Ooouh, dalam penetapan RDB ditahun 1945, anda hanya BENAR separoh sedang saya SALAH separoh! Anda BENAR dalam pengertian ide RDB Mao lama sebelumnya sudah terbentuk dalam benaknya, dan itulah yang diperjuangkan dengan gigih oleh Mao sejak naik Gunung Chin Gang ditahun 1928. Dan tentu saya sudah baca yang anda kutipkan itu. Sedang yang saya maksudkan RDB baru ditetapkan tahun 1945, itu ide RDB Mao yang brilyan baru berhasil dimenangkan menjadi GARIS PKT, dengan disahkan saat Kongres ke-7 PKT, April 1945. Itulah sebab, sebelum tahun 1945, deaerah basis yang dibentuk masih gunakan sebutan Daerah basis Pemerintah Sovyet, sedang setelah tahun 1945 gunakan sebutan Pemerintah Rakyat Tiongkok saja. Sebgagai konsekwensi penegasan Ketua Mao yang hendak membedakan Revolusi Tiongkok bukan dan belum bisa melancarkan Revolusi Sosialis yang dilancarkan Lenin-Stalin di Rusia.
Bahkan setelah Sidang Chun Yi, tahun 1935, sekalipun Garis Perjuangan Bersenjata ketua Mao dimenangkan dan menjadi Ketua PKT, ide RDB ketika itu masih belum ditetapkan sebagai garis PKT. Disini pula kita bisa melihat KEBESARAN Ketua Mao dalam memperjuangkan ide RDB nya, beliau PANDAI menetapkan mana kontradiksi pokok yang harus didahulukan dan mana yang boleh saja dikebawahkan dahlu, tidak berkeras mati2an lebih dahulu memenangkan istilah2 nya harus RDB, tapi lebih mengutakan bentuk perjuangan untuk keberhasilan mencapai TUJUAN membebaskan Rakyat dari segala penindasan! Tentu penetapan RDB adalah hasil dari analisa konkrit masyarakat Tiongkok, entah mau gunakan sebutan sifat masyarakat, watak masyarakat atau berdasarkan analisa klas. Yang lebih penting bisa melihat, penekanan Ketua Mao dengan RDB, itu adalah masyarakat Tiongkok ketika itu AGRARIS, sedang kapitalis yang baru muncul masih kecil-lemah dan SANGAT MISKIN, ... jadi di Tiongkok belum bisa melancarkan Revolusi Sosialis yang mnyasar dan membasmi kapitalis! Masyarakat yang dibentuk RDB setelah berhasil merebut kekuasaan negara, adalah masyarakat Demokrasi Baru yang merupakan proses peralihan kemasyarakat sosialis. Dimana masyarakat Demokrasi Baru itu harus menyelesaikan peninggalan feodalisme yang ada dalam masyarakat, mengatasi kapitalis komprador yang setiap saat bermunculan dan melawan intervensi negara2 Imperialis yang jelas hendak menghancurkan Pemerintah Rakyat. Jadi, yang saya maksudkan dimasa Mao setelah RRT tegak berdiri dan masa Deng melancarkan “Reformasi dan Keterbukaan” tidak ada perbedaan hakiki masyarakat Tiongkok, adalah sifat atau watak masyarakat agraris, dimana lebih 80% penduduknya adalah petani, kapitalis baru muncul dan masyarakat Tiongkok masih sangat, sangat MISKIN! Dan itu yang menjadi DASAR pemikiran ketua Mao dalam menetapkan Tiongkok harus melalui RDB dahulu, tidak bisa langsung menjalankan Rv. Sosialis! Sifat masyarakat Tiongkok disaat Deng, tahun 1978 juga masih lebih 80% penduduknya PETANI dan masyarakat masih sangat, sangat MISKIN! Bahkan sekarang, berdasarkan data 2016, pendataan penduduk Tiongkok masih lebih 60% adalah petani! Jadi, Tiongkok sekalipun sudah cukup maju dengan makin banyak industri dibangun, tetap masih dikategorikan negara sedang berkembang. Masih ada 50 juta penduduk tersisa tergolong miskin, ...! Menurut saya sifat masyarakat agraris dan miskin inilah yang menentukan Tiongkok belum bisa melancarkan Rev. Sosialis yang menyasar dan membasmi kapitalis! Mengapa Komune Rakyat dibubarkan? Disini, terjadi kebablasan Deng! Sebenarnya saja, kalau menurut saya setelah melihat perkembangan Desa Hua Xi, sebetulnya “Komune Rakyat” tidak mesti dibubarkan begitu saja! Perlu tidak, harus tidak Komune Rakyat yang sudah berjalan belasan tahun itu dibubarkan, diserahkan saja warga desa bersangkutan mengambil keputusan berdasarkan “KESADARAN” warga desa itu sendiri. Karena kerja KOLEKTIF yang sudah terjadi dan dibangun dalam Komune Rakyat, seharusnya justru dikembangkan, bukan dibubarkan! Cukup diperbaiki kekurangan dan kesalahan yang terjadi saja. Ternyata itulah yang terjadi di desa Hua Xi. Wu Ren Bao pandai, semangat kerja kolektif komune rakyat dipertahan terus, ... bentuk pembagian kerja barisan produksi tetap dijalankan. Yang dia rubah hanya HAK-MILIK Desa/Komune Rakyat itu dibagikan pada warga desa, jadi setiap petani disamping mendapatkan upah dari hasil kerja diladang, setiap tahun juga mendapatkan bonus dari perhitungan saham yang didapatkan. Ternyata, dengan pembagian hak-milik saham dan hasil kerja-keras setiap petani mendapatkan imbalan yang langsung dirasakan, jadi merangsang setiap warga desa Hua Xi bekerja lebih keras dan giat. Kegairahan kerja ini tentu mendorong hasil produksi desa Hua Xi bisa maju baik. Ini pertama. Kedua, setelah hak-guna atas tanah itu dibagikan kembali pada setiap petani, banyak terjadi ketimpangan produksi yang tidak merata. Ada petani yang lebih cerdas, lebih giat dan berkemampuan mengerjakan tanahnya berhasil, sebaliknya juga ada keluarga petani yang terbelakang dan akhirnya gagal panen. Tapi, ... dalam kenyataan hidup dan kerja yang terjadi didesa, timbul KESADARAN manusia untuk memperbaiki kehidupan. Bahwa untuk meningkatkan produksi, tidak bisa tidak harus ada kerja KOLEKTIF. Saya perhatikan itulah yang terjadi di desa Xiao Gang, dimana 18 petani jadi pelopor memulai kerja-bersama dan berhasil meningkatkan produksi dengan gemilang. Akhirnya ditingkat membentuk koperasi desa, berhasil mengajak seluruh penduduk desa menggabungkan seluruh tanah garapan dalam koperasi-desa, dan, ... juga dengan meenggabungkan bagian tanah garapan setiap warga menjadi NILAI SAHAM koperasi desa. Akhirnya desa Xiao Gang juga berhasil menjadi desa maju dan makmur, dan menjadi TELADAN keberhasilan Reformasi dan Keterbukaan. Ketiga, masalah KESADARAN manusia tidak bisa dipaksakan begitu saja, ... ! Harus melalui proses kehidupan dan kerja yang cukup panjang. Kesadaran untuk kerja kolektif akhirnya tumbuh dengan sendirinya dalam proses kehidupan dan kerja mereka, itu yang terjadi di desa Xiao Gang. Dan itulah menurut saya yang diajukan Ketua Mao diawal tahun 1950, pembentukan koperasi didesa-desa, ... Seharusnya biarlah