iyalah tempat bercuap2,sambil liaht2,juga buang waktu
luang,ada yg sebagian kecil postingan org tertentu layak
dibaca,boleh juga,lebih banyak didletelah,apalagi kalau
sudah bersi tegang,jadi berasa lihat tetangga berantem didepan mata
terus aja ditengokin,mendingan tutup pintu....pasti lebih nyaman.



--- On Wed, 8/4/09, Fy Zhou <zho...@yahoo.com> wrote:

From: Fy Zhou <zho...@yahoo.com>
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Gong'an Chan: Bakar Patung
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Wednesday, 8 April, 2009, 3:33 PM








Hehehe. kalau orang yang sudah menjalani Zen (bukan sekedar mendalami), tak 
akanlah bercuap2 sibuk bermillis ria di sini....
Millis ini memang tempat adu mulut asah pikiran, bukan tempat asah hati kok, 
kalau itu tempatnya mungkin di gunung di petapan. 
Kita ini masih golongan manusia2 Rudin (俗人) kok...





From: HendryKo <al...@xl.blackberry .com>
To: Budaya Tionghua <budaya_tionghua@ yahoogroups. com>
Sent: Wednesday, April 8, 2009 2:01:21 PM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Gong'an Chan: Bakar Patung



Saya pernah diskusi dengan suhu xue hua (ini hopeng ko akian) hahahaa...

Proses zen sebenarnya lebih cenderung ke proses anatta (tanpa aku) atau bahasa 
awamnya tanpa ego. Kembalikanlah lagi kita melakukan sesuatu apakah berdasarkan 
ego?
gw bakar patung karena:
1.gw tau zen ga perlu patung, alias kasi orang tau gw ngerti zen,so Gw keliatan 
hebat karena uda ngerti zen.
2.Gw ga suka liat orang nyembah patung alias gw mau orang ikutin versi gw.

Atau?
Lebih baik gw bakar dulu patung ini, bsk gw ganti patungnya, toh semua org 
disini kedinginan dan perlu ditolong, daripada MATI????

Jika kita membakar karena adanya kepentingan "biar gw keliatan hebat", itu 
artinya pandangan kita salah!
Tapi jika karena untuk kepentingan atau keadaan bersama, untuk menolong, maka 
itu adalah zen.


Kadang kita sendiri nga ngerti, kita melekukan sesuatu itu atas dasar biar 
keliatan hebat??? Atau emang mau memberikan pengertian yg lebih bener (karena 
kita selalu pikir kita bener)


Pada saat kalian debat, atau menulis posting di forum ini, silahkan belajar 
melatih zen. Apakah gw post ini biar gw keliatan pinter? Atau biar buat belajar 
atau bertanya? 
Banyak juga yg kesan merendah, merendah dan menaikkan mutu kemudia menyindir, 
itu juga biar ngerasa puas, udah nyindir orang..... Nahh lo!! Itu mah namanya 
egois, melatih memuaskan diri sendiri karena udah nyindir...

Semoga bermanfaatt. ..

Wasallam... 

:) 


Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss... 
!

Alibi... Alibi.. Alibi...!


From: "Hendri Irawan" 
Date: Wed, 08 Apr 2009 06:28:47 -0000
To: <budaya_tionghua@ yahoogroups. com>
Subject: [budaya_tionghua] Re: Gong'an Chan: Bakar Patung



Zaman sekarang yang disebut sudah "modern" ini memang kelihatan sekali banyak 
orang yang menonjolkan "membakar patung budha", "meludahi patung budha", 
"melemparkan kotoran ke patung budha". Dasar pemikiran mereka mungkin adalah 
rasionalitas.

Sisi negatif dari pemikiran seperti itu adalah angkuh, congkak dan terjebak 
pada ilusi bahwa "sudah mengerti". Bagi mereka, orang yang menghormati 
kayu/batu/semen/ kertas/logam rada "kuno" dan tidak masuk logika/rasio. Saking 
logis dan ber-rasio nya mereka sehingga istilah tepa selira, saling pengertian 
dan toleransi hanya berupa kata-kata kosong belaka. 

Belum lagi keangkuhan mereka menghalangi mereka untuk melihat makna filosofis 
di balik segala macam penghormatan/ penyembahan barang-barang tadi.

Ada yang pernah menegur saya dengan begini "si Gottama memang sudah mati dari 
kapan-kapan, tapi setinggi apa hati kamu untuk tidak bersujud di depan sebuah 
patung semen ?"

Hormat saya,

Yongde

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "ardian_c" <ardia...@.. .> wrote:
>
> gong an seperti itu ya banyak, tapi ini kejadian di taiwan, pernah denger ada 
> satu kelenteng yg rupangnya/patungnya sering ditaruh perhiasan mahal, entah 
> dari emas atau jg dari permata. Uniknya ada org yg "meminjam" perhiasan itu 
> utk digadaikan dan hasilnya digunakan sebagai modal, biasanya lewat 1 taon , 
> itu perhiasan ditebus atau diganti yg lebih indah. So itu memang perhiasan 
> utk memperindah dan sebagai nilai seni jg perwujudan keyakinan. Tapi dibalik 
> itu perhiasan itu jg memiliki fungsi yg lain.
> 
> Dalam banyak hal , kita tjoema baca alias membeo termasuk gong an /koan zen. 
> Jadinya seperti anekdot koan di Jepang , ini kalau tdk salah DT Suzuki yg 
> menceritakannya.
> Ada satu org barat yg merasa sdh memahami apa itu Buddha Dhamma dan mengerti 
> hakekat Zen, ia dgn pongahnya datang ke vihara Zen di Jepang.
> Org barat itu kaget melihat para bhiksu Zen di Jepang masih menghormati 
> patung Buddha dan org barat itu lantas menegur bhiksu2 Zen disana. "Bukannya 
> kalian sudah memahami hakekat ke Buddhaan, kalau saya melihat patung ini, 
> akan saya ludahi patungnya."seru orang barat itu dgn bangganya.
> Bhiksu itu tersenyum dan menjawab,"Anda meludahi, kami membungkuk memberi 
> hormat."
> 
> Dari cerita itu kelihatan kalau si orang barat itu "sok" tercerahkan tapi apa 
> yg ia sadari itu masih secuil dari kenyataan yg ada.
> Artinya cuma bergaya memahami Zen tapi tdk paham.
> 
> Sama jg ketika org membaca buku Zhuang Zi lantas terjebak pada kata2 Xiao Yao 
> alias bebas tak terikat, lantas berperilaku semena2 di dunia nyata.
> 


















      

Kirim email ke