haiyah ungkapan sinis jangan di terjemahkan mentah2 dunk pak .......


2009/12/21 ikkyosensei_ym <ikkyosen...@gmail.com>

>
>
> Oh, jadi agama sudah ada sejak jaman manusia kera berjalan tegak yach? Kok
> jadi bignung. Agama survival of the fittest tersebut di Indonesia boleh gak
> diajarkan?
>
>
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com <budaya_tionghua%40yahoogroups.com>,
> shinmen takezo <hisashi.mits...@...> wrote:
> >
> > Agama telah sukses membawa manusia lebih bermartabat di antara seluruh
> > primata yang ke arah survival for the fittest ,
> >
> >
> > >
> > > --- In 
> > > budaya_tionghua@yahoogroups.com<budaya_tionghua%40yahoogroups.com><budaya_tionghua%
> 40yahoogroups.com>,
>
> > > "M. Huda" <huda_ya@> wrote:
> > > >
> > > > Maaf ikutan, tapi saya setuju berat!
> > > >
> > > > Saya sudah muak segala bentuk ekstrimisme, islam, sunni, shia,
> kristen,
> > > katolik, yahudi, demokrasi, komunis, sosialis, kapitalis, fasis, arab,
> > > tionghoa. Beberapa waktu terakhir ini saya berusaha mengenal para
> ekstrimis
> > > dari berbagai agama, etnis, budaya dan ideologi dan hanya satu yang
> saya
> > > dapatkan dari mereka semua, mereka orang gila. Saya setuju pemisahan
> agama
> > > dengan politik.
> > > > God bless you, sir.
> > > >
> > > > -= M. Huda =-
> > > >
> > > >
> > > >
> > > >
> > > > ________________________________
> > > > From: liang u <liang_u@>
> > >
> > > > To: 
> > > > budaya_tionghua@yahoogroups.com<budaya_tionghua%40yahoogroups.com><budaya_tionghua%
> 40yahoogroups.com>
>
> > > > Sent: Sat, 19 December, 2009 19:30:48
> > > > Subject: [budaya_tionghua] Extrimisme dalam agama adalah gerakan yang
> > > paling berbahaya. OOT
> > > >
> > > >
> > > > Extrimisme bukan saja dalam politik, dalam politik abad lalu kita
> melihat
> > > extrimisme Hitler, Jepang dan Italia dengan fasismenya. Extrimisme
> zaman
> > > Jiang Qing dan kelompok 4 nya di Tiongkok, ekstrimisme di Kamboja zaman
> Pol
> > > Pot, ekstrimisme zaman orda Baru di Indonesia dan lainnya. Berapa puluh
> juta
> > > jiwa melayang akibat ekstrimisme ini. Orang Jerman yang membasmi
> Jahudi,
> > > orng Jepang yang membantai orang Tiongkok, rezim Orba yang membantai
> jutaan
> > > orang yang dituduh komunis dan Tionghoa dsb tidak ada hentinya. Semua
> > > akarnya adalah ekstrimisme, menganggap sesuatu yang mutlak dan tak
> dapat
> > > dibantah.
> > > > Extrimisme bisa juga muncul dalam agama. Mulai abad yang lalu
> ektrimisme
> > > Islam mulai mendapat kekuatan di Indonesia, pasukan DI-TII yang tiap
> hari
> > > membakar kampung membakar manusia dan menyembelih semua yang bisa
> ditangkap.
> > > Jam 4 sore, orang sudah tak ada yang berani meninggalkan Bandung pergi
> ke
> > > Purwakarta, karena pasti nyawa akan hilang di jalan.
> > > > Gerakan ini akhirnya berhasil dipadamkan dengan tertembaknya
> > > Kartosuwirjo.
> > > > Sangat disayangkan, di Indonesia gerakan ekstrimis DI-TII
> diorganisasi
> > > oleh orang-orang fanatik, tapi di Barat banyak diorganisasi oleh orang
> > > terkemuka, dengan tujuan membantu menaklukkan negara Timur melalui
> mental.
