Ooouh, dalam penetapan RDB ditahun 1945, anda hanya BENAR separoh sedang saya 
SALAH separoh! Anda BENAR dalam pengertian ide RDB Mao lama sebelumnya sudah 
terbentuk dalam benaknya, dan itulah yang diperjuangkan dengan gigih oleh Mao 
sejak naik Gunung Chin Gang ditahun 1928. Dan tentu saya sudah baca yang anda 
kutipkan itu. Sedang yang saya maksudkan RDB baru ditetapkan tahun 1945, itu 
ide RDB Mao yang brilyan baru berhasil dimenangkan menjadi GARIS PKT, dengan 
disahkan saat Kongres ke-7 PKT, April 1945. Itulah sebab, sebelum tahun 1945, 
deaerah basis yang dibentuk masih gunakan sebutan Daerah basis Pemerintah 
Sovyet, sedang setelah tahun 1945 gunakan sebutan Pemerintah Rakyat Tiongkok 
saja. Sebgagai konsekwensi penegasan Ketua Mao yang hendak membedakan Revolusi 
Tiongkok bukan dan belum bisa melancarkan Revolusi Sosialis yang dilancarkan 
Lenin-Stalin di Rusia.

Bahkan setelah Sidang Chun Yi, tahun 1935, sekalipun Garis Perjuangan 
Bersenjata ketua Mao dimenangkan dan menjadi Ketua PKT, ide RDB ketika itu 
masih belum ditetapkan sebagai garis PKT. Disini pula kita bisa melihat 
KEBESARAN Ketua Mao dalam memperjuangkan ide RDB nya, beliau PANDAI menetapkan 
mana kontradiksi pokok yang harus didahulukan dan mana yang boleh saja 
dikebawahkan dahlu, tidak berkeras mati2an lebih dahulu memenangkan istilah2 
nya harus RDB, tapi lebih mengutakan bentuk perjuangan untuk keberhasilan 
mencapai TUJUAN membebaskan Rakyat dari segala penindasan! 

Tentu penetapan RDB adalah hasil dari analisa konkrit masyarakat Tiongkok, 
entah mau gunakan sebutan sifat masyarakat, watak masyarakat atau berdasarkan 
analisa klas. Yang lebih penting bisa melihat, penekanan Ketua Mao dengan RDB, 
itu adalah masyarakat Tiongkok ketika itu AGRARIS, sedang kapitalis yang baru 
muncul masih kecil-lemah dan SANGAT MISKIN, ... jadi di Tiongkok belum bisa 
melancarkan Revolusi Sosialis yang mnyasar dan membasmi kapitalis! Masyarakat 
yang dibentuk RDB setelah berhasil merebut kekuasaan negara, adalah masyarakat 
Demokrasi Baru yang merupakan proses peralihan kemasyarakat sosialis. Dimana 
masyarakat Demokrasi Baru itu harus menyelesaikan peninggalan feodalisme yang 
ada dalam masyarakat, mengatasi kapitalis komprador yang setiap saat 
bermunculan dan melawan intervensi negara2 Imperialis yang jelas hendak 
menghancurkan Pemerintah Rakyat. 

Jadi, yang saya maksudkan dimasa Mao setelah RRT tegak berdiri dan masa Deng 
melancarkan “Reformasi dan Keterbukaan” tidak ada perbedaan hakiki masyarakat 
Tiongkok, adalah sifat atau watak masyarakat agraris, dimana lebih 80% 
penduduknya adalah petani, kapitalis baru muncul dan masyarakat Tiongkok masih 
sangat, sangat MISKIN! Dan itu yang menjadi DASAR pemikiran ketua Mao dalam 
menetapkan Tiongkok harus melalui RDB dahulu, tidak bisa langsung menjalankan 
Rv. Sosialis! Sifat masyarakat Tiongkok disaat Deng, tahun 1978 juga masih 
lebih 80% penduduknya PETANI dan masyarakat masih sangat, sangat MISKIN! Bahkan 
sekarang, berdasarkan data 2016, pendataan penduduk Tiongkok masih lebih 60% 
adalah petani! Jadi, Tiongkok sekalipun sudah cukup maju dengan makin banyak 
industri dibangun, tetap masih dikategorikan negara sedang berkembang. Masih 
ada 50 juta penduduk tersisa tergolong miskin, ...! Menurut saya sifat 
masyarakat agraris dan miskin inilah yang menentukan Tiongkok belum bisa 
melancarkan Rev. Sosialis yang menyasar dan membasmi kapitalis!

