BETUUUL, ...! Untuk mencapai KEADILAN ekonomi, bukan hanya dengan memperbanyak 
wirausaha, tapi bagaimana “PEMBAGIAN KEUNTUNGAN” itu ditetapkan! 

Selama ini, pemilik modal mendapatkan bagian keuntungan lebih dari 80% dan itu 
biasanya seorang atau beberapa orang saja, sebaliknya karyawan, pekerja dan 
buruh hanya dapatkan tidak lebih dari 20% dari keuntungan yang didapat. Dan, 
... bagian hasil kerja karyawan yang sudah sangat sedikit itu masih harus 
dibagikan pada banyak orang. Bisa puluhan, ratusan bahkan puluhan ribu orang! 

Saya perhatikan Ahok dalam kembangkan usaha di DKI Jakarta, berani menetapkan 
pembagian keuntungan 20-80. Jadi, 20% keuntungan usaha dikembalikan pada 
DKI-Jakarta sebagai pemi8lik modal, sedang warga yang jalankan usaha dapatkan 
80%, ...!

Di Tiongkok dalam usaha mengentaskan kemiskinan didesa-desa pedalaman yang 
terbelakang itu, setiap warga tani menjadi PEMILIK-SAHAM Koperasi DESA itu 
dengan memasukkan nilai hak-guna tanah garapan yang sudah dibagikan kembali 
pada setiap petani saat Komune Rakyat dibubarkan tahun 1980, ... saya tidak 
menemukan tulisan yang memperinci bagaimana rincian pembagian keuntungan 
koperasi desa pada setiap warga tani desa, tapi yang pasti mereka bisa cepat 
terangkat kehidupannya dengan semangat kerja yang lebih giat, lebih keras dan 
kreatif meningkatkan produksi, ... dengan ketambahan bonus setiap tahun!

Jadi, sangat jelas hak-milik perseorangan atas alat produksi tidak dirampas 
menjadi milik-negara, tapi justru dikeembangkan dalam kebersamaan KOPERASI Desa 
yang mereka bentuk. Bukan dengan membasmi klas kapitalis tapi justru merubah 
klas proletar yang tidak punya apa-apa kecuali tenaga kerja itu menjadi 
pemilik-modal sekaligus pekerja! Menjadi kapitalis2 BARU, pemilik modal yang 
juga pekerja! Lalu bagaimana dengan pembatasan hak-milik kapitalis? Saya pernah 
baca tulisan, selama ini yang berlaku dipasar-saham, SAHAM perusahaan yang 
diperjual-belikan tidak lebih dari 40% aset perusahaan. Jadi 60% tetap berada 
pada kapitalis. Kalau saja berlakukan seperti yang dijalankan beberapa BUMN 
yang terjadi di Tiongkok, hanya 20% aset Perusahaan dipertahankan sebagai milik 
Negara, sedang 80% dibagikan pada karyawan/buruh nya, maka akan terjadi 
pembagian keuntungan yang lebih ADIL! 80% keuntungan jatuh dibagikan pada 
karyawan/buruh dan hanya 20% saja yang jatuh dikantong kapitalis. Dan 
seandainya saja proses demikian ini diberlakukan diseluruh TIongkok, tentu 
dengan demikian berangsur-angsur masyarakat Tiongkok akan menghilangkan 
klas-klas yang ada, semua warganya menjadi kapitalis-kapitalis BARU, pemilik 
modal serkaligus pekerja! Semua warga bekerja sesuai tugas yang diberikan untuk 
maju bersama, makmur bersama! Tidak ada lagi siapa menghisap siapa, ... Tidak 
ada lagi siapa menindas siapa!

Tentu, semua itu baru akan terjadi setelah kesadaran kebersamaan dalam 
masyarakat mencapai tingkat tinggi, ... sudah tidak SERAKAH, sudah bisa 
mendahulukan kepeentingan RAKYAT banyak! Hanya saja saya tidak tahu sampai 
kapan proses itu akan berlangsung dan berlaku untuk seluruh rakyat Tiongkok 
yang berjumlah 1,4 milyar itu, ...