> > > Tentara masuk misionaris masuk, tentara menaklukkan perlawanan
> bersenjata,
> > > misionaris menalukkan dengan penyebaran agama, mereka melakukan cuci
> otak,
> > > bahwa semua yang dilakukan oleh tentara kolonial adalah kehendak Tuhan.
> Anda
> > > boleh percaya boleh tidak, sebab banyak diantara kita yang sudah
> melalui
> > > brain wash sudah tak dapat berfikir rasional lagi. Lihat saja asal ada
> > > seorang yang seiman dapat serangan, maka langsung marah, tidak dilihat
> dulu
> > > apa yang telah diperbuat orang itu.
> > > > Saya tidak mengatakan semua begitu, tapi yang sudah dibrainwash
> melalui
> > > ekterimisme sudah begitu. Anda boleh cek satu persatu.
> > > > Beberapa tahun lalu, seorang menteri di Singapore sudah memberi
> > > peringatan keras, makin banyak orang beragama tak ada salahnya, tapi
> > > pergeseran ke arah ekstrimisme harus dicegah. Ekstrimisme akan memaksa
> > > pemerintah mengikuti pola mereka, ini bukan agama lagi tapi politik
> yang
> > > ditunggangi agama. Seorang pemuda masih famili saya, dengan napas yang
> > > tersengal-sengal karena marah ia bilang, Pemerintah mulai ngaco, Wong
> Kan
> > > Seng ngawur, katanya. Ketika saya tanya, Wong Kan Seng menyatakan,
> politik
> > > harus lepas dari agama, anda boleh percaya agama apa saja, Kristen,
> Katolik,
> > > Buddha, Tao, Jahudi dll. tapi kalau mau bicara politik tanggalkan jubah
> > > agama anda.
> > > > Dengan tenang saya katakan, lalu apa salahnya? Mereka mau menekan
> > > Kristen? Menekannya bagaimana? Mengapa politik tidak boleh ditinjau
> dari
> > > agama?
> > > > Saya bilang tenang, anda katanya menyenangi sistem demokrasi, dalam
> > > agama, apalagi yang ekstrim tak ada demokrasi. Apa kata pendeta (karena
> anak
> > > itu Kristen) itulah yang harus dilakukan, tak ada tanya jawab, tak ada
> > > bantahan, siapa yang meragukan ia adalah penghianat dan akan dimusuhi.
> Tak
> > > percaya, anda ajukan pertanyaan saat khotbah, apa jawabnya, akan
> berbeda
> > > sekali dengan mimbar ilmu, mimbar di sekolah. Anda diharap banyak
> bertanya
> > > bahkan membantah sang dosen. Di gereja (saya ambil contoh gereja karena
> anak
> > > itu Kristen dan saya sendiri Kristen) anda tak boleh membantah sama
> sekali,
> > > karena pendeta adalah pembawa suara Tuhan.
> > > > Sayang gerakan ini sekarang meluas, orang yang tak tutup mata pasti
> > > melihat dan merasakan. Hasilnya semua yang diperbuat orang Timur,
> terutama
> > > pemerintahnya di 'setan'kan. Jangan harap orang barat dan orang yang
> sudah
> > > dibrainwas melalui agama berani menyebut, Tiongkok berbuat benar. Semua
> > > salah. Pembangunan berhasil baik, dianggap salah karena masih ada yang
> > > miskin, apa di USA sana tak ada yang miskin? Jalan-jalan di Wall Street
> > > tentu saja tidak bisa melihat yang miskin. Gempa bumi mereka gembira,
> itu
> > > hukuman Tuhan! Aceh tsunami gembira hukuman Tuhan, waktu Nias tsunami
> baru
> > > bungkam kenapa yah yang percaya Tuhan kena Tsunami. Hasil cuci otak,
> otakpun
> > > sudah tak dapat berfikir! Bush menyerang Irak karena mendapat perintah
> > > langsung dari "Tuhan", setelah hasilnya murat marit, baru ngomong lagi
> > > "Rupanya Tuhan belum mengizinkan" Lalu dulu mengapa ngomong begitu?
