Pada Senin, 27 Maret 2017 17:28, "nesa...@yahoo.com [GELORA45]" <GELORA45@yahoogroups.com> menulis:
Saya sudah baca buku2 marxis walaupun tidak semuanya. Saya sudah berdiskusi sejak dulu dan lebih intense lagi ketika saya ada kesempatan berdiskusi dengan tokoh2 kiri baik pelaku sejarah maupun akademis. Silahkan bung bilang rakyat kendeng tidak butuh semen.Saya berbeda, saya bilang semua rakyat Indonesia termasuk kendeng butuh semen.Kenapa karena rakyat masih butuh perumahan. Kayu sudah tidak cukup untuk bikin rumah.Semen adalah alternatifnya. Saya tidak pusing kalau definisi rakyat bung tanpa semen. Yang saya cari kebenarannya. Bagi saya jelas tidak mungkin seseorang tidak butuh semen jaman sekarang ini. Ini kebenaran yang saya yakini. Silahkan bung berpendapat ada rakyat yg bisa hidup tanpa semen. Saya sangat mengerti jalan pikiran bung. Ketika saya bilang bung radikal itulah kata kuncinya. Silahkan bung bisa hidup tanpa semen. Saya sangat menerima dan mengerti. Tetapi ketika bung mengatakan rakyat rembang bisa hidup tanpa semen, itu artinya bung sudah jump to conclusion bahwa rakyat rembang itu sejalan dengan jalan pikiran bung. Belum tentu begitu kan kenyataannya? Ini harapan bung yg radikal. Harapan mengharapkan rakyat rembang seradikal bung dan tidak perlu semen ini belum tentu benar. Saya tidak katakan salah tetapi belum tentu benar sekali lagi. Kalau bung mau tahu kebenarannya, bung harus tanya semua rakyat di rembang itu gimana pendapat mereka. Bagi saya jelas rakyat rembang, kendeng itu menuntut pabrik semen di kendeng bukan menolak pabrik semen secara keseluruhan karena mereka masih butuh semen utk tempat tinggal. Saya tahu persis langkanya kayu buat perumahan. Makanya sekarang banyak rakyat nanam sengon buat dijual krn kayu sengon sudah menjadi komoditas yg sangat dibutuhkan. Bayangkan kalau kayu sudah jadi komoditas, gimana bisa semen tidak dibutuhkan. Ini logika sederhana saya. Sudah saya katakan sebelumnya saya tidak mau judge orang lain. Yang saya utarakan adalah pendapat saya. Silahkan berdiskusi sampai berdebat sekalipun tetapi alur pikirannya akan kelihatan. Ini lebih penting. Perbedaan akan selalu bisa dikomunikasikan tetapi tidak perlu ditemukan. Sekali lagi jalan pikirannya dan argumennya yang dapat menunjukkan logika seseorang dalam berdiskusi dan berdebat itu. Kalau tidak ada logikanya itu namanya eyel2an dan ujung2nya berantem sampai bunuh2an. Kenapa bisa terjadi begini? Karena tidak bisa menerima perbedaan! Jadi jangan mengkambinghitamkan perbedaan karena perbedaan itu masih bisa dikomunikasikan. Yang tidak bisa berkomunikasi itu bukan perbedaan tetapi orangnya. Orang itu yg berantem dan bunuh2an bukan perbedaannya apalagi hanya perbedaan ideologi! Nesare From: Tatiana Lukman [mailto:jetaimemuc...@yahoo.com] Sent: Sunday, March 26, 2017 11:46 AM To: GELORA45@yahoogroups.com; nesa...