Maaf Pak Kartono, Bukan berarti jika "anti AS" itu lalu menjadi Nasionalis. Yang kita selalu "kontradik" adalah semua kebijakan pemerintah Indonesia dan juga kebijakan PEMERINTAHAN MANAPUN yang tidak memberikan nilai "PLUS" bagi kepentingan MASYARAKAT LUAS, be it, masyarakat Indonesia sendiri ataupun kepentingan masyarakat negara lain yang sering tidak digubris oleh AS. Misalnya Palestina, Myanmar dan masih ada beberapa negara di Africa yang juga tetap miskin dan tertindas, setelah kekayaan alamnya disedot habis-habisan. Misalnya kontrak-kontrak pertambangan dinegara kita ini, membuat pihak Indonesia menjadi "The Looser", dan lingkungan kita selalu tercemar. Masyarakat sekitar dimana pertambangan dilakukan, tidak mendapatkan hak-hak yang sebenarnya menjadi hak mereka. Bukan malahan dijadikan hak-hak bagi ara pengusaha yang sudah kaya raya dengan kehidupan yang mewah. Dan selalu menempel kepada para politisi, agar selalu medapatkan kontrak-kontrak yang mereka inginkan, bagi perusahaan mereka. Bukankah ini yang sering terjadi dinegara kita ini? Saya tidak anti adanya modal asing di Indonesia, asalkan selalu menjaga keseimbangan lingkungan dan mementingkan hak-hak masyarakat disekitar pertambangan tersebut. Bukan malahan membuat para penyambung lidah rakyat yang duduk dikursi empuk, malahan selalu mendapatkan bursa-bursa BISNIS didaerah, dan mengabaikan kesengsaraan dan penderitaan rakyat. Begitu saja, Pak Kartono, biar tidak salah kaprah pengertian "anti AS" bagi anggota milis FPK ini bukan malahan diartikan NASIONALIST FREAK. Yang kami selalu gembar-gemborkan adalah kebijakan-kebiajakan yang diambil, dinegara berkembang dari negara-negara yang ADI KUASA, karena sering selalu mementingkan keuntungan mereka sendiri. Yang kita khawatirkan adalah KEBIJAKAN melakukan KERJA SAMA tersebut lebih TERSELUBUNG SIFATNYA. Maka dari itu Pemerintahan Mendatang harus lebih TRANSPARAN kepada masyarakat luas, jadi KAMI MERASA JUGA MEMPUNYAI NEGARA INI, dan bisa ikut melestarikan kekayaan serta kebudayaan-na. Jika kami BUTA dengan KEBIJAKAN-KEBIJAKAN pemerintah yang dilakukan dengan negara-negara asing, kami merasa TIDAK di-ikutkan dalam menjaga negara sendiri. Salam, Yuli
--- On Thu, 10/22/09, kmj...@indosat.net.id <kmj...@indosat.net.id> wrote: From: kmj...@indosat.net.id <kmj...@indosat.net.id> Subject: RE: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Menteri Kesehatan Mengejutkan To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Date: Thursday, October 22, 2009, 4:04 AM Sayang sekali Siti Fadillah tidak berjiwa besar dan tidak sportif. Maka bukan mundur secara terhormat tetapi justru memilih mundur dengan menyebar fitnah. Dia bilang anti AS tetapi takut pada Philip Morris yang punya AS. Juga dia sowan ke menkes AS untuk meminta bantuan laboratorium biomedis, Masyarakat pun ikut terbuai, bahwa sikap anti AS berarti nasionalis, dan setiap nasionalis harus anti AS. KM