> Bukan
> > > Tuhan, Bush sendiri mengaku Tuhan. Di Gereja pendeta mengaku perintah
> Tuhan,
> > > makin
> > > > menggebu ia berkhotbah, makin banyak pengikutnya, sudah watak manusia
> > > yang mudah dihasut, hasilnya jemaat makin banyak, uang makin banyak
> masuk
> > > kantong. Akhirnya UUD.
> > > > Memang sayang, orang sering tak dapat membedakan yang ekstrim (hanya
> > > mengaku perintah Tuhan) dan yang tidak, celakanya kebanyakan penganut
> lebih
> > > senang yang ektrim karena sambil mengejek orang, sedang yang tulus akan
> > > berkhotbah dengan halus bukan dengan makian.
> > > > Apakah ini bukan ejekan kepada orang yang benar=benar saleh kepada
> > > agamanya? Lihat ketika rakyat masih tidur di bawah jembatan para
> pengkhotbah
> > > sudah mempunyai rumah gedung, villa , mobil pribadi dll. di mana
> letaknya
> > > kasih? Contoh pastor Mangunwijaya yang berani tidur di bawah jembatan
> > > bersama gelandangan, lihat ibu Teresia yang berani menampung anak yang
> kena
> > > penyakit menular dan hidup dalam kemiskinan?
> > > > Lihat pastor Sediawan (maaf kalau salah ejaannya) yang menolong
> korban
> > > perkosaan saat peristiwa Mei, perbuatan yang mungkin bisa melenyapkan
> jiwa
> > > sendiri. Sadarlah, budaya kita yang menganggap semua orang didunia
> > > bersaudara jauh lebih baik daripada membagi dua manusia penganut Tuhan
> dan
> > > penganut setan. Kakak isteri saya, lewat depan kelenteng tak mau, harus
> > > berputar jauh, karena tak mau melihat rumah"setan" . Ia tak tahu yang
> dipuja
> > > di sana patung Kwan Kong, seorang jenderal yang bijaksna dan bermoral
> > > tinggi. Sedang turis barat berbondong bondong masuk ke kelenteng.
> > > > Di Tiongkok, orang Tibet, orang Uygur bisa memprotes, karena mereka
> masih
> > > diberi hak, jumlahnya bertambah terus. Di USA, di Australia mana
> mungkin
> > > penduduk asli bersuara, sudah dibantai hampir habis, orang putih
> > > diperbolehkan membunuh orang asli Amerika dan orang Negero karena
> mereka
> > > dinyatakan bukan manusia. Syarat manusia adalah percaya Tuhan, dan
> Tuhannya
> > > adalah Tuhan mereka, yang sudah didefinisikan olleh mereka dan sudah
> > > diwakili oleh mereka.
> > > > Ektrimisme hanya akan menimbulkan kerusukan besar dalam dunia, bukan
> > > kedamaian. Sudah ada para ahli yang meramalkan, kalau perang dulu
> adalah
> > > perang politik dan ideologi, abad kini adalah abad bentrokan
> ekstrimisme
> > > dalam bentuk teror dan agama.
> > > > Tentu saja kita masih harus mengharapkan pempimpin negara yang
> mencegah
> > > ke arah sana. Kalau Tuhan hanya satu, Ia tak akan memerintahkan sesuatu
> yang
> > > bertentangan kepada manusia, tak akan mengadu domba dengan memberi
> perintah
> > > yang bertentanan satu sama lain.
> > > > Semoga tak ada yang tersinggung, saya tidak berniat berdebat, tolong
> > > renungkan dengan akal sehat. Akibatnya seluruh umat manusia yang akan
> > > menderita bukan satu dua orang. Sekali lagi saya tegaskan, saya seorang
> > > Kristen, tapi tak percaya kalau ada pengkhotbah yang ngaco belo dan
> > > menghasut orang memusuhi sesama manusia, itu bukan perintah suci tapi
> > > perintah kriminal.
> > > > Salam
> > > >
> > > >
> > > >
> > > >
> > > >
> > > >
> > > >
> > > > ________________________________
> > > > From: "agoeng_set@ yahoo.com" <agoeng_...@yahoo. com>
> > > > To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
> > > > Sent: Wed, December 16, 2009 8:38:34 PM
> > > > Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: nDableg ( ikut nimbrung ).