proses itu berlangsung lebih lanjut secara alamiah menjadi koperasi tingkat tinggi. Dimana koperasi mengurusi juga tunjangan sosial warga-desa, menangani kebutuhan pendidikan dan kesehatan/pengobatan didesa, ... Daripada dipaksakan membentuk komune-rakyat, padahal masyarakat desa belum mencapai kesadaran untuk hidup bersama, kerja kolektif. Akhirnya dibanyak desa tidak berhasil meningkatkan produksi, apalagi keharusan meningkatkan kesejahteraan rakyat banyak. Entah darimana anda bisa mengatakan bahwa RRT sekarang meniadakan pelayanan social seperti pendidikan dan kesehatan gratis? TIDAK! Kenyataan tidak begitu, ...! Itu hanya terjadi sesaat saja, katakanlah diawal tahun 80-an, saya juga perhatikan terjadi kebablasan dalam menjalankan reformasi, segalanya hendak berlakukan hukum PASAR! Setelah diprotes rakyat banyak, orang-tua murid jadi tidak mampu bayar uang sekolah, orang sakit ditelantarkan karena tidak mampu bayar RS, ... akhirnya pemerintah SADAR, bahwa PENDIDIKAN dan KESEHATAN/PENGOBATAN tidak bisa jalankan hukum PASAR, harus untung untuk membiayai kerja SEKOLAH dan RS. Lalu? Sampai sekarang saya belum nampak ada keputusan pemerintah pusat, artinya, masih tetap setiap pemerintah propinsi, setiap kabupaten, setiap kesatuan, ... diperkenankan mencari dan menemukan cara nya sendiri dalam menangani tunjangan kesehatan buruh, karyawan, petani, ... yang lebih baik dan bisa diterima. Pendidikan pada pokoknya diambil oper kembali oleh pemerintah, sedang kesehatan masyarakat didorong membeli asuransi kesehatan, ... Tapi, dibanyak daerah mengambil cara menanggung sepenuhnya biaya pendidikan dan kesehatan, termasuk desa Xiao Gang yang dijadikan TELADAN itu. Salam, ChanCT From: Tatiana Lukman jetaimemuc...@yahoo.com [GELORA45] Sent: Wednesday, July 5, 2017 3:42 AM To: temu_er...@yahoogroups.com ; GELORA45@yahoogroups.com ; jonathango...@yahoo.com Cc: DISKUSI FORUM HLD ; Rachmat Hadi-Soetjipto ; Daeng ; Gol ; Harry Singgih ; Mitri ; Lingkar Sitompul ; Ronggo A. ; Farida Ishaja ; in...@ozemail.com.au ; Billy Gunadi ; Oman Romana Subject: [GELORA45] Re: [temu_eropa] Re: GELORA45] Mirisnya Potret Kemiskinan di Tiongkok, Negara yang Katanya Akan Merajai Dunia Chan: Lho, nenek yang satu ini memang aneh! Sejak mula saya sudah bilang RDB nya Mao dan RDB nya Deng TIDAK ADA BEDA nya! Kok masih saja ngenyel minta saya jawab dimana perbedaannya! Karena memang tidak ada perbedaan hakiki masyarakat Tiongkok dimasa Mao menetapkan RDB tahun 1945 dengan ma Deng menetapkan kembali RDB ditahun 1978! Tatiana: Ooo neneklu yang aneh! Anda bilang RDBnya Mao TIDAK ADA BEDANYA dengan RDBnya Deng! Karena tidak ada perbedaan hakiki masyarakat Tkk di masa Mao menetapkan RDB tahun 1945 dengan Deng menetapkan KEMBALI RDB di tahun 1978! Kesalahan pertama: Mao menetapkan RDB TIDAK pada tahun 1945!! Sejak turut membangun PKT, Mao sudah menetapkan watak revolusi Tkk, yaitu RDB, berdasarkan pada analisa kelas dalam masyarakat Tkk ketika itu. Watak RDB ditentukan oleh sifat masyarakat Tkk yang setengah jajahan dan setengah feudal (anda tidak pernah baca MIRI?). Demikian juga India, Filipina dan beberapa negeri di Amerika Latin membuat analisa kelas dalam masyarakatnya. Sifat masyarakat semi kolonial semi feudal MENENTUKAN watak Revolusi Demokrasi Baru. Secara tertulis kita lihat dalam tulisannya tahun 1928, “Perjuangan di Gunung Tjingkang” yang sudah saya kutip dalam jawaban yang lalu.Coba anda cek sendiri. Ketika Mao bicara tentang Revolusi Burjuis Demokratis (atau RDB), kepala/kop dari bagian itu adalah “Masalah Watak Revolusi”. Jangan malas dan sombong! Baca sendiri tulisan Mao itu. Di sini Mao tidak bicara tentang BENTUK PERJUANGAN!! RDB berhubungan langsung dengan Watak Revolusi dan Analisa Kelas. Tahun 1926, Mao menulis “Analisa Kelas-Kelas dalam Masyarakat Tkk”. Berdasarkan pada analisa kelas itulah Mao sampai pada kesimpulan tentang watak revolusi Tkk ketika itu, yaitu RDB. Chan:Tapi, kalau saja masih ngotot hendak mengajukan “PERBEDAAN”, harus saya katakan hanya BENTUK PERJUANGAN nya saja yang sudah berbeda.Karena setelah kekuasaan Jepang dikalahkan dan kemudian kekuasaan Kuomintang, Chiang Kaisek berhasil digusur ke Taiwan, berarti kekuasaan Pemerintah Republik Rakyat Tiongkok yang dibentuk, adalah Pemerintah RAKYAT dibawah pimpinan Partai Komunis! Ini pedrtama. Kedua, karena tujuan utama RDB membasmi Feodalisme, dan kelebihan tanah2 tuan-tanah sudah selesai dibagikan untuk petani penggarap. Ketiga, karena gembong imperialisme, AS berhasil dipaksa datang berkunjung ke Beijing untuk bersalaman dengan Ketua Mao. Maka, dengan sendirinya BENTUK Perjuangan BERUBAH, bukan lagi REVOLUSI untuk mendobrak yang lama dan membangun yang baru dengan kekerasan lagi, tapi lebih tepat digunakan sebutan Reformasi. Itu pula Deng tidak gunakan RDB, tapi gunakan Reformasi dan Keterbukaan (Gai Ge Kai Fang), untuk melanjutkan perjuangan membangun dan mewujudkan masyarakat sosialisme berciri khas Tiongkok. Sedang keluar, bentuk perjuangan utama dengan Imperialisme AS juga sudah bukan lagi konfrontasi, tapi tetap melancarkan perjuangan dibidang politik, diplomasi, ekonomi, ... menentang dan melawan hegemoni AS didunia. Tatiana: Kesalahan Kedua: Anda mengacaukan dan mencampur aduk BENTUK PERJUANGAN dengan WATAK ATAU SIFAT REVOLUSI!! Isi dalam paragraph atas ngawur!!! BENTUK PERJUANGAN bisa macam-macam, antara lain, perjuangan legal, perjuangan di bawah tanah atau illegal, perjuangan dengan cara damai, perjuangan dengan kekerasan, pemberontakan, etc. Bentuk perjuangan legalpun bisa macam-macam. Perjuangan dengan kekerasan juga bisa macam-macam bentuknya. Pernyataan anda bahwa RDBnya Mao SAMA dengan RDBnya Deng, HANYA yang beda BENTUK PERJUANGANNYA adalah pernyataan yang ngawur dan absurd karena mencampur adukkan dua konsep atau dua hal yang lain sama sekali!!! Anda sok tahu, sok pinter, bikin kesimpulan dan interpretasi seenak perut sendiri!!! Kalau kita bicara tentang RDB maka kita bicara ttg WATAK atau SIFAT revolusi, bukan BENTUK PERJUANGAN! Setelah bilang RDBnya Mao tidak ada perbedaan hakiki dengan RDBnya Deng, di bagian lain anda bilang “ Itu pula Deng tidak gunakan RDB, tapi gunakan Reformasi dan Keterbukaan (Gai Ge Kai Fang)…..”