebanyakan sudah
berumur,
kira2 seperti generasi pemakai bahasa belanda di indonesia (tanpa
menghitung
generasi pelajar muda indonesia di belanda maksud saya.) 

sedangkan generasi mudanya rata-rata berbahasa indonesia, dan seperti 
anak2 kota besar yang sudah tidak mampu berbahasa daerah, 
masih musti belajar bahasa-bahasa itu kembali,
agar pemakaian bahasa itu tetap hidup dalam masyarakat indonesia. 

jadi radio cakrawala misalnya titik beratnya kepada musik berbahasa
mandarin. karena meskipun tidak mengerti kata2nya, orang bisa menyukai
alur musiknya.

Lalu, kalau memang suka, bisa mulai melafal kata-katanya,
mencari terjemahannya dan bahkan siapa tahu, tertarik untuk belajar
bahasa itu.
argumentasi terakhir ini rada jauh ya... karena saat ini di mtv atau
radio2 lain, top ten lagunya bisa dari bahasa inggris, italia, mandarin,
indonesia, jepang,
dll....

mungkin beda cuma kalau banyak anak muda Indonesia yang sekarang belajar
di China.

itu keuntungan seperti bahasa belanda digunakan di belanda, mandarin
digunakan di China .
kalau cukup banyak orang muda indonesia yang belajar ke sana, maka
bahasa itu suatu
hari bisa hidup lagi di indonesia dalam kalangan tertentu..

sedangkan kalau bahasa daerah: seperti menado, padang, madura, dayak
dsb. lebih
mungkin untuk punah, karena jumlah pemakai bahasanya berkurang
betul-betul berkurang.

pikir2 mungkin bahasa sunda dan jawa tidak akan cepat punah karena
banyaknya 
mahasiswa dari berbagai daerah yang masuk sekolah2 di bandung, surabaya
dan yogya.

-------- Original-Nachricht --------
> Datum: Wed, 10 Sep 2008 11:50:42 +0700
> Von: "Ulysee" <HYPERLINK "mailto:ulysee_me2%40yahoo.com.sg";
[EMAIL PROTECTED] com.sg>
> An: HYPERLINK "mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com";
\nbudaya_tionghua@ yahoogroups. com
> Betreff: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya

> Numpang tanya, 
> yang dibilang kwalitas yang bermutu dari koran mandarin jaman dulu itu
> yang kayak gimana sih? 
> Maklum jaman itu belon lahir. 
> 
> Kalau gue, gue sih nggak lihat apa perlunya koran mandarin itu 
> (krrrkkkekeke, bisa dijitak bokap deh berani bilang begeneh)
> sama dengan koran berbahasa Inggris. 
> Itu segmennya siapa sih? Apa perlunya sih? 
> Toh sekarang rata rata udah bisa bahasa Indonesia, jadi buat apa sih
> koran pake hurup cacing? Begetoh.
> 
> PS: menurut gue sekarang KOMPAS juga nggak mutu, heheheheh. 
> 
> 
> -----Original Message-----
> From: HYPERLINK "mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com";
\nbudaya_tionghua@ yahoogroups. com
> [mailto:HYPERLINK "mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com";
\nbudaya_tionghua@ yahoogroups. com] On Behalf Of Fy Zhou
> Sent: Monday, September 08, 2008 7:47 PM
> To: HYPERLINK "mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com";
\nbudaya_tionghua@ yahoogroups. com
> Subject: Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> Setahu saya, kecuali Harian Indonesia versi lama yang berdwi bahasa,
> semua koran Tionghoa ini murni berbhs mandarin.
> 
> Sebenarnya, meski tampaknya semarak, mutu dari koran2 mandarin ini
belum
> dapat menyamai kwalitas koran mandarin sebelum tahun 66. sekarang,
> koran2 ini lebih banyak memuat foto2 dan berita komunitas yang tak
> berbobot, lebih banyak berupa berita kumpul2 organisasi Tionghoa.
> berita2 nasional dan internasional sih ada, tapi hanya ngoper dari
> kantor berita luar. tulisan2 lunak, baik feature maupun sastra banyak
> yang mengambil dari penerbitan luar, baik dari RRT, Taiwan maupun
> Hongkong. kalau ada yang dari sumber lokal bobotnya juga relaif kalah.