> > > >
> > > >
> > > > Mungkin jika mengalami sendiri gimana keluarga pecah, anak n ortu
> > > musuhan, adik dan kakak ga saling nyapa, hanya gara2 yg sudah " tobat"
> > > mengajak yg laennya "tobat" dan tidak diikuti bahkan banyak yg sampe
> > > meninggalpun masih "bermasalah" maka akan tau kenapa org antipati
> terhadap
> > > kiprah kristen n budaya tionghoa.
> > > > ________________________________
> > > >
> > > > From: jackson_yahya@ yahoo.com
> > > > Date: Wed, 16 Dec 2009 12:13:35 +0000
> > > > To: <budaya_tionghua@ yahoogroups. com>
> > > > Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: nDableg ( ikut nimbrung ).
> > > >
> > > > Saya dari lahir kristen dan baru 5 tahun ini jadi buddhist. Sejak
> kecil
> > > selama 24 tahun sudah beberapa kali pindah gereja.
> > > >
> > > > Dari smua gereja hanya katolik yang ajarannya murni dan sesuai firman
> (
> > > kasih yang terutama )
> > > >
> > > > Kalau kristen non kharismatik juga bagus hampir mirip katolik
> > > mengutamakan kasih juga hanya sedikit "fanatik"
> > > >
> > > > Kristen kharismatik (berbahasa roh) wahhh tiap gereja kharismatik
> > > ajarannya beda2 tergantung pendetanya. Kasih nomor 2 hanya iman yang
> > > menyelamatkan
> > > > (tujuannya cari selamat aja)
> > > >
> > > > Tapi yang saya lihat dari ketiganya yang paling di berkati oleh tuhan
> > > gereja kharismatik (berbahasa roh) para pendetanya benar2 di beri
> kelimpahan
> > > berkat, mobil dan rumah nya mewah2.
> > > >
> > > >
> > > > Semua tulisan saya ini hanya pendapat pribadi belum tentu benar.
> > > > Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung
> > > Teruuusss... !
> > >
> > > > ________________________________
> > > >
> > > > From: "Erik" <rsn...@yahoo. com>
> > > > Date: Wed, 16 Dec 2009 10:34:43 -0000
> > > > To: <budaya_tionghua@ yahoogroups. com>
> > > > Subject: [budaya_tionghua] Re: nDableg ( ikut nimbrung ).
> > > >
> > > > Selamat sore koh Beng, senang sekali jumpa lagi di milis ini!
> > > > Saya rasa anda salah menangkap apa yang saya maksud dalam posting
> saya
> > > terdahulu itu. Memang tidak betul kalau dikatakan salah satu misi
> penyebaran
> > > agama Kristen pada awal misionaris barat adalah untuk memberangus
> budaya
> > > lokal setempat yang sudah berakar kuat sebelumnya.
> > > > Saya kira kalimat dan bahasa saya tidak seperti itulah! Sebagai
> seorang
> > > Katolik yang pernah mengalami "brain washing' selama bertahun-tahun di
> STF
> > > Driyarkara, saya pun setuju dan menghayati benar bahwa tujuan utama
> para
> > > misionaris adalah menyebarkan kasih. Namun sebagaimana saya katakan
> > > sebelumnya, lewat studi perpustakaan (yang amat minim) serta pengamatan
> saya
> > > (yang amat dangkal pula) saya mendapatkan adanya semacam "Persepsi Yang
> > > Keliru" dari misionaris barat pada awal kedatangan mereka ke ladang
> Timur
> > > kita ini. Persepsi yang keliru itu adalah bahwa "keterbelakangnya
> > > bangsa-bangsa Timur disebabkan oleh belenggu budaya yang masih primitip
> > > serta kepercayaan takhyul! " Tentu persepsi keliru itu bukan monopoli
> para
> > > misionaris, karena itulah pandangan hampir seluruh masyarakat barat
> pada
> > > zamannya dulu itu! Namun implikasinya pada misionaris ketika mereka
> berkarya
> > > di ladang Timur kita ini, berakibat fatal yakni peragaan "Arogansi
> > > Kultural". (Mohon
> > > > diperhatikan, yang saya maksud AROGANSI KULTURAL bukan arogansi
> sikap,
> > > tetapi arogansi pendangan walau mereka tetap tampil dengan sikap yang
> sopan
> > > dan rendah hati).