. Kelihatan dengan jelas sifat anda yang mencla mencle!!! Jawab dengan tegas: apa nama tahap revolusi di Tkk sekarang???? Sekarang anda tidak pakai RDB, tapi pakai “Reformasi dan Keterbukaan”!!! Jadi yang mana akhirnya yang anda pilih? RDB atau “Reformasi dan Keterbukaan”? Yang jelas RDB tidak identik dengan “Reformasi dan Keterbukaan”!! Karena RDB adalah watak/sifat revolusi, sedangkan reformasi dan keterbukaan adalah kebijakan atau politik yang dijalankan dan diterapkan oleh sebuah pemerintahan/presiden atau partai politik atau lembaga/institusi. Di satu pihak, anda bilang “ Karena memang tidak ada perbedaan hakiki masyarakat Tiongkok dimasa Mao menetapkan RDB tahun 1945 (TIDAK BETUL!!!) dengan ma Deng menetapkan kembali RDB ditahun 1978! Tapi, di lain pihak, dalam paragraph di atas, anda sebenarnya menjelaskan PERBEDAAN HAKIKI antara masyarakat Tkk ketika Mao menetapkan RDB tahun 1945 (harusnya 1928; soal periodisasi rev. Tkk saja anda kacau!!) dengan Deng menetapkan kembali RDB di tahun 1978. Apakah, pertama, dikalahkannya aggressor Jepang dan semua kekuatan imperialis (antara lain Inggris, Perancis, As) yang dulunya menguasai Tkk, kemudian diusirnya Chiang Kaisek dan didirikannya RRT pada tahun 1949 bukan sebuah perubahan hakiki dalam masyarakat Tkk dibanding dengan tahun 1928? Kedua, apakah dihancurkannya hub. produksi feudal melalui revolusi agraria tidak punya dampak perubahan hakiki dalam masyarakat Tkk? Anda bicara tentang semua kejadian di atas, tapi TIDAK MENGAKUI bahwa semua itu membawa dampak perubahan hakiki dalam masyarakat Tkk. Masak hancurnya hubungan produksi feudal di pedesaan tidak berarti perubahan hakiki dalam masyarakat???? Apa anda tidak tahu bahwa sifat sebuah sistim ekonomi dan masyarakat ditentukan oleh hubungan produksi yang berdominasi dalam masyarakat tersebut? JANGAN dikacaukan atau disamakan hubungan produksi dengan ideology, pandangan dunia dan kebiasaan feudal! Hubungan produksi bisa dihancurkan lebih cepat tapi ideology, pandangan dunia dan kebiasaan feudal masih butuh waktu lebih lama lagi untuk dihancurkan. Dan justru itulah yang menjadi salah satu sasaran RBKP!!! Anda sengaja tidak mau mengakui bahwa kemenangan melawan Jepang, Chiang Kaishek dan imperialism dan juga hancurnya hub. produksi feudal dan berakhirnya revolusi/reform agrarian pada tahun 1956 menandakan BERAKHIRNYA RDBnya Mao. Dan sejak itu Mao melangkah ke tahap pembangunan sosialis dengan kontradiksi pokok antara kaum proletar dan kaum borjuis!!! Di sinilah letak kontradiksi antara Mao dengan Liu-Deng! LIU-DENG tidak mau masuk ke tahap pembangunan sosialis!!! Kaum revisionis ingin terus mempertahankan RDB yang memberi hidup kepada kaum borjuis nasional!! Oleh karena itu anda menuduh Mao “terlalu pagi membangun sosialisme, terlalu pagi membabat kaum borjuis!!!”. Sebuah tuduhan revisionis!!! Sekarang anda selubungi watak revisionis dan kapitalis dari Deng dengan mengatakan: “Maka, dengan sendirinya BENTUK Perjuangan BERUBAH, bukan lagi REVOLUSI untuk mendobrak yang lama dan membangun yang baru dengan kekerasan lagi, tapi lebih tepat digunakan sebutan Reformasi.” Pernyataan di atas adalah absuuuurd!!! Pertama, anda ingin menghilangkan periode pembangunan sosialis dari tahun 1956 sampai 1976 (20 tahun!). Seolah-olah periode itu TIDAK ADA dan TIDAK ADA HASILNYA!! Kedua, dengan MENGHAPUS dan TIDAK MENGAKUI perkembangan dan kemajuan Tkk yang dicapai dalam 20 tahun itu, anda ingin mengklaim bahwa RDB masih terus ADA dan BERLANGSUNG, HANYA BENTUK PENJUANGANNYA NYA YANG BERUBAH!!! Sekali lagi itu sebuah isapan jempol, penipuan sejarah dan pengkhianatan terhadap Mao!! Seandainya anda benar bahwa hanya bentuk perjuangannya saja yang berubah, mengapa Komune Rakyat harus dibongkar?? Mengapa pelayanan social seperti pendidikan dan kesehatan gratis harus dihilangkan? Mengapa sistim kerja tetap dan 8 jam sehari dihilangkan dan diganti dengan sistim kontrak dan kerja borongan? ETC. Saya tahu anda tidak akan bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan dan argumentasi yang saya ajukan. Yang anda bisa lakukan adalah mengalihkan hal-hal pokok yang sedang didiskusikan ke masalah lain. Itulah namanya debat kusir. KH djie pernah mengingatkan Jonathan (dalam diskusi mereka berdua) untuk tidak mengalihkan pokok diskusi ke masalah lain. Dan Jonathan patuh. Dia balik ke masalah yang sedang dibicarakan. Tapi KH djie tidak akan mengingatkan anda untuk tetap pada masalah yang sedang dibicarakan. Praktek debat kusir anda sudah bertahun-tahun saya alami. Begitulah ciri orang yang memang sebetulnya tidak punya argumentasi untuk mempertahankan pendapatnya. Untuk mudahnya, coba anda tampilkan tulisan Deng Xiaoping sendiri yang menjadi dasar teori dari RDBnya atau yang kemudian anda ubah menjadi “reformasi dan keterbukaan” yang dia jalankan. Saya sudah menampilkan tulisan Mao sendiri yang menjadi dasar teori dari RDBnya. Saya tidak bikin kesimpulan sendiri. Saya hanya mempelajari sejarah PKT dan Tkk yang dulu dibimbing oleh kawan-kawan Tkk. Sedangkan anda memisahkan diri dan tidak ikut belajar, karena sudah tentu anda menganggap sudah pinter dan bisa belajar sendiri. Nah, hasilnya bisa dilihat sekarang ini, revisionis sampai ke tulang sumsum! On Tuesday, July 4, 2017 3:18 PM, "'Chan CT' sa...@netvigator.com [temu_eropa]" <temu_er...