itulah perlunya
segera dirumuskan sistem manajemen nasional,
atau bisa juga indonesia incorporated.
sehingga apapun upaya kita untuk kerjasama dengan negara lain,
semua beban keuntungan dan kerugiannya akan ditanggung bersama
urusan alih tehnologoi penelitian kan ada ahlinya
urusan tenaga ahli penelitian dengan latar belakang meliter juga ada
ahlinya,
urusan menangkal kegiatan intelijen asing
tapi tentunya  yang merugikan negara
juga ada ahlinya,
semua bisa bekerja sesuai bidang dan keahliannya,
itulah perlunya profesionalisme bagi semua profesi
tapi bekerja dalam satu sistem, itu syaratnya.
termasuk profesi sebagai politisi dilembaga legislatif,
jika negara ini mau maju,
tapi ada yang perlu terus dikembangkan,
yaitu sikap kenegarawanan,
yang secara bijak dan tepat,
mahir mencari, memilih dan mengembangkan
semua kemampuan dan profesionalisme sumberdaya manusia negeri ini
tanpa diskriminasi atau pilih kasih,
atau mungkin hanya didasarkan pada balas budi semata.

salambambangsulistomo






2009/10/26 Kartono Mohamad <kmj...@indosat.net.id>

>
>
> Mbak Yuli, yang dikesankan oleh bu Siti Fadillah adalah yang pro atau dekat
> dengan Namru adalah tidak nasionalis. Saya kira Amerikofobia ini tidak beda
> dengan komunisto fobia, islamofobia. Setiap fobia adalah gejala gangguan
> jiwa. Waspada boleh tetapi tidak gebyah uyah. Kalau memang benar anti
> kapitalis, buktikan bahwa kita sanggup mengatur mereka. Sekarang ini kita
> bukan didikte oleh negara/pemerintah tetapi oleh pemilik modal, baik AS,
> China, Jepong, Korea, dan bahkan Singapura.
> Banyak UU kita yang ketika disusun diintervensi oleh perusahaan-perusahaan
> besar. Jadi yang konyol adalah pemimpin-pemimpin kita sendiri, baik yang di
> parlemen maupun di birokrasi. Jangan salahkan negara lain. Buruk muka
> cermin
> dibelah, namanya.
> KM

Kirim email ke