> > > > Saya pun setuju bahwa banyak sekali jasa-jasa yang telah disumbangkan
> > > oleh para misionaris barat bagi kita masyarakat Timur. Salah satu
> contoh
> > > yang bisa saya sebutkan adalah Matthew Ricci yang berjasa mengajarkan
> dan
> > > menterjemahkan kitab-kitab ilmu pengetahuan alam dan ilmu pasti dari
> barat
> > > ke dalam bahasa Mandarin. Tanpa jasa beliau, saya kira bangsa Tionghoa
> tak
> > > mungkin bisa mencapai kemajuan sepesat hari ini dalam bidang IPTEK.
> > > > Namun demikian, koh Beng! Situasinya kita di Indonesia sekarang sudah
> > > berubah pasca era reformasi. Banyak sekali sekolah-sekolah yang
> dikelola
> > > Yayasan Kristen berlomba-lomba menyelenggarakan kursus bahasa Mandarin,
> > > bahkan saya tahu dan saya kenal ketua yayasan beberapa sekolah Kristen
> yang
> > > mengharuskan siswa berbahasa Mandarin pada hari-hari tertentu, di
> samping
> > > bahasa Inggris pada hari-hari lain. Bukan cuma itu, teman kita pak
> Kukuh dan
> > > juga instruktur kaligrafi dan Chinese painting asal Nanjing Tiongkok
> pun
> > > adalah umat Nasrani yang sangat getol mendalami dan memperkenalkan
> budaya
> > > Tionghoa ke mana-mana.
> > > > Sebagaimana telah saya singgung pada posting terdahulu. Pemberangusan
> > > budaya Tionghoa oleh lembaga-lembaga agama di Indonesia juga
> terkondisikan
> > > oleh kebijakan rezim rasis Orde Bau yang anti Cina selama lebih 30
> tahun
> > > lalu. Saya yakin dan percaya (sebab saya mendapat pelajaran dan latihan
> itu
> > > di STF Driyarkara) bahwa lembaga agama Kristen tahu dan paham akan
> metode
> > > inkulturasi dalam misi pengabaran injil. Namun, dalam situasi yang
> serba
> > > curiga dan anti Cina pelaksanaan metode inkulturasi yang mengakui
> eksistensi
> > > budaya Tionghoa bukanlah sebuah pilihan yang menguntungkan waktu itu di
> > > Indonesia.
> > > > Namun demikian, yang saya sesalkan adalah di samping keterpaksaan
> untuk
> > > menyesuaikan diri dengan kebijakan anti Cina rezim Orde Bau, ada juga
> > > beberapa lembaga Kristen yang dikelola justru oleh orang Tionghoa
> (entah
> > > dengan maksud dan tujuan apa?) justru dengan sengaja
> membentur-benturkan
> > > budaya Tionghoa dengan Injil, dan hal itu tetap berlangsung sampai hari
> ini,
> > > sebagaimana yang disinyalir oleh beberapa rekan di milis ini.
> > > > Beda halnya dengan Katolik. Agama Katolik yang pernah masuk ke
> daratan
> > > Tiongkok jauh sebelum zaman Yuan pernah menelan pil pahit gara-gara
> tidak
> > > menghargai budaya lokal. Agama Nasrani yang pada zaman itu dikenal
> dengan
> > > nama Jing Jiao pernah mengalami masa-masa kejayaan di Tiongkok berkat
> > > keberhasilan mereka mendekati para bangsawan dan inner-circle kerajaan.
> > > Tetapi naasnya, hanya gara-gara melarang umatnya memelihara meja abu
> leluhur
> > > dan melaksanakan beberapa upacara
> > > > tradisional, agama Jing Jiao pun dilarang oleh raja yang merasa
> > > tersinggung, para pastur bule harus minggat dari Tiongkok diusir oleh
> > > kerajaan dan pastur lokal pun dipaksa lepas jubah.