@yahoogroups.com> wrote: Lho, nenek yang satu ini memang aneh! Sejak mula saya sudah bilang RDB nya Mao dan RDB nya Deng TIDAK ADA BEDA nya! Kok masih saja ngenyel minta saya jawab dimana perbedaannya! Karena memang tidak ada perbedaan hakiki masyarakat Tiongkok dimasa Mao menetapkan RDB tahun 1945 dengan ma Deng menetapkan kembali RDB ditahun 1978! Tapi, kalau saja masih ngotot hendak mengajukan “PERBEDAAN”, harus saya katakan hanya BENTUK PERJUANGAN nya saja yang sudah berbeda. Karena setelah kekuasaan Jepang dikalahkan dan kemudian kekuasaan Kuomintang, Chiang Kaisek berhasil digusur ke Taiwan, berarti kekuasaan Pemerintah Republik Rakyat Tiongkok yang dibentuk, adalah Pemerintah RAKYAT dibawah pimpinan Partai Komunis! Ini pedrtama. Kedua, karena tujuan utama RDB membasmi Feodalisme, dan kelebihan tanah2 tuan-tanah sudah selesai dibagikan untuk petani penggarap. Ketiga, karena gembong imperialisme, AS berhasil dipaksa datang berkunjung ke Beijing untuk bersalaman dengan Ketua Mao. Maka, dengan sendirinya BENTUK Perjuangan BERUBAH, bukan lagi REVOLUSI untuk mendobrak yang lama dan membangun yang baru dengan kekerasan lagi, tapi lebih tepat digunakan sebutan Reformasi. Itu pula Deng tidak gunakan RDB, tapi gunakan Reformasi dan Keterbukaan (Gai Ge Kai Fang), untuk melanjutkan perjuangan membangun dan mewujudkan masyarakat sosialisme berciri khas Tiongkok. Sedang keluar, bentuk perjuangan utama dengan Imperialisme AS juga sudah bukan lagi konfrontasi, tapi tetap melancarkan perjuangan dibidang politik, diplomasi, ekonomi, ... menentang dan melawan hegemoni AS didunia. Jadi, setelah berhasil merebut kekuasaan, kekuasaan Negara berada ditangan RAKYAT, kelanjutan RDB bukan lagi revolusi, tapi reformasi! Titik berat nya adalah membangun masyarakat Demokrasi Baru sebagai peralihan menuju masyarakat Sosialisme! Disepanjang proses meningkatkan kesejahteraan masyarakat Demokrasi Baru inilah, Peran Partai Komunis yang telah berkuasa mengendalikan kapitalis yang tetap diberi kesempatan hidup, tumbuh dan berkeembang, dalam usaha mempercepat perputaran roda ekonomi-nasional. Dan, ... karena ketegasan dibawah pimpinan Partai Komunis, baik dimasa Revolusi Demokrasi Baru dalam rangka merebut kekuasaan, maupun masa pembangunan masyarakat Demokrasi Baru, saya mengatakan, dimasa masyarakat Demokrasi Baru masa Ketua Mao, 30 tahun pertama setelah RRT ditegakkan, maupun masa Deng, 30 tahun berikut, sampai sekarang ini masyarakat Tiongkok yang masih merupakan masyarakat Demokrasi Baru ini TIDAK ada perbedaan hakiki! Artinya, masih tetap berusaha keras meningkatkan kemakmuran rakyat-miskin, dengan mengembangkan leb ih banyak, lebih besar usaha industri, ... Dan sekalipun usaha mengentaskan kemiskinan tetap menjadi tugas utama Pemerintah yang berkuasa, tetap saja masih BELUM mencapai tingkat menjadikan kapitalis perseorangan sasaran revolusi yang harus dibasmi, ditiadakan. Lalu, bagaimana sasaran Revolusi yang ditetapkan RDB itu setelah berhasil merebut kekuasaan? Jelas yang hendak diselesaikan dengan revolusi Demokrasi adalah merubah masyarakat feodal menjadi masyarakat kapitalis, dan itulah sebab dalam sejarah perkembangan masyarakat, revolusi Demokrasi ini dibawah pimpinan Borjuasi. Revolusi Demokrasi ini berubah menjadi RDB karena dipimpin oleh Partai Komunis dan tentu dengan sasaran RDB yang lebih tegas melawan feodalisme, komprador dan imperialisme didunia! Setelah Partai Komunis berhasil menegakkan Pemerintah RAKYAT, pada kenyataan dalam kehidupan masyarakat, sekalipun tuan-tanah sudah dimasmi, dan tanah kelebihan tuan-tanah untuk perseorangan sudah SELESAI dibagikan pada petani penggarap, ... Tapi, pikiran dan budaya feodalisme yang sudah berlangsung lebih 3 ribu tahun itu, tentu tidak mungkin diselesaikan dalam beberapa tahun, puluhan bahkan mungkin seratus tahun saja! Sedang tuantanah2 yang sudah dirampas tanahnya itu, tentu bisa saja tidak akan berpangku-tangan melihat perkembangan maju Pemerintah RAKIYAT, diantara mereka pasti juga akan terus berusaha untuk kembali berkuasa, setidaknya merusak dan mengganjel kemajuan. Kemunculan bandit-bandit desa dalam berbagai bentuk masih tetap merupakan ancaman didesa-desa. Sedang kekuasaan kapitalis komprador, dalam hal ini kekuasan Pemerintah Kuomintang, tentu juga tidak akan berdiam-diri, pasti akan membuat gerak menghasut, mengacau dan perlawanan mereka dalam berbagai bentuk setiap saat akan tetap bermunculan, ... Bukankah pejabat-pejabat korup yang bermunculan dan gamblok pada kekuatan imperialisme bisa dikatakan merupakan komprador baru yang bermunculan dengan lebih ganas, jahat dan berbahaya! Sekalipun sampai sekarang Tiongkok tidak lagi dijajah langsung negara asing, tapi dalam kenyataan bahaya perlawanan dari IMPERIALISME, khususnya AS didunia ini cukup kuat dan sedikitpun tidak boleh lengah! Sekalipun Presiden Nixon diawal 1972 terpaksa datang berkunjung ke Beijing dan bersalaman dengan Ketua Mao, untuk mengakhiri politik blokade sejagad dan konfrontasi terhadap RRT, itu hanya merubah bentuk perjuangan saja! Harus diperlakukan sebagai macan sungguhan yang setiap saat bisa menerkam! Begitulah dalam kenyataan perlawanan dan perjuangan antara RRT-AS sekali-kali terjadi sengit, dan yang cukup gawat mengancam, peristiwa Tian An Men, 4 Juni tahun 1989! Membiarkan terus aksi demo yang jelas dibelakang mereka adalah imperialisme AS itu atau menindas dengan kekerasan?! Kalau saja Deng tidak menurunkan perintah menindas dengan mendatangkan sepasukan dari Shi Chuan, barangkali nasib RRT juga akan roboh seperti PKUS. Beruntunglah Deng mengambil keputusan tegas tepat pada waktunya, dan berhasil menyelamatkan RRT dari keambrukkan! Dan sampai sekarang kita semua bisa melihat RRT terus maju tumbuh lebih kuat menjadi pesaing lebih berat AS. Sedang bentuk perjuangan diplomasi dan politik selama ini, kalau anda perhatikan juga terjadi sengit antara RRT-AS. Bagaimana anda bisa mengatakan RRT dikuasai komprador dan kolaborasi yang terjadi?! Dari mulai dimasa Ketua Mao usaha mengembalikan kedudukan RRT di PBB, sampai berhasil RRT secara resmi merupakan satu2nya Tiongkok yang duduk resmi anggota PBB dengan mendepak keluar Tiongkok Nasionalis, Kuomintang Taiwan, ditahun 1972. Kemudian RRT menggunakan “Jalur Sutra” dan prinsip “Satu jalur satu Jalan” melancarkan perjuangan untuk menang bersama, untung bersama! Meneruskan lebih lanjut melawan imperialisme AS, dan sampai terakhir ini ketegangan perairan Laut Tiongkok Timur dan Selatan, ketegangan RRT-Jepang masalah pulau Diao Yu, ketegangan dengan Viet Nam, Filipina di Laut Selatan yang jelas diaduk oleh AS itu, bukankah setahun terakhikr ini pertarungan itu berhasil dilerai dengan cukup baik oleh RRT! Bahkan Presiden Durtete bisa menerima BANTUAN RRT dan mencampakkan bantuan AS. Begitu juga Presiden Trump sendiri yg semula begitu GARANG nya saat kampanye terhadap RRT dan dengan akan menjalankan politik perlindungan-diri, akhirnya juga luluh satu persatu, ... Bukankah ini merupakan bentuk konkrit perjuangan melawan imperialisme AS yg selama ini mengangkaki dunia dengan terus mengobok-obok bikin kacau, gaduh didunia, ... Dan tentunya perjuangan masih akan terus berlanjut, dan siapa merupakan pemenang terakhir? Yaaa, kita lihat saja sendiri selama masih hidup didunia ini. Salam, ChanCT , From: Tatiana Lukman jetaimemuc...