@yahoo.com Subject: Re: [GELORA45] Medan Ikut Dipasung Semen! Mengatakan :"rakyat Kendeng yang kapitalis perlu semen".... Bagi saya yang masuk dalam kategori "rakyat" di Rembang tidak butuh semen!! Kategori "rakyat" bagi saya tidak sama dengan kategori "rakyat" anda Anda TIDAK MUNGKIN akan mengerti jalan pikiran saya. Pandangan dunia dan cara berpikir kita bertolak belakang. Saya tidak percaya pada kolaborasi/kerja sama kelas, sedangkan anda percaya walaupun belum pernah menampilkan contoh kongkrit dimana Jokowi bisa menempatkan satu kaki di rakyat yang menolak proyeknya dan satu kaki lagi di pengusaha. Kalau memang serius ingin mengerti pandangan saya, paling sedikit harus baca dulu "Negara dan Revolusi", "What is to be done" karyanya Lenin, kemudian karya Mao "analisa kelas dalam masyarakat Tkk", karya-karya filsafat Mao: Tentang Kontradiksi ; Tentang Praktek". "Dari mana datangnya fikiran yang tepat". On Saturday, March 25, 2017 2:19 PM, "nesa...@yahoo.com [GELORA45]" <GELORA45@yahoogroups.com> wrote: Bung tidak bisa melihat arti tulisan saya.Masalah kendeng itu masalah social bukan masalah ideologi.Rakyat kendang yg kapitalis perlu semen.Perjuangan mereka bukan menentang semen.Perjuangan mereka menentang pabrik semen di kendeng. Sekali lagi masalah kendeng ini adalah masalah social, kultural, humanism bukan ideologi!Disini tersamarnya bung. Bung selalu menganggap masalah ketidak adilan seperti kendeng ini adalah masalah ideologi.Dengan asumsi ini, bung berpikir bahwa orang kiri adalah satu2nya yg memihak rakyat kendeng. Ini salah! Masalah social, humanism, kultural, keamanan, kesehatan, hukum dll itu adalah masalah semua orang! Nesare From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] Sent: Friday, March 24, 2017 3:05 PM To: GELORA45@yahoogroups.com; nesa...@yahoo.com Subject: Re: [GELORA45] Medan Ikut Dipasung Semen! Nah, ini lagi orang yang mengingkari bahwa semua tindakan dan pikiran punya stempel ideologi. Bukan salah saya kalau anda tidak bisa melihat bahwa perjuangan kaum tani melawan pertambangan dan pabrik semen di Kendeng PADA HAKEKATNYA adalah perjuangan antara dua pola pembangunan yang bertolak belakang, yaitu pola pembangunan neoliberal-kapitalis untuk mencari keuntungan sebesar mungkin melawan pola pembangunan yang ramah lingkungan dan mengabdi kepada kepentingan dan kebutuhan rakyat jelata!!! On Thursday, March 23, 2017 1:32 PM, "nesa...@yahoo.com [GELORA45]" <GELORA45@yahoogroups.com> wrote: Ini yg saya katakan Tatiana tersamar itu. Radikalisme nya bikin dia tidak bisa melihat masalah kendeng itu sbg masalah ideologi.Pabrik semen/kapitalisme bukan masalahnya.Semua orang butuh semen utk bangun rumah krn kayu sudah tidak cukup utk bangun rumah.Semen adalah alternative dari kayu utk bangun rumah. Ini masalah kebutuhan manusia bukan masalah ideologi.Ada bentrokan dalam memenuhi kebutuhan manusia ini. Disinilah persoalannya. Kalau tidak ada semen, tidak bisa bangun rumah, ada lagi masalah baru dimana rakyat akan kepanasan dan kedinginan sampai sakit. Ini masalah kebutuhan hidup dan tidak ada urusannya dengan ideologi. Tidak bisa dikatakan kalau ada semen atau tidak ada semen akan menguntungkan dan atau merugikan ideologi tertentu baik kiri, tengah maupun kanan. Jadi sekali lagi tidak ada hubungan antara semen dengan ideologi. Yang ada hubungan antara semen dengan rumah; rakyat; masalah social dll. Nesare From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] Sent: Thursday, March 23, 2017 7:54 AM To: Tatiana Lukman <jetaimemuc...