> > > > Nah, berkaca pada pengalaman masa lampau itu, pastur-pastur Katolik
> yang
> > > datang ke daratan Tiongkok di kemudian
> > > > hari (Matthew Ricci dkk) lebih pandai beradaptasi dengan budaya
> lokal.
> > > Dengan berjubah pendeta Taois mereka memberi kotbah dalam bahasa
> Mandarin,
> > > bangunan gereja pun ditata dalam arsitektur dan ornamen ketionghoaan.
> Bahkan
> > > sembahyang leluhur dengan hio pun tidak diharamkan, asal tidak
> dilakukan di
> > > paroki. Hal serupa juga dipraktekkan di Indonesia, walau masih dalam
> cekaman
> > > rezim rasis Orde Bau dulu, misalnya paroki Santa Maria de Fatima (Toa
> Se
> > > Bio) yang di Petak sembilan serta yang di Mg Besar Jakarta tidak pernah
> > > putus menyelenggarakan misa Sincia setiap tahun sepanjang masa
> kekuasaan
> > > rezim Orde Bau.. Dalam terminologi antropologi budaya, apa yang
> dilakukan
> > > Matthew Ricci dkk iktulah yang saya maksud "metode Inkulturasi" , masuk
> dan
> > > meleburkan diri ke dalam lingkup budaya lokal, dan menjadi bagian dari
> > > budaya itu. Ini pula yang pernah dilakukan oleh rahib-rahib Buddhis di
> > > Tiongkok yang asalnya dari India, sampai-sampai hari ini orang sudah
> lupa
> > > lagi
> > > > tanah asal agama Buddha adalah di India.
> > > > Mengapa rekan-rekan pendeta anti budaya Tionghoa yang disinyalir oleh
> > > beberapa rekan di milis ini tidak mau berkaca dan bercontoh pada
> > > saudara-saudara Katolik untuk berinkulturasi pada budaya Tionghoa dalam
> > > karya mereka?
> > > > Oh ya, mohon jangan salah mengerti lagi, pendeta yang saya maksud
> adalah
> > > yang disinyalir anti budaya Tionghoa oleh rekan-rekan. Bukan
> keseluruhan! !
> > > Jangan nanti saya disalahi lagi.
> > > >
> > > > Salam,
> > > >
> > > > Erik
> > > >
> > > > In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, beng mazmuri <bengmaz@> wrote:
> > > > Dear all members,..
> > > >
> > > > Saya baru brapa bulan mengikuti milis BT, Senang sekali bisa
> > > mendapatkan banyak pengetahuan tentang hal2 yg berhubungan dng
> kebudayaan
> > > Tionghoa, baik dari sisi sejarah, sosial ,,filosophi ,mitos dan
> implikasi
> > > untk kehidupan sehari2 ------------ --------- --------- ---------
> ---------
> > > --------- --------- --------- --------- --------- --------- ---------
> > > --------- --------- --------- --------- --------- --------- ---------
> > > --------- --------- --------- --------- --------- --
> > >
> > > > > 6. Saya ingin menyanggah sedikit pernyataan Sdr Eric, adalah tidak
> > > betul bhw misi penyebaran agama kristen pd awal2 misionaris yg di
> pelopori
> > > oleh orang2 barat , salah satunya adalah untk memberangus kebudayaan
> lokal,
> > > setempat yg sudah berakar kuat sebelumnya. Misi mrk yg terutama dalah
> > > pendidikan dan kesehatan, siapa yg mau memperhatikan mrk..? ( suku2
> atau
> > > masyarakat yg dianggap terbelakang, bahkan kanibal ). Saya sedih ktk
> ada
> > > pihak2 yg menyerang mrk, dng alasan , mendirikan sekolah2 atau rumah
> sakit,
> > > hanya kedok belaka , semata mata untk menyebarkan agama kristen atau
> "brain
> > > washing ", Prinsip utama dlm ke kristen an adalah "KASIH ".
> > > >
> > > > Salam....
> > > >
> > >
> > >
> > >
> >
>
>  
>

Kirim email ke