David heng,

Terima kasih informasinya. Agak ironis sebenarnya kalau saya sampai baru 
mengenal masakan itu setelah berada di negara singa. Mudah2an tumbuhnya 
restoran2 peranakan dapat mempopulerkan masakan2 khas ini. Sayang sekarang 
restoran2 itu termasuk restoran mahal ya.

Salam

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "David" <dkh...@...> wrote:
>
> Andipo-te,
> 
> Bukan hanya di Bogor dan Bandung saja, tapi di Jakarta dan Tangerang juga 
> ada. Kalau di Jakarta namanya Ayam KELUWEK, cuma di sana namanya Ayam 
> KELOWAK. Nah!
> 
> Minggu lalu, waktu lewat sama teman-teman di Pasar Lama, Jalan Cilame, 
> Tangerang, secara tak sengaja mata owe ‘kebentrok’ sama orang yang jual 
> buah keluak satu wadah penuh. Sayang, owe tidak bisa milih keluwek yang bagus 
> dan cara masaknya. Kalau bisa, owe sudah beli...
> 
> Kiongchiu,
> DK
> 
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Dipo" <dipodipo@> wrote:
> 
> Rekan semua,
> 
> Menurut beberapa orang yang saya temui di Singapura, konon masakan ini khas 
> Peranakan, di Tiongkok sana tidak ada yang makan keluwak.
> 
> Kesimpulan saya soal ayam keluwak kelewek ini, penyebarannya seputar Bogor 
> Bandung dan Semenanjung Malaya ya. Dari Cirebon sampai ke Jatim tidak ada 
> masakan ini. Menarik sekali pola penyebarannya.
> 
> Jadi tidak sabar ingin mencicipi ayam keluak versi Indonesia. 
> 
> Salam
>  
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tjandra Ghozalli <ghozalli2002@> 
> wrote:
> 
> Twakim saya tinggal di Bogor (Jl. Perniagaan) - sekarang sudah meninggal, eh 
> resepnya ikut dibawa. RGDS.TG
>  
> --- On Thu, 7/15/10, Dipo <dipodipo@> wrote:
>  
> From: Dipo <dipodipo@>
> Subject: [budaya_tionghua] Re: Rawon & Pucung Berkeluak Juga. (Was: Ayam 
> Keluak)
> To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> Date: Thursday, July 15, 2010, 6:02 PM
>  
> Ophoeng, ko David, pak Tjandra dan lainnya,
>  
> Saya pertama kali mencicipi ayam keluak di Singapura, dan selama ini mengira 
> hidangan itu khas Peranakan semenanjung Melayu. Memang seperti rawon, kuahnya 
> hitam begitu. Baru tahu kalau masakan itu juga dikenal di Jawa Barat setelah 
> membaca buku "Peranakan Tionghoa Indonesia, Sebuah Perjalanan Budaya".
> 
> Ternyata ko David & pak Tjandra sudah pernah mencicipi masakan itu disini. 
> Malah ternyata ada sapi & gabus keluak juga. Twakim pak Tjandra dulu tinggal 
> di daerah mana ya ? 
>  
> Kalau masak sendiri saya takut, karena konon keluak itu mengandung racun. Lha 
> saya bikin masakan dari bahan yang tidak beracun saja bisa sakit perut :D
> 
> Jadi sepertinya saya musti tunggu hidangan ini keluar di Mirah Delima.
>  
> Salam
>  
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tjandra Ghozalli <ghozalli2002@> 
> wrote:
> 
> Sebetulnya ayam keluak sama seperti sapi keluak atau gabus keluak, cuma bahan 
> dagingnya yg beda. Saya pernah makan pepes pucung di rumah saya punya twakim, 
> rasanya tuh pepesan eunak tenan, gurih dan wangi. Tapi setelah beliau 
> berpulang - saya jadi kehilangan pepes pucung.  Ada yg tau di mana bisa 