@yahoo.com [GELORA45] Sent: Monday, July 3, 2017 2:47 AM To: temu_er...@yahoogroups.com ; GELORA45@yahoogroups.com ; jonathango...@yahoo.com Cc: DISKUSI FORUM HLD ; Rachmat Hadi-Soetjipto ; Daeng ; Gol ; Harry Singgih ; Mitri ; Lingkar Sitompul ; Ronggo A. ; Farida Ishaja ; in...@ozemail.com.au ; Billy Gunadi ; Oman Romana Subject: Re: [temu_eropa] Re: [GELORA45] Mirisnya Potret Kemiskinan di Tiongkok, Negara yang Katanya Akan Merajai Dunia Anda tidak pernah dapat menjelaskan perbedaan antara RDBnya Mao dengan RDBnya Deng. Tapi ngeyel seolah-olah sudah pernah menjawab pertanyaan itu. Sekarang anda malah mengatakan TIDAK ADA PERBEDAAN HAKIKI REVOLUSI DEMOKRASI BARU DI MASA MAO DAN DENG, karena TIDAK atau BELUM ada perubahan hakiki masyarakat Tkk. OK. Jadi anda TIDAK melihat perbedaan hakiki antara RDBnya Mao dan RDBnya Deng? Memang buta, kalau gitu. Dan tidak belajar karya Mao. Mao, ketika bicara soal watak revolusi dalam tulisannya tahun 1928 :”Perjuangan di Gunung Tjingkang”, menulis:”Sekarang Tiongkok benar-benar masih berada pada tingkat revolusi burjuis demokratis (atau yang dinamakan juga Revolusi Demokrasi Baru, keterangan saya). Program untuk revolusi demoratis yang konsekwen di Tiongkok meliputi, keluar, penggulingan imperialisme untuk mencapai pembebasan nasional yang penuh; kedalam, penghapusan kekuasaan dan pengaruh klas komprador di kota-kota, penyelesaian revolusi agrarian untuk menghapuskan hubungan-hubungan feudal di desa-desa dan penggulingan pemerintah raja perang. Hanya melalui revolusi demokratis demikian itu dapatlah diletakkan dasar yang sejati bagi peralihan ke sosialisme.” Saya kutip Mao supaya jelas bukan saya yang menciptakan RDB. Tapi, saya sudah tahu, anda bisa menggunakan ini untuk bilang saya tidak mau berpikir dan pakai otak sendiri!!! Alasan yang konyol dan absurd ini pernah anda gunakan, justru untuk menutupi ketidak mampuan anda untuk menjawab argumentasi saya. Baca baik-baik apa yang dimaksud dengan RDB oleh Mao. Jangan anda putarbalik! Jadi Tkk pada tahun 1928 berada dalam tahap revolusi burjuis demokratis/RDB!! Siapa musuh-musuhnya? Keluar, imperialisme untuk mencapai pembebasan nasional yang penuh. Jadi RDBnya Mao mengganyang imperialisme untuk membebaskan Tkk!! Siapa musuh di dalam negeri? Kekuasaan klas komprador. Apa isi RDB? Revolusi agraria untuk menghapuskan hubungan feudal di desa-desa. Jelas tidak?? Kalau anda bilang sekarang Tkk juga sedang berada pada tahap RDBnya Deng yang menurut anda tidak berbeda dengan RDBnya Mao, lantas di mana perjuangan anti-imperialisme rakyat Tkk yang dipimpin PKT?? Tunjukkan manifestasinya dan contoh kongkrit. Kemudian adakah perjuangan PKT melawan kelas komprador??? Bukankah dengan reformasi kapitalisnya Deng justru hidup kembali dan berkembang dengan subur kelas komprador??? Siapa orang-orang kaya bilyuner yang anda sanjung kedermawaannya memberi sedekah kepada orang miskin?? Bukan kaum kabir dan komprador mereka itu???? Pernah saya postingkan video yang memperlihatkan bagaimana para pengusaha kaya raya itu selalu mendapat dan menggunakan hubungan dengan para pimpinan PKT dan Pemerintah untuk melancarkan dan memakmurkan usaha bisnisnya. Sudah lupa atau tidak nonton??? Jadi yang terjadi di hadapan mata kita justru semakin suburnya kelas kabir dan komprador. PKT dan Pemeirntah sama sekali tidak berjuang untuk menghilangkan kelas itu!!! Isi RDB adalah revolusi agraria. Mana revolusi agrarianya Deng Xiaoping??? Apakah pembongkaran komune rakyat itu yang merupakan revolusi agrarianya Deng???Dihapusnya pertanian dan kehidupan kolektif di pedesaan, itukah revolusi agraria Deng?? Sekarang dengan sangat kurang ajar dan kegoblokan luar biasa, anda bilang TIDAK atau BELUM ada perubahan hakiki dalam masyarakat Tiongkok. Ini betul-betul PUNCAK KEBEBALAN DAN KEGOBLOKAN!! Kalau begitu, Tkk sekarang masih negeri setengah jajahan setengah feudal seperti India, Indonesia dan banyak negeri-negeri di AA dan Amerika latin???? Lalu apa artinya pembebasan Tkk pada tahun 1949??? Hasil perjuangan dan pengorbanan sejak 1921, tidak menghasilkan perubahan hakiki dalam masyarakat Tkk???? Pemuda ganteng dan pandai seperti anda ini benar-benar sangat menakjubkan!!! Apanya yang menakjubkan?? Kebebalannya!!!! On Sunday, July 2, 2017 6:33 AM, "'Chan CT' sa...@netvigator.com [temu_eropa]" <temu_er...@yahoogroups.com> wrote: Maasya allah, ... rupanya nenek dalam tempurung ini sudah TIDAK BISA MEMBACA dengan baik tulisan orang lain! Siapa yang TIDAK BISA melihat perkembangan Tiongkok Baru dibanding sebelum bebas-merdeka? Siapa yang MENGHINA Ketua Mao dan RAKYAT Tiongkok? Jelas-jelas yang saya tekankan, justru keberhasilan Ketua Mao membangun DASAR-Ekonomi dan PERTAHANAN Tiongkok dengan semangat BERDIKARI! Dengan keberhasilan ini mendorong perkembangan Tiongkok Baru, dan oleh karenanya RRT BERHASIL menjebol blokade sejagad AS yang dijalankan sejak awal tahun 1950, bermaksud hendak mencekik-mati RRT yang baru berdiri! Ternyata, AS yang KALAH dan GAGAL, sedang RRT BERHASIL dan MENANG! Dengan berhasil memaksa Presiden Nixon datang berkunjung ke Beijing untuk berjabatan tangan dengan Ketua Mao, diawal 1972! Tapi, ... anda anda tidak berhasil melihat kenyataan lain, bahwa KEBERHASILAN yg dicapai RRT itu dengan keharusan mengikat tali pinggang rakyatnya lebih kencang, artinya BELUM BERHASIL mengentaskan KEMISKINAN RAKYAT Tiongkok! Sekalipun dibanding sebelum merdeka sudah jauh lebih baik, tapi juga tidak bisa dibantah masih ratusan juta RAKYAT MISKIN, bahkan dikategorikan SANGAT MISKIN yang belum terselesaikan! Sedang