On Tue, 23 Aug 2005, Muhamad Tole wrote:
Segera hentikan kebiasaan menonton film berkostum dinas (seperti
Ultraman, Power Ranger dll), tontonlah film tanpa kostum :-D
-mt-
Pak tole, bagaimana mungkin kita dapat menonton film yg indah kalau
pemainnya tanpa kostum. Justru keindahan itu tampak dari kostum dan tutur
kata ceritanya. Kita lihat kelompok masyarakat yg santun juga tampak
indah, kok tinggal di kampung itu tidak pernah terdengar orang bertengkar,
kalaupun ada kesalahpahaman selalu didiskusikan dimana letak salahnya agar
bisa diperbaiki.
Dalam cerita anak anak itupun kostum dibuat indah berwarna warni sehingga
dapat menarik perhatian anak anak yang menontonnya. Selain itu sutradara
film akan mendapat manfaat kalau kostum aktor aktris filmnya indah, yaitu
berupa royalty dari perusahaan pembuat mainan anak anak.
Kalau kita semua tidak menyukai kostum, bisa bisa budaya kostum nasional
kita juga akan sirna tertelan oleh perkembangan komyunitas IT. Di medan
perangpun tentara Indonesia yang tidak mengenakan kostum bisa
disangka tentara nude :-).
Kostum sudah menjadi perlengkapan standar manusia modern, bahkan kostum
cenderung semakin ringkas dan praktis, sampai-sampai karena bagitu
praktisnya dan simplenya kostum para gadis tampak kecil sekali, dan kalau
dibonceng motor, kulit badan dan celana dalamnya kelihatan :-(.
Pada pegawai bengkel, kostum yang ringan dan kuat amat dibutuhkan karena
dg begitu kostum dapat berfungsi sebagai lemari kunci kunci dan obeng
ketika harus mendekam dibawah mobil yg diperbaikinya.
Para atlet juga menyukai kostum yang bisa dipakai santai dan berolahraga,
sehingga tidak pelu gonta ganti kostum ketika berada di lapangan.
Sayangnya kostum pemain basket atau atlet renang, kurang cocok dipakai
saat santai di daerah dingin. Kostum itu perlu dimodifikasi agar permukaan
tubuh yg tidak tertutup kostum dapat diselimuti oleh bahan anti udara
dingin.
wassalam
-marno-