Mengapa Komune Rakyat dibubarkan? Disini, terjadi kebablasan Deng!  Sebenarnya 
saja, kalau menurut saya setelah melihat perkembangan Desa Hua Xi, sebetulnya 
“Komune Rakyat” tidak mesti dibubarkan begitu saja! Perlu tidak, harus tidak 
Komune Rakyat yang sudah berjalan belasan tahun itu dibubarkan, diserahkan saja 
warga desa bersangkutan mengambil keputusan berdasarkan “KESADARAN” warga desa 
itu sendiri. Karena kerja KOLEKTIF yang sudah terjadi dan dibangun dalam Komune 
Rakyat, seharusnya justru dikembangkan, bukan dibubarkan! Cukup diperbaiki 
kekurangan dan kesalahan yang terjadi saja. Ternyata itulah yang terjadi di 
desa Hua Xi. Wu Ren Bao pandai, semangat kerja kolektif komune rakyat 
dipertahan terus, ... bentuk pembagian kerja barisan produksi tetap dijalankan. 
Yang dia rubah hanya HAK-MILIK Desa/Komune Rakyat itu dibagikan pada warga 
desa, jadi setiap petani disamping mendapatkan upah dari hasil kerja diladang, 
setiap tahun juga mendapatkan bonus dari perhitungan saham yang didapatkan. 
Ternyata, dengan pembagian hak-milik saham dan hasil kerja-keras setiap petani 
mendapatkan imbalan yang langsung dirasakan, jadi merangsang setiap warga desa 
Hua Xi bekerja lebih keras dan giat. Kegairahan kerja ini tentu mendorong hasil 
produksi desa Hua Xi bisa maju baik. Ini pertama.

Kedua, setelah hak-guna atas tanah itu dibagikan kembali pada setiap petani, 
banyak terjadi ketimpangan produksi yang tidak merata. Ada petani yang lebih 
cerdas, lebih giat dan berkemampuan mengerjakan tanahnya berhasil, sebaliknya 
juga ada keluarga petani yang terbelakang dan akhirnya gagal panen. Tapi, ... 
dalam kenyataan hidup dan kerja yang terjadi didesa, timbul KESADARAN manusia 
untuk memperbaiki kehidupan. Bahwa untuk meningkatkan produksi, tidak bisa 
tidak harus ada kerja KOLEKTIF. Saya perhatikan itulah yang terjadi di desa 
Xiao Gang, dimana 18 petani jadi pelopor memulai kerja-bersama dan berhasil 
meningkatkan produksi dengan gemilang. Akhirnya ditingkat membentuk koperasi 
desa, berhasil mengajak seluruh penduduk desa menggabungkan seluruh tanah 
garapan dalam koperasi-desa, dan, ... juga dengan meenggabungkan bagian tanah 
garapan setiap warga menjadi NILAI SAHAM koperasi desa. Akhirnya desa Xiao Gang 
juga berhasil menjadi desa maju dan makmur, dan menjadi TELADAN keberhasilan 
Reformasi dan Keterbukaan. 

Ketiga, masalah KESADARAN manusia tidak bisa dipaksakan begitu saja, ... ! 
Harus melalui proses kehidupan dan kerja yang cukup panjang. Kesadaran untuk 
kerja kolektif akhirnya tumbuh dengan sendirinya dalam proses kehidupan dan 
kerja mereka, itu yang terjadi di desa Xiao Gang. Dan itulah menurut saya yang 
diajukan Ketua Mao diawal tahun 1950, pembentukan koperasi didesa-desa, ... 
Seharusnya biarlah proses itu berlangsung lebih lanjut secara alamiah menjadi 
koperasi tingkat tinggi. Dimana koperasi mengurusi juga tunjangan sosial 
warga-desa, menangani kebutuhan pendidikan dan kesehatan/pengobatan didesa, ... 
Daripada dipaksakan membentuk komune-rakyat, padahal masyarakat desa belum 
mencapai kesadaran untuk hidup bersama, kerja kolektif. Akhirnya dibanyak desa 
tidak berhasil meningkatkan produksi, apalagi keharusan meningkatkan 
kesejahteraan rakyat banyak. 