> beli pepes pucung? Soalnya dari penelusuran saya se Jabar, nggak ada yang 
> jual tuh.  RGDS.TG
>  
> --- On Wed, 7/14/10, Ophoeng <ophoeng@> wrote:
> 
> From: Ophoeng <ophoeng@>
> Subject: [budaya_tionghua] Rawon & Pucung Berkeluak Juga. (Was: Ayam Keluak)
> To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> Date: Wednesday, July 14, 2010, 11:06 PM
> 
> Bung Andipo dan TTM semuah,
> 
> Hai, apakabar? Sudah makan?
> 
> Saya belum pernah makan ayam keluak, juga ndak tahu di mana mesti cari menu 
> ini di Jakarta, sorry. Tapi kalau lihat resep dan cara masaknya, kayaknya sih 
> itu versi ayam untuk rawon daging sapi (Surabayan), atau pucung untuk gabus 
> (Betawian).
> 
> Ketiga-tiga menu tsb memakai keluak sebagai bumbu utama, berkuah. Hanya saja 
> beda di BBU - Bahan Baku Utama-nya, yakni ayam, sapi dan ikan gabus.
> 
> Dugaan saya, ayam keluak gak gitu populer di mari untuk dimasak 'rawon', 
> karena jaman dulu ayam-nya masih ayam kampung tak berlemak, kurus-kering, 
> jadi kurang sedep-mantep kalau dimasak rawon. Lebih sedep juga kalau dimasak 
> opor yang pake santen. 
> 
> Bandingkan dengan rawon pakai daging sapi yang dipilih bagian berlemak - 
> panas-panas makan gawon - sega rawon (nasi rawon) yang dikondimeni asinan 
> telur bebek dan langunya si pendekar (pendek kekar) kecambah mentah dan 
> sambel terasi yang ditumis dulu pake minyak jelantah.... wah..... mending 
> anda ajak mertua bareng makannya, daripada ntar beliau dicuekin ajah ketika 
> lewat, jeh!
> 
> Beda ama sekarang, ayam-mya panm ayam negeri yang montok tak banyak gerak 
> berlemak, mestinya sih akan enak juga dimasak rawon begitu. Seperti halnya 
> sekarang, kayaknya ada kedai yang menawarkan variasi rawon dengan memakai 
> tulang iga sapi sebagai BBU-nya.
> 
> Kalau anda mau, coba ajah pakai resep rawon untuk masak ayam keluak. Pilih 
> ayam-nya yang gemuk bergajih, biar setara sedep-mantep gurihnya karena ada 
> lemak itu. Atau lihat saja resep-nya di link berikut:
> 
> http://www.asianonlinerecipes.com/nyonya/ayam-buah-keluak.php
> 
> http://original-javanese-recipes.blogspot.com/2007/03/sop-rawon-east-java-traditional-beef.html
> 
> http://masakkue.blogspot.com/2008/10/gabus-pucung-pedas-makanan-indonesia.html
> 
> Ketiga resep itu semuanya memakai buah keluak sebagai bumbu utamanya. 
> Hasilnya tentu saja kurang lebih sama.
> 
> Begitulah saja kira-kira ya.
> 
> Mong-omong, itu buku ttg Peranakan Indonesia di Indonesia atau di Malaysia?
> 
> Salam makan enak dan sehat,
> Ophoeng
> 
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Dipo" <dipodipo@> wrote:
> 
> Rekan semua,
> 
> Sewaktu membaca buku Peranakan Indonesia Tionghoa semalam, dibagian makanan 
> (bagian pertama yang saya baca) disinggung tentang Ayam Keluak. Menurut buku 
> itu, hidangan ini juga bisa didapatkan di Indonesia, khususnya Jawa Barat. 
> Buat saya ini informasi baru, sebelumnya saya mengira masakan ini khas 
> Malaysia / Singapura. Apakah ada rekan2 yang tahu dimana bisa mendapatkan 
> masakan ini ? 
> 
> Salam
>


Kirim email ke