mau diterjemahkan sedekat mungkin dng bunyi aslinya secara teknis mungkin saja, 
tapi apakah hasil terjemahan ini mudah diingat shg cepat diserap orang Tionghoa 
yg sama sekali tak paham bhs Indo? Ingat, istilah2 mandarin ini yg pakai 
terutama adalah org asing, bukan kita2 orang indo yg kebetulan paham bahasa 
mandarin!
Bisa dibayangkan tdk? Jika dlm membaca novel indo yg diterjemahkan dlm bhs 
mandarin penuh dng nama2 tempat yg bunyinya asing, berpanjang2 dan tak memiliki 
makna, apakah pembaca akan tahan? 
Jika anda membaca terjemahan impian loteng merah dlm bhs inggris, pasti akan 
menemui nama2 tokoh yg sdh diinggriskan, mengapa? Karena memang sulit bagi 
orang barat yg tak paham bhs mandarin mengingat nama Tionghoa! Itulah mengapa 
petugas hotel2 di China semua juga pakai embel2 nama barat. 

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-----Original Message-----
From: "ivan_taniputera" <ivan_taniput...@yahoo.com>

Date: Wed, 05 Aug 2009 13:09:54 
To: <budaya_tionghua@yahoogroups.com>
Subject: [budaya_tionghua] Re: Dapatkah Aksara Mandarin Dipergunakan Untuk 
Menulis Bahasa Indonesia?


Salam,

BAgaimana kalau:

Mangga Dua = 
m¨¢ng   ji¨¡    t¨³     hu¨¤ (mangjia tuhua)
æ      ¼Ó      ÍÁ      Ô'

Muara Karang:

m¨³     a       l¨¡     ji¨¡    l¨¤ng  (muala jialang)
ĸ      °¡      À­      ¼Ó      ÀË

Ini hanya sekedar usulan.

Salam damai,

IT.

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zho...@... wrote:
>
> Untuk nama tempat, saya kira jangan fanatik harus pakai terjemahan bunyi. 
> Terjemahan arti juga sah dipakai, terutama utk nama tempat yg masih bermakna. 
> Kalau semua mengacu pada bunyi aslinya, bisa2 membuat orang yg tak familiar 
> dng bhs asing mabok. Misalnya nama Grand canyon, saltlake city dlm bhs 
> mandarin diterjemahkan mengacu ke artinya. Demikian juga mangga dua dan muara 
> karang, coba bayangkan begitu susahnya jika istilah2 diatas diterjemahkan ke 
> bhs mandarin  sesuai bunyinya, siapa yg bisa ingat? 
> Nama tempat yg diterjemahkan mengacu pada arti punya keuntungan tersendiri, 
> selain mudah diingat, juga memberi kesan lebih dalam, itulah maka Xihu 
> diterjemahkan menjadi West Lake, Chibi menjadi Red Clift. Begitu menyebut org 
> langsung bisa berasosiasi.
> 
> Sent from my BlackBerryȃ
> powered by Sinyal Kuat INDOSAT
> 
> -----Original Message-----
> From: "ibc" <ibcin...@...>
> 
> Date: Wed, 5 Aug 2009 19:13:05 
> To: <budaya_tionghua@yahoogroups.com>
> Subject: [budaya_tionghua] Dapatkah Aksara Mandarin Dipergunakan Untuk 
> Menulis Bahasa Indonesia?
> 
> 
> Rekan milis,
> 
> Maaf, Sedikit pertanyaan, kalu percobaan ini mencapai kata sepakat di milis.
> Bagaimana caranya agar "phrase"  kata yang mirip bunyinya dengan nama tempat
> ini bisa dipakai oleh khalayak umum. Dalam tulisan dan  percakapan??
> Mengingat bahasa haruslah dipakai oleh masyarakat dan tidak hanya  terbatas
> beberapa anggota milis saja yang sepaham ??  Maaf  bukan membuat kecil hati,
> tapi sekedar  brain storming untuk manfaat dan kepraktisan  apa  yang akan
> didiskusikan disini.
> 
> Salam erat,
> 
> Sugiri.
> 
> -----Original Message-----
> From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] On Behalf Of ivan_taniputera
> Sent: Wednesday, August 05, 2009 6:44 PM
> To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> Subject: [budaya_tionghua] Re: Dapatkah Aksara Mandarin Dipergunakan Untuk
> Menulis Bahasa Indonesia?
> 
> Benar saya setuju,
> 
> Penamaan Sanbaolong mungkin sudah ketinggalan zaman dan perlu disesuaikan
> dengan zaman sekarang. Contoh lain adalah Wanlong (Bandung), yang bisa
> ditulis Pantong.
> Mengenai bunyi "ra" bisa dipergunakan "la" (pedas). Ide ini sebenarnya sudah
> lama. Pernah dirintis oleh seorang laoshi (pengajar) Mandarin dari Semarang
> waktu saya masih SMP.
> Mengenai fonem r dapat digunakan er. 
> Demikian sedikit tambahan dari saya.
> 
> Salam damai,
> 
> IT.
> 
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, dewa mabuk <cuei_pa_sien@> wrote:
> >
> > Ivan?heng, 
> > ?> Apabila tujuannya adalah untuk membantu pengucapan yang tepat,
> seharusnya untuk sebagian bisa.
> > Misalnya: Semarang bukannya ditulis atau dilafalkan sebagai "San Bao
> Long"?tapi ditulis sebagai "Shi Ma Rang"? "Rang" dari "rang -hou".? 
> > ?> Meskipun demikian, tidak semua?ucapan dapat diwakili, masih banyak yang
> tidak terakomodir; misalnya?vonem "r" pada tengah atau akhir kata seperti
> "jakarta", "gemar", ?dan bunyi "re" pada "remaja", "ra"?pada "gembira".
> > ?> Salam,
> > Tjoei Sian
> > ?> 
> > ?>
> 
> 
> 
> 
> ------------------------------------
> 
> .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.
> 
> .: Website global http://www.budaya-tionghoa.net :.
> 
> .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.
> 
> .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.
> 
> Yahoo! Groups Links
>



Kirim email ke