Entah darimana anda bisa mengatakan bahwa RRT sekarang meniadakan pelayanan 
social seperti pendidikan dan kesehatan gratis? TIDAK! Kenyataan tidak begitu, 
...! Itu hanya terjadi sesaat saja, katakanlah diawal tahun 80-an, saya juga 
perhatikan terjadi kebablasan dalam menjalankan reformasi, segalanya hendak 
berlakukan hukum PASAR! Setelah diprotes rakyat banyak, orang-tua murid jadi 
tidak mampu bayar uang sekolah, orang sakit ditelantarkan karena tidak mampu 
bayar RS, ... akhirnya pemerintah SADAR, bahwa PENDIDIKAN dan 
KESEHATAN/PENGOBATAN tidak bisa jalankan hukum PASAR, harus untung untuk 
membiayai kerja SEKOLAH dan RS. Lalu? Sampai sekarang saya belum nampak ada 
keputusan pemerintah pusat, artinya, masih tetap setiap pemerintah propinsi, 
setiap kabupaten, setiap kesatuan, ... diperkenankan mencari dan menemukan cara 
nya sendiri dalam menangani tunjangan kesehatan buruh, karyawan, petani, ... 
yang lebih baik dan bisa diterima. Pendidikan pada pokoknya diambil oper 
kembali oleh pemerintah, sedang kesehatan masyarakat didorong membeli asuransi 
kesehatan, ... Tapi, dibanyak daerah mengambil cara menanggung sepenuhnya biaya 
pendidikan dan kesehatan, termasuk desa Xiao Gang yang dijadikan TELADAN itu.  

 Salam,
ChanCT


From: Tatiana Lukman jetaimemuc...@yahoo.com [GELORA45] 
Sent: Wednesday, July 5, 2017 3:42 AM
To: temu_er...@yahoogroups.com ; GELORA45@yahoogroups.com ; 
jonathango...@yahoo.com 
Cc: DISKUSI FORUM HLD ; Rachmat Hadi-Soetjipto ; Daeng ; Gol ; Harry Singgih ; 
Mitri ; Lingkar Sitompul ; Ronggo A. ; Farida Ishaja ; in...@ozemail.com.au ; 
Billy Gunadi ; Oman Romana 
Subject: [GELORA45] Re: [temu_eropa] Re: GELORA45] Mirisnya Potret Kemiskinan 
di Tiongkok, Negara yang Katanya Akan Merajai Dunia

  

Chan: Lho, nenek yang satu ini memang aneh! Sejak mula saya sudah bilang RDB 
nya Mao dan RDB nya Deng TIDAK ADA BEDA nya! Kok masih saja ngenyel minta saya 
jawab dimana perbedaannya! Karena memang tidak ada perbedaan hakiki masyarakat 
Tiongkok dimasa Mao menetapkan RDB tahun 1945 dengan ma Deng menetapkan kembali 
RDB ditahun 1978! 
Tatiana: Ooo neneklu yang aneh! Anda bilang RDBnya Mao TIDAK ADA BEDANYA dengan 
RDBnya Deng! Karena tidak ada perbedaan hakiki masyarakat Tkk di masa Mao 
menetapkan RDB tahun 1945 dengan Deng menetapkan KEMBALI  RDB  di tahun 1978! 
Kesalahan pertama: Mao menetapkan RDB TIDAK pada tahun 1945!! Sejak turut 
membangun PKT, Mao sudah menetapkan watak revolusi Tkk, yaitu RDB, berdasarkan 
pada analisa kelas dalam masyarakat Tkk ketika itu. Watak RDB ditentukan oleh 
sifat masyarakat Tkk yang setengah jajahan dan setengah feudal (anda tidak 
pernah baca MIRI?). Demikian juga India, Filipina dan beberapa negeri di 
Amerika Latin membuat analisa kelas dalam masyarakatnya. Sifat masyarakat semi 
kolonial semi feudal  MENENTUKAN  watak Revolusi Demokrasi Baru.  Secara 
tertulis kita lihat dalam tulisannya tahun 1928, “Perjuangan di Gunung 
Tjingkang” yang sudah saya kutip dalam jawaban yang lalu.Coba anda cek sendiri. 
Ketika Mao bicara tentang Revolusi Burjuis Demokratis (atau RDB), kepala/kop 
dari bagian itu adalah “Masalah Watak Revolusi”. Jangan malas dan sombong! Baca 
sendiri tulisan Mao itu. Di sini Mao tidak bicara tentang BENTUK PERJUANGAN!!  
RDB berhubungan langsung dengan Watak Revolusi dan Analisa Kelas. Tahun 1926, 
Mao menulis “Analisa Kelas-Kelas dalam Masyarakat Tkk”. Berdasarkan pada 
analisa kelas itulah Mao sampai pada kesimpulan tentang watak revolusi Tkk 
ketika itu, yaitu RDB.