anda hanya dibawa hanyut dalam pemikiran, anagan-angan indah sendiri saja, ... Dan yang saya bisa pastikan, apa yang anda nyatakan ini justru membuktikan selama BELASAN TAHUN hidup di Tiongkok, hanya ngerem didalam kamar tidak pernah keluar melihat bagaimana KEHIDUPAN MASYARAKAT di Tiongkok sesungguhnya, sebagaimana KENYATAAN yang ada! Anda TIDAK TAHU, tidak terlalu jauh dari desa dimana kita ditempatkan, tidak lebih 20Km sudah bisa nampak desa-miskin, sungguh sangat menyedihkan melihat KEMISKINAN dan KETERBELAKANGAN budaya hidup mereka. Bukan saja baju compang-camping lebih jelek, lebih butut dari gembel yang biasa terlihat dikota, bahkan nampak banyak anak2 disana hidungnya dikasih ring/cincin. Mengapa begitu? Karena penduduk desa itu masih percaya anak2nya bisa digondol setan, biar tidak digondol setan hidungnya dikasih ring seperti kerbau! Dan ingagt, itu terjadi di propinsi Jiang Xi yang tergolong propinsi makmur, ... bisa anda bayangkan sendiri bagaimana dengan propinsi-propinsi lain yang tergolong miskin! Entah anda sekamar dengan siapa ketika berstatus mahasiswa di Beijing, sekalipun tidak melihat dengan mata sendiri, mestinya kan juga bisa berbincang dengan mereka dan dijadikan bahan pertimbangan untuk mengetahui keadaan kehidupan masyarakat Tiongkok sesungguhnya. Pendidikan dan Pengobatan gratis itu kan yang anda lihat dan terjadi cukup baik di kota besar, dan khususnya untuk anda mashasiswa asing! Bagaimana kenyataan sesungguhnya dalam masyarakat Tiongkok di kota kecil dan desa2??? Tentu saja tidak seindah seperti yang anda bayangkan, ... ada berapa % anak-anak desa yang bisa sekolah apalagi sampai Univ? Anda tahu tidak masih ada berapa% penduduk Tiongkok yang BUTA-HURUF? Anda tahu tidak berapa orang yang harus mati karena tidak mendapat pengobatan memadai, karena jauhnya dari RS, disamping teknonologi belum mencapai tingkat seperti sekarang? Bahan pertimbangan dari PBB, 10 negara terbanyak penduduk masih buta-huruf. Dari kiri ke-kanan, India, Tiongkok, Pakistan, Benggala, Ethopia, Mesir, Brasil, Indonesia, Konggo. Sedang RRT dalam 20 tahun, 1985-2005 berhasil mengurangi Buta Huruf sebanyak 130 juta orang. https://chaoglobal.wordpress.com/2014/02/01/illiterate-adult/ : 根據中國國家統計局公佈的《2010年第六次全國人口普查主要數據公報(第1號)》顯示,大陸31個省、自治區、直轄市和現役軍人的人口中,文盲人口(15歲及以上不識字的人)為54656573人,同2000年第五次全國人口普查相比,文盲人口減少30413094人,文盲率由6.72%下降為4.08%,下降2.64個百分點。 (Terjemahan bebas, berdasarkan Badan Statistik Negara yang diumumkan, “Laporan No.1, Cacah Jiwa ke-6 Seluruh Negeri Tahun 2010” dari 31 Propinsi, Daerah-Istimewa daratan Tiongkok, jumlah penduduk (diatas usia 15 tahun) yang BUTA-HURUF mencapai 54,656,573 orang. Diandingkan cacah-jiwa ke-5 tahun 2000, jumlah penduduk Buta Huruf telah berkurang 30,413,094 orang. Persentasi Buta-Huruf turun 2.64%, yaitu dari 6.72% menjadi 4.08%.) Lalu bagaimana dengan masalah kemiskinan? Saya ambilkan saja apa yang dilaporkan Organisasi PBB dalam meneliti perubahan kemiskian di Tiongkok: http://www.un.org/chinese/millenniumgoals/china08/reform.html 第三,人民生活明显改善。城乡居民收入持续较快增长,人民生活从温饱不足发展到总体小康。1978年到2007年,城镇居民家庭人均可支配收入由343.4元提高到13785.8元,农村居民家庭人均纯收入由133.6元提高到4140.4元,扣除价格因素,均增长了6倍以上。.....。农村绝对贫困人口从2.5亿人减少到1479万人。各项社会事业全面进步,覆盖城乡的义务教育体系基本建立,公共卫生和基本医疗服务体系不断健全,文化事业和文化产业蓬勃发展,基本公共服务正在朝着均等化方向发展。 (Terjemahan bebas: Kehidupan rakyat telah terjadi perbaikan yang mencolok. Penghasilan penduduk kota-desa meningkat secara drastis, Kehidupan rakyat dari kekurangan sandang-pangan secara umum sudah menjadi berkecukupan atau sedikiit makmur. Dari tahun 1978 sampai 2007, penduduk kota distrik rata-rata berpenghasilan 343.4 Yan telah terangkat menjadi 13,785.8 Yan, penduduk desa dari rata-rata penghasilan 133.6 Yan terangkat menjadi 4,140.4 Yan. Dipotong dengan inflasi yang terjadi, rata-rata kenaikan diatas 6%. ... Jumlah penduduk sangat miskin dari 250 juta telah berkurang menjadi 14,79 juta orang. Berbagai usaha sosial dikembangkan secara menyeluruh, meliputi dasar pembangunan sisstem pendidikan didesa, masalah kesehatan dan pengobatan terus dikembangkan tiada hentinya, usaha budaya dan produk kebudayaan tumbuh mengelora, dan dasar PENGABDIAN sedang mengarah ke KEADILAN yang lebih merata.) Nah, ... dari DATA yang saya ajukan diatas ini, anda tentu TIDAK BISA menutup mata, atau menyangkal bahwa dimasa Ketua Mao, 30 tahun pertama RRT tegak berdiri, penduduk Tiongkok yang BUTA HURUF masih cukup buuuaaanyaak dan KEMISKINAN juga masih sangat parah! Karena ditahun 2000 itu saja masih 6.72% penduduk, dan ditahun 1978 masih 250 juta rakyat harus hidup ditaraf sangat miskin! Kecuali anda hendak bilang laporan Badan Statistik Negara itu TIDAK AKURAT! Atau anda termasuk seorang yang TIDAK bisa melihat kenyataan, bahwa setiap proses perkembangan PASTI “Satu Pecah Menjadi Dua”, artinya, disatu pihak perkembangan positif, dipihak lain juga parti diikuti perkembangan negatf yang terjadi. Tidak ada proses perkembangan hanya segi postif saja atau sebaliknya segi negatif saja. Masalahnya, kita bisa tidak dengan TEPAT melihat perkembangan itu segi positif yang pokok, dominasi atau sebaliknya segi negatif yang pokok! Jadi, konkritnya perbedaan pandang diantara kita, saya berpendapat dimasa Ketua Mao, 30 tahun pertama RRT, yang pokok segi positif, tapi juga tidak sedikit kekurangan/kesalahan terjadi. Masih terjadi KEMISKINAN yang luar biasa, setidaknya masih ada 250 juta warga sangat MISKIN! Dan lebih 6.7% buta huruf! Sedang anda melihat segi POSITIF nya saja dengan menyangkal atau menghilangkan semua segi negatif yang jelas belum terselesaikan itu! Begitu juga dimasa perkembangan 30 tahun berikut, setelah dimasa Deng mengoreksi kesalahan Mao, anda jadi menghitamkan segalanya, memandang segi negatif yang terjadi sebagai yang pokok dan dominasi. Sedang saya justru TETAP melihat segi positif yang pokok dan dominasi. Bukan saja pertumbuhan ekonomi yang dahsyat dan diakui oleh dunia, tapi juga perkembangan teknologi yang sudah berhasil mengejar teknologi tinggi dunia. Begitu juga dalam usaha mengentaskan kemiskinan, RRT lah didunia ini yang jelas BERHASIL menyelesaikan masalah kemiskinan dalam waktu singkat, hanya