@yahoo.com>; Yahoogroups <temu_er...@yahoogroups.com>; DISKUSI FORUM HLD <diskusifo...@googlegroups.com>; GELORA_In <gelora45@yahoogroups.com> Cc: Jonathan Goeij <jonathango...@yahoo.com>; Lusi.D <lus...@rantar.de>; Roeslan <roesla...@googlemail.com>; Rachmat Hadi-Soetjipto <nc-hadis...@netcologne.de>; Daeng <menakjin...@t-online.de>; Gol <gogo...@gmail.com>; Harry Singgih <harrysing...@gmail.com>; Mitri <scorpio200...@yahoo.de>; Lingkar Sitompul <lingkarsitom...@gmail.com>; Ronggo A. <ronggo...@gmail.com>; Ajeg <ajegil...@yahoo.com>; Farida Ishaja <farida.ish...@gmail.com>; Marsiswo Dirgantoro <mdirgant...@yahoo.com>; Billy Gunadi <billyguna...@rogers.com>; writejo...@gmail.com; in...@ozemail.com.au; Karma I Nengah [PT. Altus Logistic Service Indonesia] <ineng...@chevron.com>; C. Manuputty <c.manuput...@upcmail.nl>; octaviasyafarw...@gmail.com; Oman Romana <oromana0...@gmail.com>; denise_zai...@hotmail.com Subject: Re: [GELORA45] Medan Ikut Dipasung Semen! TIDAK BEGITU dalam memandang masalah, ...! Pertama, TENTU kelangsungan KEHIDUPAN PETANI setempat harus TETAP dijamin bahkan bisa terangkat lebih baik, artinya kehidupan mereka sebagai PETANI kalau perlu diberi tanah disekitar dengan kondisi lebih baik! Dan masalah pengairan harus diperbaiki, ... itu kekuatiran petani setelah bangun pabrik semen, sumber air mereka hilang!; kedua, menuntut adanya jaminan pabrik semen ramah lingkungan, mengatasi pencemaran yang terjadi, ... Inilah yang seharusnya menjadi TUNTUTAN AKSI penduduk Kendeng! From: Tatiana Lukman Sent: Thursday, March 23, 2017 5:44 PMTo: Chan CT ; Yahoogroups ; DISKUSI FORUM HLD ; GELORA_In Cc: Jonathan Goeij ; Lusi.D ; Roeslan ; Rachmat Hadi-Soetjipto ; Daeng ; Gol ; Harry Singgih ; Mitri ; Lingkar Sitompul ; Ronggo A. ; Ajeg ; Farida Ishaja ; Marsiswo Dirgantoro ; Billy Gunadi ; writejo...@gmail.com ; in...@ozemail.com.au ; Karma I Nengah [PT. Altus Logistic Service Indonesia] ; C. Manuputty ; octaviasyafarw...@gmail.com ; Oman Romana ; denise_zai...@hotmail.com Subject: Re: [GELORA45] Medan Ikut Dipasung Semen! Inilah reaksi orang yang sudah mendarah daging terobsesi dengan "pembangunan" model neoliberal, pembangunan kapitalis, semuanya harus pakai semen, beton dsbnya. Dia tidak mengerti petani berani mempertaruhkan nyawanya karena mereka membela kelangsungan kehidupannya bukan hanya untuk dirinya sendiri tapi juga untuk anak cucu dan hari depan rakyat dan bangsa. Dalam kamus kaum tani tidak ada kata "kebablasan" dalam aksi protesnya. Mereka mengerti dan tahu konsekwensi perjuangannya. Itulah bedanya dunianya orang pro kapitalis dan dunianya kaum tani, pandangan dan sikapnya pasti bertentangan 180 derajad. On Thursday, March 23, 2017 2:21 AM, Chan CT <sadar@netvigatorcom> wrote: Entah bagaimana satu perjuangan demi KEADILAN, KEMANUSIAAN itu seharusnya dilancarkan sebaik-baiknya! Saya merasa aksi-aksi menentang pabrik SEMEN di Kendeng/Rembang kebablasan dan berakibatkan seorang Srikandi jatuh korban! Sekarang berlanjut di Medan. Apa sesungguhnya yang harus ditentang dengan pabrik semen itu, padahal kenyataan SEMEN sangat dibutuhkan untuk pembangunan, ...! Apa jadinya