Chan:Tapi, kalau saja masih ngotot hendak mengajukan “PERBEDAAN”, harus saya 
katakan hanya BENTUK PERJUANGAN nya saja yang sudah berbeda.Karena setelah 
kekuasaan Jepang dikalahkan dan kemudian kekuasaan Kuomintang, Chiang Kaisek 
berhasil digusur ke Taiwan, berarti kekuasaan Pemerintah Republik Rakyat 
Tiongkok yang dibentuk, adalah Pemerintah RAKYAT dibawah pimpinan Partai 
Komunis! Ini pedrtama. Kedua, karena tujuan utama RDB membasmi Feodalisme, dan 
kelebihan tanah2 tuan-tanah sudah selesai dibagikan untuk petani penggarap. 
Ketiga, karena gembong imperialisme, AS berhasil dipaksa datang berkunjung ke 
Beijing untuk bersalaman dengan Ketua Mao. Maka, dengan sendirinya BENTUK 
Perjuangan BERUBAH, bukan lagi REVOLUSI untuk mendobrak yang lama dan membangun 
yang baru dengan kekerasan lagi, tapi lebih tepat digunakan sebutan Reformasi. 
Itu pula Deng tidak gunakan RDB, tapi gunakan Reformasi dan Keterbukaan (Gai Ge 
Kai Fang), untuk melanjutkan perjuangan membangun dan mewujudkan masyarakat 
sosialisme berciri khas Tiongkok. Sedang keluar, bentuk perjuangan utama dengan 
Imperialisme AS juga sudah bukan lagi konfrontasi, tapi tetap melancarkan 
perjuangan dibidang politik, diplomasi, ekonomi, ... menentang dan melawan 
hegemoni AS didunia.


Tatiana: Kesalahan Kedua: Anda mengacaukan dan mencampur aduk BENTUK PERJUANGAN 
dengan WATAK ATAU SIFAT REVOLUSI!! Isi dalam paragraph atas ngawur!!! BENTUK 
PERJUANGAN bisa macam-macam, antara lain, perjuangan legal, perjuangan di bawah 
tanah atau illegal, perjuangan dengan cara damai, perjuangan dengan kekerasan, 
pemberontakan, etc. Bentuk perjuangan legalpun bisa macam-macam. Perjuangan 
dengan kekerasan juga bisa macam-macam bentuknya.
Pernyataan anda bahwa RDBnya Mao SAMA dengan RDBnya Deng, HANYA yang beda 
BENTUK PERJUANGANNYA adalah pernyataan yang ngawur dan absurd karena mencampur 
adukkan dua konsep atau dua hal yang lain sama sekali!!!  Anda sok tahu, sok 
pinter, bikin kesimpulan dan interpretasi seenak perut sendiri!!!   Kalau kita 
bicara tentang RDB maka kita bicara ttg WATAK atau SIFAT revolusi, bukan BENTUK 
PERJUANGAN!
Setelah bilang RDBnya Mao tidak ada perbedaan hakiki dengan RDBnya Deng, di 
bagian lain anda bilang “ Itu pula Deng tidak gunakan RDB, tapi gunakan 
Reformasi dan Keterbukaan (Gai Ge Kai Fang)…..”.  Kelihatan dengan jelas sifat 
anda yang mencla mencle!!! Jawab dengan tegas: apa nama tahap revolusi di Tkk 
sekarang???? Sekarang anda tidak pakai RDB, tapi pakai “Reformasi dan 
Keterbukaan”!!! Jadi yang mana akhirnya yang anda pilih? RDB atau “Reformasi 
dan Keterbukaan”? Yang jelas RDB tidak identik dengan “Reformasi dan 
Keterbukaan”!! Karena RDB adalah watak/sifat revolusi, sedangkan reformasi dan 
keterbukaan adalah kebijakan atau politik yang dijalankan dan diterapkan oleh 
sebuah pemerintahan/presiden atau partai politik atau lembaga/institusi. 