dalam hitungan 50 tahunan, sampai 2020 yad ini, ... lebih 250 juta warga bisa terangkat dari sangat-miskin menjadi sedikit makmur! Masalah Revolusi Demokrasi Baru sudah kita perbincangkan entah berapa tahun yl, ... tidak ada yang tidak bisa saya jawab. Kecuali anda saja yang belum bisa terima argumentasi saya. Dan selalu saya jawab, kalau begitu, tunggu saja kita lihat sendiri bagai teori2 atau pemikiran kita itu dibuktikan dalam praktek, melihat bagaimana wujud “Jalan Sosialisme Berciri khas Tiongkok” yang sedang dijalankan oleh PKT saja! Saya selama ini sudah menyatakan, TIDAK ada perbedaan hakiki revolusi Demokrasi Baru dimasa Mao dan Deng, karena TIDAK atau BELUM ada perubahan hakiki masyarakat Tiongkok! Masyarakat Tiongkok yang masih sangat MISKIN dan perkembangan masyarakat kapitalis belum merubah sepenuhnya sifat masyarakat feodal yang ada. Artinya Tiongkok sekarang ini sekalipun sudah mulai memasuki perkembangan industri, tapi masih lebih 60% PETANI! Kehidupan masyarakat PETANI didesa-desa masih yang utama. Jadi, masih tetap dikategorikan negara SEDANG BERKEMBANG, belum bisa dikategorikan negara industri atau negara MAJU. Jadi tingkat perjuangan revolusi, ... kalau saja masih hendak gunakan sebutan revolusi, bisa saja TETAP masih ditingkat revolusi Demokrasi Baru, karena tingkat perkembangan masyarakat dengan revolusi yang seharusnya dipimpin Borjuasi-nasional, tapi di Tiongkok, baik dimasa Mao maupun Deng bukan dipimpin borjuasi-nasional, tapi dipimpin oleh PKT, Partai Komunis TIongkok. Jadi, sebetulnya juga tidak beda dengan “Negara Kapitalis” yang dijalankan Lenin ditahun 1921 itu! Ingat, bahwa perkembangan masyarakat yang terjadi itu akan berlangsung sesuai keadaan objektif masyarakat itu sendiri, tidak bisa diotak-atik atau mau dilompati sekehendak hati subjektif seseorang dengan lancarkan revolusi. Proses jaman perbudakan, jaman feodal itu ribuan tahun, dan revolusi2 yang muncul dimasyarakat itu lahir karena adanya hubungan produksi baru yang muncul dan berubah mendominasi masyarakat itu. Begitu juga perubahan masyarakat kapitalis menjadi masyarakat sosialis, pertama tidak bisa disingkat hanya dilewati puluhan tahun bahkan ratusan tahun saja, dimana masyarakat kapitalis baru mulai tumbuh dan masih sangat miskin, belum juga memasuki kapitalis-industri, kok sudah mau masuk mewujudkan masyarakat sosialis. Itulah KESALAHAN yang dibilang Deng, masyarakat sosialisme itu bukan meratakan KEMISKINAN, tapi harus meratakan KEKAYAAN! Pada saat masyarakat masih sangat MISKIN, kalau diratakan, yang terjadi adalah meratakan kemiskinan. Sulit untuk tidak mengatakan tidak mungkin, mengangkat masyarakat miskin menjadi makmur dalam waktu sekaligus. Harus memperkenankan sementara orang kaya lebih dahulu, dengan mempeerkenankan hak-milik kapitalis perseorangan untuk mendorong lebih cepat kemakmuran masyarakat itu! Kedua, dalam proses perkembangan masyarakat akan muncul dengan sendirinya unsur-unsur hubungan produksi baru yang bisa dinamakan hubungan produksi sosialisme, tidak bisa hanya dengan membasmi kapitalis-kapitalis perseorangan lalu diganti dengan pejabat komunis, bisa dikatakan itulah hubungan produksi sosialis. Dan ternyata, tidak sedikit pejabat-pejabat yg menggantikan kapitalis2 itu berubah menjadi KABIR-KABIR yang melakukan penghisapan lebih KEJAM ketimbang kapitalis beneran. Itulah salah satu SEBAB, setelah membentuk negara sosialis pertama didunia dan dalam 70-an tahun, akhirnya PKUS roboh dicampakkan oleh rakyatnya sendiri. Ditinjau dari sudut pandang lain, nampak jelas KESADARAN masyarakat luas, tidak mungkin bisa dirubah dalam sesaat dengan yang dinamakan revolusi apapun! Proses KESADARAN Hidup bersama, kerja bersama (kolektif) harus dibina dalam kehidupan dan kerja bersama yang panjang, entah puluhan tahun bahkan ratusan tahun. Selama DUNIA masih saja dikangkangi kapitalis-kapitalis serakah, selama partai KOMUNIS belum berhasil menguasai banyak negara didunia, selama itu belum mungkin menegakkan negara sosialis didunia. Saya merasa Marx lah yang benar, mengatakan tidak bisa menegakkan negara sosialis disatu negara didunia ini, tanpa diikuti oleh negara-negara lain, ... Selama itu, hanya bisa seperti dikatakan PKT sekarang ini, bahwa RRT hanyalah langkah pertama dari jalan panjang menuju masyarakat sosialis berdasarkan ciri khas TIongkok saja! Salam, ChanCT From: Tatiana Lukman jetaimemuc...@yahoo.com [GELORA45] Sent: Sunday, July 2, 2017 1:28 AM To: temu_er...@yahoogroups.com ; GELORA45@yahoogroups.com ; jonathango...@yahoo.com Cc: DISKUSI FORUM HLD ; Rachmat Hadi-Soetjipto ; Daeng ; Gol ; Harry Singgih ; Mitri ; Lingkar Sitompul ; Ronggo A. ; Farida Ishaja ; in...@ozemail.com.au ; Billy Gunadi ; Oman Romana Subject: Re: [temu_eropa] Re: [GELORA45] Mirisnya Potret Kemiskinan di Tiongkok, Negara yang Katanya Akan Merajai Dunia Ya pastilah orang remo akan terus tidak mengakui kemajuan yang dicapai oleh rakyat Tkk pada jaman Mao, walaupun dirinya sendiri ikut kecipratan sekolah gratis dan makan, minum , tidur , gratis selama bertahun-tahun diterima rakyat Tkk sebagai tamu. Mengatakan kemiskinan yang dialami buruh dan tani sekarang sebagai warisan dari jaman Mao adalah sebuah isapan jempol dan penghinaan terhadap rakyat Tkk serta Mao. Pada jaman Mao pendidikan dan layanan kesehatan gratis. Kehidupan masih relatif miskin tapi rakyat tidak menderita penghisapan dan penindasan dan tidak ada kesenjangan antara yang punya dan yang tidak punya seperti sekarang pada jaman kapitalis... Segelintir orang foya-foya, saking kayanya sampai sudah tidak tahu bagaimana menggunakan dan menghabiskan uangnya. Sudah selesai anda belajar karya Mao tentang tahap revolusi demokrasi baru??? Ayo jelaskan bedanya dengan tahap revolusi demokrasi barunya Deng xiaoping!!! Kok nggak muncul-muncul jawabannya????? On Monday, June 26, 2017 4:31 PM, "'Chan CT' sa...@netvigator.com [temu_eropa]" <temu_er...