kalau dimana-mana pabrik SEMEN itu ditentang dan diboikot beroperasi diseluruh Nusantara??? Bagaimana bisa membangun gedung, jalan, jembatan dll. kalau tidak ada semen, kecuali teknologi baru menemukan bahan lain yang lebih baik. Atau, ... ambil jalan paling mudah, IMPORT saja! Biar bangsa lain saja yang menghadapi pencemaran, kerusakan lingkungan dari pabrik SEMEN yang terjadi? Kalau saja masalah kerusakan lingkungan yang jadi masalah, kenapa TIDAK MENUNTUT pengusaha menghilangkan atau setidaknya memperkecil pencemaran, kerusakan lingkungan yang terjadi dengan pabrik SEMEN itu??? Jadi, BUKAN menentang dan menuntut pabrik semen itu dihentikan beroperasi! Saya perhatikan didaerah Kendeng sana adalah gunung berbatu, .. orang lokal semula membuatnya jadi batu-bata, itulah mata pencaharian kaum lelaki disana. Dan, karena pembangunan gedung akhirnya lebih banyak harus gunakan semen, tidak lagi dengan batu-bata, yaa, adalah perkembangan wajar yang terjadi, daerah gunung berbatu itu dibangun pabrik semen! Itulah yang juga terjadi didekat Shen Zhen yang saya kebetulan ketahui, dimana daerah pegunungan berbatu yang semula menghasilkan batu-bata, diakhir tahun 80-an berubah menjadi pabrik SEMEN! Hanya saja saya tidak tahu bagaimana mereka mengatasi polusi, pencemaran lingkungan yang terjadi dengan pabrik semen itu, ... yang PASTI penduduk lokal hidup cukup makmur dan sehat! Jadi, mestinya bukan menentang dan menuntut pabrik SEMEN itu berhenti, tapi menemukan SOLUSI terbaik dan MENUNTUT mengatasi polusi, pencemaran lingkungan yang terjadi! Sama halnya dengan pencemaran SAMPAH, berbau menyengat yang sangat tidak sedap dan dikuatirkan merusak kesehatan itu, karena lokasi pembuangan sampai diperhitungkan dalam 5 tahun kedepan akan penuh, jadi pemerintah HK harus menentukan dengan cepat wilayah baru pembuangan sampah, atau kembali membangun tungku pembakaran sampah yang lebih 20 tahun yl. dihentikan beroperasi, karena dituding membuat polusi itu! Saat dirundingkan di legislatif, disini ditentang, disana juga ditentang, TIDAK ada wakil wilayah yang mau menerima disekitarnya jadi tempat pembuangan sampah! Sementara belum bisa juga diputuskan, akhirnya Dept. Pekerjaan-Umum memutuskan, setiap rumah HARUS mengurangi sampah sedapat mungkin! Caranya? Pembuangan sampah harus gunakan kantong sampah khusus yang didapatkan dengan membayar, sesuai besar kecil kantong sampah itu! Itulah jalan keluar singkat, kalau disini ditentang, disana juga ditentang, sedang SAMPAH tidak mungkin dihentikan, ...! Bukan menemukan solusi terbaik mengatasi polusi SAMPAH yang terjadi, ... karena memang SAMPAH pasti terjadi dan harus ada pemecahannya! Salam,ChanCT From: Tatiana Lukman jetaimemuc...@yahoo.com [GELORA45] Sent: Thursday, March 23, 2017 4:06 AMTo: Yahoogroups ; DISKUSI FORUM HLD ; GELORA_In Cc: Jonathan Goeij ; Lusi.D ; Roeslan ; Rachmat Hadi-Soetjipto ; Daeng ; Gol ; Harry Singgih ; Mitri ; Lingkar Sitompul ; Ronggo A. ; Ajeg ; Farida Ishaja ; Marsiswo Dirgantoro ; Billy Gunadi ; writejo...@gmail.com ; in...@ozemail.com.au ; Karma I Nengah [PT. Altus Logistic Service Indonesia] ; C. Manuputty ; octaviasyafarw...@gmail.com ; Oman Romana ; denise_zai...