Di satu pihak, anda bilang “ Karena memang tidak ada perbedaan hakiki 
masyarakat Tiongkok dimasa Mao menetapkan RDB tahun 1945 (TIDAK BETUL!!!) 
dengan ma Deng menetapkan kembali RDB ditahun 1978! 
Tapi, di lain pihak, dalam paragraph di atas, anda sebenarnya menjelaskan 
PERBEDAAN HAKIKI antara masyarakat Tkk ketika Mao menetapkan RDB tahun 1945 
(harusnya 1928; soal periodisasi rev. Tkk saja anda kacau!!) dengan Deng 
menetapkan kembali RDB di tahun 1978. Apakah, pertama, dikalahkannya aggressor 
Jepang dan semua kekuatan imperialis (antara lain Inggris, Perancis, As) yang 
dulunya menguasai Tkk, kemudian diusirnya Chiang Kaisek dan didirikannya RRT 
pada tahun 1949 bukan sebuah perubahan hakiki dalam masyarakat Tkk dibanding 
dengan tahun 1928? Kedua, apakah dihancurkannya hub. produksi feudal melalui 
revolusi agraria tidak punya dampak perubahan hakiki dalam masyarakat Tkk? Anda 
bicara tentang semua kejadian di atas, tapi TIDAK MENGAKUI bahwa semua itu 
membawa dampak perubahan hakiki dalam masyarakat Tkk. Masak hancurnya hubungan 
produksi feudal di pedesaan tidak berarti perubahan hakiki dalam masyarakat???? 
Apa anda tidak tahu bahwa sifat sebuah sistim ekonomi dan masyarakat ditentukan 
oleh hubungan produksi yang berdominasi dalam masyarakat tersebut? JANGAN 
dikacaukan atau disamakan hubungan produksi dengan ideology, pandangan dunia 
dan kebiasaan feudal! Hubungan produksi bisa dihancurkan lebih cepat  tapi 
ideology, pandangan dunia dan kebiasaan feudal masih butuh waktu lebih lama 
lagi untuk dihancurkan. Dan justru itulah yang menjadi salah satu sasaran 
RBKP!!!


Anda sengaja tidak mau mengakui bahwa kemenangan melawan Jepang, Chiang Kaishek 
dan imperialism dan juga hancurnya hub. produksi feudal dan berakhirnya 
revolusi/reform agrarian pada tahun 1956 menandakan BERAKHIRNYA  RDBnya Mao. 
Dan sejak itu Mao melangkah ke tahap pembangunan sosialis dengan kontradiksi 
pokok antara kaum proletar dan kaum borjuis!!!  Di sinilah letak kontradiksi 
antara Mao dengan Liu-Deng! LIU-DENG tidak mau masuk ke tahap pembangunan 
sosialis!!! Kaum revisionis ingin terus mempertahankan RDB yang memberi hidup 
kepada kaum borjuis nasional!! Oleh karena itu anda menuduh Mao “terlalu pagi 
membangun sosialisme, terlalu pagi membabat kaum borjuis!!!”. Sebuah tuduhan 
revisionis!!!
Sekarang anda selubungi watak revisionis dan kapitalis dari Deng dengan 
mengatakan:
“Maka, dengan sendirinya BENTUK Perjuangan BERUBAH, bukan lagi REVOLUSI untuk 
mendobrak yang lama dan membangun yang baru dengan kekerasan lagi, tapi lebih 
tepat digunakan sebutan Reformasi.”
Pernyataan di atas adalah absuuuurd!!! Pertama, anda ingin menghilangkan 
periode pembangunan sosialis dari tahun 1956 sampai 1976 (20 tahun!). 
Seolah-olah periode itu TIDAK ADA dan TIDAK ADA HASILNYA!! Kedua, dengan 
MENGHAPUS dan TIDAK MENGAKUI perkembangan dan kemajuan Tkk yang dicapai dalam 
20 tahun itu, anda ingin mengklaim bahwa RDB masih terus ADA dan BERLANGSUNG, 
HANYA BENTUK PENJUANGANNYA NYA YANG BERUBAH!!! Sekali lagi itu sebuah isapan 
jempol, penipuan sejarah dan pengkhianatan terhadap Mao!!