Salam,
ChanCT

From: Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45] 
Sent: Thursday, June 15, 2017 2:26 AM
To: undisclosed-recipients:
Subject: [GELORA45] ILUNI: Keadilan ekonomi butuhkan banyak wirausaha muda

  



Kalau untuk melakukan bisnis memang perlu wirausaha, tetapi kalau keadilan 
ekonomi dalam pengertian untuk kepentingan rakyat bukan dari adanya banyak 
wirausha, melainkan tergantung dari politik ekonomi negara dan aplikasinya 
mengambdi kepentingan rakyat banyak.



http://www.antaranews.com/berita/635220/iluni-keadilan-ekonomi-butuhkan-banyak-wirausaha-muda



ILUNI: Keadilan ekonomi butuhkan banyak wirausaha muda
Selasa, 13 Juni 2017 22:36 WIB | 1.137 Views

Pewarta: Andi Jauhari



Jakarta (ANTARA News) - Ketua Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI) Andy 
Azisi Amin menyatakan bahwa penyebab keadilan ekonomi di Indonesia belum bisa 
terwujud, salah satunya karena jumlah wirausaha muda di Indonesia masih sangat 
sedikit.

"Jadi, kita membutuhkan generasi muda yang bisa terjun dalam kegiatan wirausaha 
ini lebih banyak," katanya pada pada Pesantren Kilat (Sanlat) Kebangsaan 2017 
di Pusat Pemberdayaan Pemuda dan Olahraga Nasional (PPPON) Kemenpora di 
Cibubur, Jakarta Timur, Selasa petang.

Sanlat Kebangsaan yang diselenggarakan oleh PPPON Kemepora bekerja sama dengan 
Yayasan At-Tawassuth, dan Biro Utama Penyangga Jakarta LKBN Antara sebagai 
"media partner" itu juga didukung sejumlah mitra di antaranya, Indocement, 
Taman Safari Indonesia (TSI), Unitex, Alfamart, PCNU Kota Bogor, APRIL, 
Indofood.

Dalam Sanlat bertema "Melalui Pesantren Kilat Pemuda Kota Kokohkan Pancasila 
Sebagai Pemersatu Bangsa", ia memaparkan bahwa keadilan ekonomi saat ini memang 
sangat timpang.

Ia merujuk data BPS di mana 92 persen kekayaan nasional dikuasai satu persen 
pengusaha besar.

Menurut dia kalau Indonesia ingin maju, maka membutuhkan keadilan ekonomi dan 
hukum sehingga NKRI menjadi adil dan makmur. 

"Syarat untuk keadilan sosial adalah ekonomi karena ekonomi adalah kebutuhan 
mendasar," kata dosen Fakultas Ekonomi UI itu.

Ditegaskannya bahwa semua anak bangsa harus belajar sejarah ekonomi untuk 
memperbaiki masa yang akan datang, dan bukan hanya meratapinya. 

"Jadi kita belajar sejarah bukan untuk menyalahkan tetapi memperbaiki sejarah 
masa lalu agar lebih baik," katanya.

Ia mengidentifikasi sekurangnya ada dua hal yang membuat keadilan ekonomi tidak 
berhasil, yakni pertama penegakan hukum lemah, dan kedua kualitas sumber daya 
manusia untuk terciptanya keadilan ekonomi . 

Namun, ditekannya bahwa untuk mencapai itu tidak harus harus melalui jenjang 
pendidikan formal semata.

  • ... Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45]
    • ... 'Chan CT' sa...@netvigator.com [GELORA45]
      • ... kh djie dji...@gmail.com [GELORA45]
        • ... 'Chan CT' sa...@netvigator.com [GELORA45]
          • ... kh djie dji...@gmail.com [GELORA45]
            • ... nesa...@yahoo.com [GELORA45]
    • ... nesa...@yahoo.com [GELORA45]
    • ... 'Karma, I Nengah [PT. Altus Logistic Service Indonesia]' ineng...@chevron.com [GELORA45]

Kirim email ke