@hotmail.com Subject: [GELORA45] Medan Ikut Dipasung Semen! Medan Ikut Dipasung Semen!HENTIKAN PEMBANGUNAN PABRIK SEMEN DI REMBANG!Permasalahan pembangunan pabrik semen di Rembang semakin menampakkan watak anti rakyat dari pemerintahan baik di tingkat pusat maupun daerah. Jokowi dan Ganjar Pranowo tidak menunjukkan itikad baiknya untuk menghentikan pembangunan pabrik semen tersebut yang bermasalah secara ekologis, hukum, ekonomi. Atas dasar itu, FMN Cabang Medan akan melaksanakan dan mengajak kawan-kawan dalam AKSI DIAM DAN COR KAKI sebagai bentuk dukungan terhadap petani-petani kendeng dan kecaman terhadap pemerintahan yang bersikeras melanjutkan pembangunan.Aksi dilaksanakan pada Tempat : Bundaran SIB< br id="yui_3_16_0_ym19_1_1490199108409_51787">Waktu : Kamis, 23 Maret 2017 Pukul : 16.30 - selesaiSiapapun boleh terlibat, karena siapapun berhak melindungi ibu bumi nya, karena manusia pun masih makan nasi, tidak makan semen!CP : 0853-7275-8323 #yiv0144956266 #yiv0144956266 -- #yiv0144956266ygrp-mkp {border:1px solid #d8d8d8;font-family:Arial;margin:10px 0;padding:0 10px;}#yiv0144956266 #yiv0144956266ygrp-mkp hr {border:1px solid #d8d8d8;}#yiv0144956266 #yiv0144956266ygrp-mkp #yiv0144956266hd {color:#628c2a;font-size:85%;font-weight:700;line-height:122%;margin:10px 0;}#yiv0144956266 #yiv0144956266ygrp-mkp #yiv0144956266ads {margin-bottom:10px;}#yiv0144956266 #yiv0144956266ygrp-mkp .yiv0144956266ad {padding:0 0;}#yiv0144956266 #yiv0144956266ygrp-mkp .yiv0144956266ad p {margin:0;}#yiv0144956266 #yiv0144956266ygrp-mkp .yiv0144956266ad a {color:#0000ff;text-decoration:none;}#yiv0144956266 #yiv0144956266ygrp-sponsor #yiv0144956266ygrp-lc {font-family:Arial;}#yiv0144956266 #yiv0144956266ygrp-sponsor #yiv0144956266ygrp-lc #yiv0144956266hd {margin:10px 0px;font-weight:700;font-size:78%;line-height:122%;}#yiv0144956266 #yiv0144956266ygrp-sponsor #yiv0144956266ygrp-lc .yiv0144956266ad {margin-bottom:10px;padding:0 0;}#yiv0144956266 #yiv0144956266actions {font-family:Verdana;font-size:11px;padding:10px 0;}#yiv0144956266 #yiv0144956266activity {background-color:#e0ecee;float:left;font-family:Verdana;font-size:10px;padding:10px;}#yiv0144956266 #yiv0144956266activity span {font-weight:700;}#yiv0144956266 #yiv0144956266activity span:first-child {text-transform:uppercase;}#yiv0144956266 #yiv0144956266activity span a {color:#5085b6;text-decoration:none;}#yiv0144956266 #yiv0144956266activity span span {color:#ff7900;}#yiv0144956266 #yiv0144956266activity span .yiv0144956266underline {text-decoration:underline;}#yiv0144956266 .yiv0144956266attach {clear:both;display:table;font-family:Arial;font-size:12px;padding:10px 0;width:400px;}#yiv0144956266 .yiv0144956266attach div a {text-decoration:none;}#yiv0144956266 .yiv0144956266attach img {border:none;padding-right:5px;}#yiv0144956266 .yiv0144956266attach label {display:block;margin-bottom:5px;}#yiv0144956266 .yiv0144956266attach label a {text-decoration:none;}#yiv0144956266 blockquote {margin:0 0 0 4px;}#yiv0144956266 .yiv0144956266bold {font-family:Arial;font-size:13px;font-weight:700;}#yiv0144956266 .yiv0144956266bold a {text-decoration:none;}#yiv0144956266 dd.yiv0144956266last