Seandainya anda benar bahwa hanya bentuk perjuangannya saja yang berubah, 
mengapa Komune Rakyat harus dibongkar?? Mengapa pelayanan social seperti 
pendidikan dan kesehatan gratis harus dihilangkan? Mengapa sistim kerja tetap 
dan 8 jam sehari dihilangkan dan diganti dengan sistim kontrak dan kerja 
borongan? ETC.


Saya tahu anda tidak akan bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan dan argumentasi 
yang saya ajukan. Yang anda bisa lakukan adalah mengalihkan hal-hal pokok yang 
sedang didiskusikan ke  masalah  lain. Itulah namanya debat kusir.  KH djie 
pernah mengingatkan Jonathan  (dalam diskusi mereka berdua) untuk tidak 
mengalihkan pokok diskusi ke masalah lain. Dan Jonathan patuh. Dia balik ke 
masalah yang sedang dibicarakan. Tapi KH djie tidak akan mengingatkan anda 
untuk tetap pada masalah yang sedang dibicarakan. Praktek debat kusir anda 
sudah bertahun-tahun saya alami. Begitulah ciri orang yang memang sebetulnya 
tidak punya argumentasi untuk mempertahankan pendapatnya.
Untuk mudahnya, coba anda tampilkan tulisan Deng Xiaoping sendiri yang menjadi 
dasar teori dari RDBnya atau yang kemudian anda ubah menjadi “reformasi dan 
keterbukaan” yang dia jalankan. Saya sudah menampilkan  tulisan Mao sendiri 
yang menjadi dasar teori dari RDBnya. Saya tidak bikin kesimpulan sendiri. Saya 
hanya mempelajari sejarah PKT dan Tkk yang dulu dibimbing oleh kawan-kawan Tkk. 
Sedangkan anda memisahkan diri dan tidak ikut belajar, karena sudah tentu anda 
menganggap sudah pinter dan bisa belajar sendiri. Nah, hasilnya bisa dilihat 
sekarang ini, revisionis sampai ke tulang sumsum!



On Tuesday, July 4, 2017 3:18 PM, "'Chan CT' sa...@netvigator.com [temu_eropa]" 
<temu_er...@yahoogroups.com> wrote:




  
Lho, nenek yang satu ini memang aneh! Sejak mula saya sudah bilang RDB nya Mao 
dan RDB nya Deng TIDAK ADA BEDA nya! Kok masih saja ngenyel minta saya jawab 
dimana perbedaannya! Karena memang tidak ada perbedaan hakiki masyarakat 
Tiongkok dimasa Mao menetapkan RDB tahun 1945 dengan ma Deng menetapkan kembali 
RDB ditahun 1978! Tapi, kalau saja masih ngotot hendak mengajukan “PERBEDAAN”, 
harus saya katakan hanya BENTUK PERJUANGAN nya saja yang sudah berbeda. Karena 
setelah kekuasaan Jepang dikalahkan dan kemudian kekuasaan Kuomintang, Chiang 
Kaisek berhasil digusur ke Taiwan, berarti kekuasaan Pemerintah Republik Rakyat 
Tiongkok yang dibentuk, adalah Pemerintah RAKYAT dibawah pimpinan Partai 
Komunis! Ini pedrtama. Kedua, karena tujuan utama RDB membasmi Feodalisme, dan 
kelebihan tanah2 tuan-tanah sudah selesai dibagikan untuk petani penggarap. 
Ketiga, karena gembong imperialisme, AS berhasil dipaksa datang berkunjung ke 
Beijing untuk bersalaman dengan Ketua Mao. Maka, dengan sendirinya BENTUK 
Perjuangan BERUBAH, bukan lagi REVOLUSI untuk mendobrak yang lama dan membangun 
yang baru dengan kekerasan lagi, tapi lebih tepat digunakan sebutan Reformasi. 
Itu pula Deng tidak gunakan RDB, tapi gunakan Reformasi dan Keterbukaan (Gai Ge 
Kai Fang), untuk melanjutkan perjuangan membangun dan mewujudkan masyarakat 
sosialisme berciri khas Tiongkok. Sedang keluar, bentuk perjuangan utama dengan 
Imperialisme AS juga sudah bukan lagi konfrontasi, tapi tetap melancarkan 
perjuangan dibidang politik, diplomasi, ekonomi, ... menentang dan melawan 
hegemoni AS didunia. 