@yahoogroups.com> wrote: Eeeiiih, ... nenek yang satu ini BETUL_BETUL tetap berada dalam tempurung! Sampai sekarang masih juga belum bisa membuka mata sendiri melihat KENYATAAN di RRT masih ada sekitar 50 juta rakyat nya yang tersisa hidup dalam kemiskinan dan target mereka dalam plan5 tahun ke-13 akan diselesaikan tahun 2020. Saya TIDAK BERHASIL menemukan foto-foto kemiskinan yang diajukan tulisan dibawah ini, diambil ditahun berapa dan dimana, ...Tapi ingat, ... KEMISKINAN yang masih ada sekarang ini BUKAN baru terjadi, tapi merupakan kelanjutan dari masyarakat Tiongkok sebelum BEBAS dan melewati masa Mao, di 30 tahun pertama (1949-1979) juga belum terselesaikan! Atau anda berani bilang bahwa kemiskinan RAKYAT Tiongkok yang ada sekarang ini jauh lebih miskin ketimbang 40 tahun yl, dengan menganggap kemakmuran yang terjadi hanya dinikmati segelintir bilyunernya saja??? Coba perhatikan foto yang nampak jelas diambil dimasa Mao tahun 60-an itu. Lalu, coba perhatikan bagaimana foto ini yang memperlihatkan sekelompok warga miskin, disaat menghadapi kelaparan menghadapi bencana-alam, tapi RRT tetap perintahkan membeli bahan-makan untuk bantuan Albania, ... Dan, ... cobalah buka mata lebar-lebar, untuk melihat kenyataan lain, bahwa dalam 5 tahun terakhir ini, setiap tahun Tiongkok berhasil mengeentaskan lebih 10 juta warga dari garis kemiskinan. Tentu merupkakan prestasi yang sangat luar biasa! Dan ingat, RRT didunia juga ikut membantu membangun dibanyak negara-negara sedang berkembang, dan bersama-sama ikut mengentaskan kemiskinan dengan memperbaiki perkembangan ekonomi. Apanya meredam kontradiksi klas supaya orang tidak melawan? Kenyatan KESEJAHTERAAN 1,4 milyar warga Tiongkok BERHASIL ditingkatkan jauh lebih baik, kok! Bahkan sekarang warga klas menengah atas nya sudah jauh melebihi penduduk AS! Ini nenek buta atau membutakan diri, ...? Hehehee, ... Salam, ChanCT From: Tatiana Lukman jetaimemuc...@yahoo.com [GELORA45] Sent: Monday, June 26, 2017 3:12 PM To: GELORA45@yahoogroups.com ; jonathango...@yahoo.com Cc: Yahoogroups ; DISKUSI FORUM HLD ; Rachmat Hadi-Soetjipto ; Daeng ; Gol ; Harry Singgih ; Mitri ; Lingkar Sitompul ; Ronggo A. ; Farida Ishaja ; in...@ozemail.com.au ; Billy Gunadi ; Oman Romana Subject: Re: [GELORA45] Mirisnya Potret Kemiskinan di Tiongkok, Negara yang Katanya Akan Merajai Dunia Gimana jawaban Chan? Sabaaarrrr! Sekarang PKT dan Pemerintah belum bisa menyelesaikan masalah kemiskinan, tapi sedang dalam proses......Tungguuuuu!! Dari dulu saya tanya kapan kaum bilyuner itu mau membagi kekayaannya dengan orang-orang miskin ini? Kan mereka sudah dikasih kesempatan untuk kaya sesuai dengan politiknya Deng xiao-ping. Chan selalu membanggakan "sedekah" yang diberikan oleh para bilyuner/pengusaha dalam proyek-proyek sosial. Begitulah caranya, menurut dia, untuk menuntaskan kemiskinan. Dan orang yang kecipratan sedekah akan terus kowtow kepada para jutawan pemurah hati itu dan lupa pada bagaimana cara mereka mendapat dan mengumpulkan kekayaan itu. Begitulah caranya meredam kontradiksi kelas supaya orang tidak melawan. Rupanya s edekah itu nggak sampai kepada orang-orang miskin ini. On Sunday, June 25, 2017 7:38 AM, "jonathango...@yahoo.com [GELORA45]" <GELORA45@yahoogroups.com> wrote: Mirisnya Potret Kemiskinan di Tiongkok, Negara yang Katanya Akan Merajai Dunia oleh Rizal 16:29 PM on Jan 14, 2017 Terlepas dari segala sentimen yang ada soal Tiongkok, harus diakui kalau si negeri Tirai Bambu ini memang sungguh luar biasa. Dulu mereka memang hanya negara kelas dua yang bahkan pernah dibikin main an oleh Jepang. Tapi, kini semuanya berubah. Tiongkok yang cupu saat ini benar-benar menjadi monster yang seolah bisa menelan siapa pun. Bahkan termasuk Rusia dan Amerika. Dari segala hal Tiongkok begitu matang. Dilihat dari militer mereka juara dunia dan meringsek perlahan untuk menggeser dominasi duo AS-Rusia. Di bidang ekonomi pun tak juga tak jauh beda. Bahkan diramalkan kalau mereka akan bisa menguasai dunia. Tiongkok begitu jemawa, tapi bukan tanpa borok. Ketika kita bisa masuk lebih dalam dan membuka semua tabirnya, maka terpampang sebuah pemandangan yang kontradiktif yang begitu berlawanan dengan segala puja-puji tentangnya. Ya, pemandangan yang dimaksud adalah potret kemiskinan Tiongkok yang benar-benar luar biasa miris. Bahkan kalau boleh dibandingkan, ini jauh lebih menyedihkan daripada yang ada di Indonesia. Kemiskinan di negeri panda ini memang parah. Dan sedihnya, ini tak banyak diketahui oleh dunia karena sudah kadung tertutup dengan pamor-pamor Tiongkok yang luar biasa itu. Lalu seperti apa sih potret kemiskinan di sana? Ketahui lewat deret foto-foto berikut. Ketimpangan di Tiongkok begitu tinggi. Ada yang bisa sekolah sampai keluar negeri, tapi ada juga yang miris seperti ini. Anak-anak miskin di Tiongkok [Image Source] Ketika sampah membuat kita ingin muntah, keluarga ini justru mengandalkan hidup dari benda kotor itu. Hidup berkutat dengan sampah [Image Source] Beginilah ruang makan banyak keluarga miskin di Tiongkok. Mereka berbagi tempat dengan ayam. Potret rumah warga miskin di Tiongkok [Image Source] Bayi-bayi tidak berdaya ini sudah harus merasakan kemiskinan sejak hari pertama mereka lahir. Bayi-bayi yang lahir di perkampungan miskin Tiongkok [Image Source] Toilet orang-orang kaya di Tiongkok lebih bagus daripada rumah keluarga ini. Kehidupan miskin di Tiongkok [Image Sourc e] Tak masalah beralas tanah, asal tidak digigiti nyamuk. Mirisnya anak kecil tidur beralaskan tanah [Image Source] Cukup menyesakkan ya melihat pemandangan ini. Potret kemiskinan di Tiongkok [Image Source] Tiongkok mungkin bisa bikin jembatan tertinggi di dunia. Tapi, mereka tak mampu berbuat sesuatu dengan ini. Anak kecil terlihat senang dengan segala keterbatasan [Image Source] Di balik kehebatan Tiongkok yang mendunia, ada warganya yang tinggal di rumah-rumah macam begini. Potret keluarga miskin di Tiongkok [Image Source] Tak hanya dihadapkan dengan kemiskinan. Tiongkok sendiri juga tengah bergulat dengan masalah lingkungan. Seperti yang kamu tahu, di sana itu sudah tak karuan polusinya. Saking buruknya, dipercaya kalau Tiongkok takkan berumur panjang. Siapa sangka di balik kejemawaannya, Tiongkok cukup bikin ngenes. Next [Non-text portions of this message have been removed]