> 
> Salam,
> ZFy
> 
> --- On Sat, 9/6/08, Edith Koesoemawiria <[EMAIL PROTECTED] -de> wrote:
> 
> 
> From: Edith Koesoemawiria <[EMAIL PROTECTED] -de>
> Subject: Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya
> To: budaya_tionghua@ -yahoogroups. -com
> Date: Saturday, September 6, 2008, 9:02 AM
> 
> 
> Dear Fy Zhou,
> 
> terima kasih banyak untuk infonya. Kemarin saya jadinya seharian di
> internet meneliti
> tulisan tentang nama2 harian yang Anda sebutkan. 
> 
> Sayang saya tidak bisa berbahasa Mandarin, jadi tidak tahu jenis2
berita
> yang 
> disajikan harian-harian itu dan apa seluruhnya dalam bahasa Mandarin.
> Atau ada 
> yang sebagian isinya berbahasa lain, termasuk Indonesia. 
> 
> Karena kalau melihat situs radio Cakrawala, tampaknya banyak juga
> keturunan 
> Tionghoa yang lebih fasih berbahasa Indonesia. Mungkin mereka seperti
> saya, 
> yang sudah tak bisa berbahasa Sunda atau malah bahasa leluhurnya bukan
> Mandarin. 
> Sehingga saya pikir banyak komunikasi antara pendengarnya dalam bahasa
> Indonesia, 
> tapi tetap menikmati lagu-lagu pop HongKong (?).
> 
> Pokoknya kemarin banyak hal menarik yang terbaca, juga dari situs ini
> yang ternyata 
> kaya sekali dengan berbagai pandangan dan pendapat. 
> Kemarin begitu asik membacanya, hampir2 saja lupa kenapa saya mencari
> info itu.
> 
> Fy Zhou, kalau boleh tanya, apakah Anda merasa harian2 itu
merefleksikan
> bagian 
> dari kehidupan sehari-hari masyarakat keturunan Tionghoa di Indonesia?
> 
> Salam, Edith
> 
> -------- Original-Nachricht --------
> > Datum: Thu, 4 Sep 2008 21:06:21 -0700 (PDT)
> > Von: Fy Zhou <HYPERLINK "mailto:zhoufy% 40yahoo.com" [EMAIL PROTECTED]
> com>
> > An: HYPERLINK "mailto:budaya_ tionghua% 40yahoogroups. com"
> \nbudaya_tionghua@ yahoogroups. com
> > Betreff: Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya
> 
> > Koran berbahasa mandarin di Indonesia sekarang ini jumlahnya lumayan
> > banyak, mereka bisa hidup karena dukungan iklan ternyata cukup
banyak.
> maklum
> > orang Tionghoa di sini meski disebut minoritas jumlahnya relatif
cukup
> > banyak. 
> > 
> > ada berapa Koran bhs mandarin yang saya tahu 
> > 
> > - Guo Ji Ribao (International Dayly News)
> > - Qian Dao Ribao (terbitan Surabaya)
> > - Yinni Xingzou Ribao (ex Harian Indonesia yang dibeli oleh group
> koran
> > Singapore)
> > - Shangbao (koran Bisinis Indonesia edisi mandarin)
> > - Xunbao ( terbitan Medan)
> > - Shijie Ribao(Global daylynews cabang Taiwan) sudah berhenti terbit
> > - heping ribao (punya Nurdin Purnomo), sudah tutup
> > 
> > Di luar itu, ada sejumlah majalah bulanan dlm bhs mandarin, sekitar
3
> > judul, diluar bulletin khusus sasta dan bulletin komunitas yang
> dibagikan
> > gratis... 
> > 
> > ZFy
> > 
> > 
> > --- On Thu, 9/4/08, dithhidayati <HYPERLINK "mailto:hidayati%
40gmx.de"
> [EMAIL PROTECTED] de> wrote:
> > 
> > From: dithhidayati <HYPERLINK "mailto:hidayati% 40gmx.de"
> [EMAIL PROTECTED] de>
> > Subject: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya
> > To: HYPERLINK "mailto:budaya_ tionghua% 40yahoogroups. com"
> \nbudaya_tionghua@ yahoogroups. com
> > Date: Thursday, September 4, 2008, 11:12 PM
> > 
> > 
> > 
> > 
> > 
> > 
> > nama saya Edith dan bekerja untuk Radio Deutsche Welle di Jerman. 
> > 
> > Saya sedang mencari informasi mengenai apa yang bisa disebut media 
> > diaspora atau media minoritas Indonesia. 
> > 
> > Pertanyaan dibenak saya seputar, bagaimana media diaspora itu 
> > bertahan hidup, bagaimana dia diterima dan apakah itu menambah 
> > penerimaan diaspora itu pada masyarakat setempat.
> > 
> > Misalnya di Hongkong ada sejumlah terbitan berbahasa Indonesia, 
> > beberapa terbit Senin Kamis, tapi ada juga yang bertahan, seperti 
> > saya dengar surat kabar Suara, yang mungkin bertahan karena ada 
> > dukungan iklan. 
> > 
> > Tapi khususnya di Indonesia, sejak jaman Gus Dur terbit 
> > publikasi/media berbahasa Cina.
> > 
> > Apakah ada diantara saudara-saudara yang mengerti mengenai soal ini 
> > dan bisa saya telpon atau berkiriman email, punya informasi atau
bisa 
> > menunjukan kepada siapa saya bisa bertanya tentang ini?
> > 
> > Terima kasih banyak atas bantuannya. 
> > 
> > Salam,
> > Edith
> > 
> > 
> > 
> > 
> > 
> > 
> > 
> > 
> > 
> > 
> > 
> > 
> > 
> > 
> > 
> > 
> > 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> No virus found in this incoming message.
> Checked by AVG.
> Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.6.19 - Release Date: 9/8/2008
> 12:00 AM
> 
> 
> 
> No virus found in this outgoing message.
> Checked by AVG. 
> Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.6.19 - Release Date: 9/8/2008
> 12:00 AM
> 





 


No virus found in this incoming message.
Checked by AVG.
Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.7.0 - Release Date: 9/18/2008
12:00 AM



No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG. 
Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.7.0 - Release Date: 9/18/2008
12:00 AM
 

Kirim email ke