Jadi, setelah berhasil merebut kekuasaan, kekuasaan Negara berada ditangan 
RAKYAT, kelanjutan RDB bukan lagi revolusi, tapi reformasi! Titik berat nya 
adalah membangun masyarakat Demokrasi Baru sebagai peralihan menuju masyarakat 
Sosialisme! Disepanjang proses meningkatkan kesejahteraan masyarakat Demokrasi 
Baru inilah, Peran Partai Komunis yang telah berkuasa mengendalikan kapitalis 
yang tetap diberi kesempatan hidup, tumbuh dan berkeembang, dalam usaha 
mempercepat perputaran roda ekonomi-nasional. Dan, ... karena ketegasan dibawah 
pimpinan Partai Komunis, baik dimasa Revolusi Demokrasi Baru dalam rangka 
merebut kekuasaan, maupun masa pembangunan masyarakat Demokrasi Baru, saya 
mengatakan, dimasa masyarakat Demokrasi Baru masa Ketua Mao, 30 tahun pertama 
setelah RRT ditegakkan, maupun masa Deng, 30 tahun berikut, sampai sekarang ini 
masyarakat Tiongkok yang masih merupakan masyarakat Demokrasi Baru ini TIDAK 
ada perbedaan hakiki! Artinya, masih tetap berusaha keras meningkatkan 
kemakmuran rakyat-miskin, dengan mengembangkan leb ih banyak, lebih besar usaha 
industri, ... Dan sekalipun usaha mengentaskan kemiskinan tetap menjadi tugas 
utama Pemerintah yang berkuasa, tetap saja masih BELUM mencapai tingkat 
menjadikan kapitalis perseorangan sasaran revolusi yang harus dibasmi, 
ditiadakan.  

Lalu, bagaimana sasaran Revolusi yang ditetapkan RDB itu setelah berhasil 
merebut kekuasaan? Jelas yang hendak diselesaikan dengan revolusi Demokrasi 
adalah merubah masyarakat feodal menjadi masyarakat kapitalis, dan itulah sebab 
dalam sejarah perkembangan masyarakat, revolusi Demokrasi ini dibawah pimpinan 
Borjuasi. Revolusi Demokrasi ini berubah menjadi RDB karena dipimpin oleh 
Partai Komunis dan tentu dengan sasaran RDB yang lebih tegas melawan 
feodalisme, komprador dan imperialisme didunia!  Setelah Partai Komunis 
berhasil menegakkan Pemerintah RAKYAT, pada kenyataan dalam kehidupan 
masyarakat, sekalipun tuan-tanah sudah dimasmi, dan tanah kelebihan tuan-tanah 
untuk perseorangan sudah SELESAI dibagikan pada petani penggarap, ... Tapi, 
pikiran dan budaya feodalisme yang sudah berlangsung lebih 3 ribu tahun itu, 
tentu tidak mungkin diselesaikan dalam beberapa tahun, puluhan bahkan mungkin 
seratus tahun saja! Sedang tuantanah2 yang sudah dirampas tanahnya itu, tentu 
bisa saja tidak akan berpangku-tangan melihat perkembangan maju Pemerintah 
RAKIYAT, diantara mereka pasti juga akan terus berusaha untuk kembali berkuasa, 
setidaknya merusak dan mengganjel kemajuan. Kemunculan bandit-bandit desa dalam 
berbagai bentuk masih tetap merupakan ancaman didesa-desa. Sedang kekuasaan 
kapitalis komprador, dalam hal ini kekuasan Pemerintah Kuomintang, tentu juga 
tidak akan berdiam-diri, pasti akan membuat gerak menghasut, mengacau dan 
perlawanan mereka dalam berbagai bentuk setiap saat akan tetap bermunculan, ... 
Bukankah pejabat-pejabat korup yang bermunculan dan gamblok pada kekuatan 
imperialisme bisa dikatakan merupakan komprador baru yang bermunculan dengan 
lebih ganas, jahat dan berbahaya! 