p a {font-family:Verdana;font-weight:700;}#yiv0144956266 dd.yiv0144956266last p span {margin-right:10px;font-family:Verdana;font-weight:700;}#yiv0144956266 dd.yiv0144956266last p span.yiv0144956266yshortcuts {margin-right:0;}#yiv0144956266 div.yiv0144956266attach-table div div a {text-decoration:none;}#yiv0144956266 div.yiv0144956266attach-table {width:400px;}#yiv0144956266 div.yiv0144956266file-title a, #yiv0144956266 div.yiv0144956266file-title a:active, #yiv0144956266 div.yiv0144956266file-title a:hover, #yiv0144956266 div.yiv0144956266file-title a:visited {text-decoration:none;}#yiv0144956266 div.yiv0144956266photo-title a, #yiv0144956266 div.yiv0144956266photo-title a:active, #yiv0144956266 div.yiv0144956266photo-title a:hover, #yiv0144956266 div.yiv0144956266photo-title a:visited {text-decoration:none;}#yiv0144956266 div#yiv0144956266ygrp-mlmsg #yiv0144956266ygrp-msg p a span.yiv0144956266yshortcuts {font-family:Verdana;font-size:10px;font-weight:normal;}#yiv0144956266 .yiv0144956266green {color:#628c2a;}#yiv0144956266 .yiv0144956266MsoNormal {margin:0 0 0 0;}#yiv0144956266 o {font-size:0;}#yiv0144956266 #yiv0144956266photos div {float:left;width:72px;}#yiv0144956266 #yiv0144956266photos div div {border:1px solid #666666;height:62px;overflow:hidden;width:62px;}#yiv0144956266 #yiv0144956266photos div label {color:#666666;font-size:10px;overflow:hidden;text-align:center;white-space:nowrap;width:64px;}#yiv0144956266 #yiv0144956266reco-category {font-size:77%;}#yiv0144956266 #yiv0144956266reco-desc {font-size:77%;}#yiv0144956266 .yiv0144956266replbq {margin:4px;}#yiv0144956266 #yiv0144956266ygrp-actbar div a:first-child {margin-right:2px;padding-right:5px;}#yiv0144956266 #yiv0144956266ygrp-mlmsg {font-size:13px;font-family:Arial, helvetica, clean, sans-serif;}#yiv0144956266 #yiv0144956266ygrp-mlmsg table {font-size:inherit;font:100%;}#yiv0144956266 #yiv0144956266ygrp-mlmsg select, #yiv0144956266 input, #yiv0144956266 textarea {font:99% Arial, Helvetica, clean, sans-serif;}#yiv0144956266 #yiv0144956266ygrp-mlmsg pre, #yiv0144956266 code {font:115% monospace;}#yiv0144956266 #yiv0144956266ygrp-mlmsg * {line-height:1.22em;}#yiv0144956266 #yiv0144956266ygrp-mlmsg #yiv0144956266logo {padding-bottom:10px;}#yiv0144956266 #yiv0144956266ygrp-msg p a {font-family:Verdana;}#yiv0144956266 #yiv0144956266ygrp-msg p#yiv0144956266attach-count span {color:#1E66AE;font-weight:700;}#yiv0144956266 #yiv0144956266ygrp-reco #yiv0144956266reco-head {color:#ff7900;font-weight:700;}#yiv0144956266 #yiv0144956266ygrp-reco {margin-bottom:20px;padding:0px;}#yiv0144956266 #yiv0144956266ygrp-sponsor #yiv0144956266ov li a {font-size:130%;text-decoration:none;}#yiv0144956266 #yiv0144956266ygrp-sponsor #yiv0144956266ov li {font-size:77%;list-style-type:square;padding:6px 0;}#yiv0144956266 #yiv0144956266ygrp-sponsor #yiv0144956266ov ul {margin:0;padding:0 0 0 8px;}#yiv0144956266 #yiv0144956266ygrp-text {font-family:Georgia;}#yiv0144956266 #yiv0144956266ygrp-text p {margin:0 0 1em 0;}#yiv0144956266 #yiv0144956266ygrp-text tt {font-size:120%;}#yiv0144956266 #yiv0144956266ygrp-vital ul li:last-child {border-right:none !important;}#yiv0144956266