Sekalipun sampai sekarang Tiongkok tidak lagi dijajah langsung negara asing, 
tapi dalam kenyataan bahaya perlawanan dari IMPERIALISME, khususnya AS didunia 
ini cukup kuat dan sedikitpun tidak boleh lengah! Sekalipun Presiden Nixon 
diawal 1972 terpaksa datang berkunjung ke Beijing dan bersalaman dengan Ketua 
Mao, untuk mengakhiri politik blokade sejagad dan konfrontasi terhadap RRT, itu 
hanya merubah bentuk perjuangan saja! Harus diperlakukan sebagai macan 
sungguhan yang setiap saat bisa menerkam! Begitulah dalam kenyataan perlawanan 
dan perjuangan antara RRT-AS sekali-kali terjadi sengit, dan yang cukup gawat 
mengancam, peristiwa Tian An Men, 4 Juni tahun 1989! Membiarkan terus aksi demo 
yang jelas dibelakang mereka adalah imperialisme AS itu atau menindas dengan 
kekerasan?! Kalau saja Deng tidak menurunkan perintah menindas dengan 
mendatangkan sepasukan dari Shi Chuan, barangkali nasib RRT juga akan roboh 
seperti PKUS. Beruntunglah Deng mengambil keputusan tegas tepat pada waktunya, 
dan berhasil menyelamatkan RRT dari keambrukkan! Dan sampai sekarang kita semua 
bisa melihat RRT terus maju tumbuh lebih kuat menjadi pesaing lebih berat AS.

Sedang bentuk perjuangan diplomasi dan politik selama ini, kalau anda 
perhatikan juga terjadi sengit antara RRT-AS. Bagaimana anda bisa mengatakan 
RRT dikuasai komprador dan kolaborasi yang terjadi?! Dari mulai dimasa Ketua 
Mao usaha mengembalikan kedudukan RRT di PBB, sampai berhasil RRT secara resmi 
merupakan satu2nya Tiongkok yang duduk resmi anggota PBB dengan mendepak keluar 
Tiongkok Nasionalis, Kuomintang Taiwan, ditahun 1972. Kemudian RRT menggunakan 
“Jalur Sutra” dan prinsip “Satu jalur satu Jalan” melancarkan perjuangan untuk 
menang bersama, untung bersama! Meneruskan lebih lanjut melawan imperialisme 
AS, dan sampai terakhir ini ketegangan perairan Laut Tiongkok Timur dan 
Selatan, ketegangan RRT-Jepang masalah pulau Diao Yu, ketegangan dengan Viet 
Nam, Filipina di Laut Selatan yang jelas diaduk oleh AS itu, bukankah setahun 
terakhikr ini pertarungan itu berhasil dilerai dengan cukup baik oleh RRT! 
Bahkan Presiden Durtete bisa menerima BANTUAN RRT dan mencampakkan bantuan AS. 
Begitu juga Presiden Trump sendiri yg semula begitu GARANG nya saat kampanye 
terhadap RRT dan dengan akan menjalankan politik perlindungan-diri, akhirnya 
juga luluh satu persatu, ... Bukankah ini merupakan bentuk konkrit perjuangan 
melawan imperialisme AS yg selama ini mengangkaki dunia dengan terus 
mengobok-obok bikin kacau, gaduh didunia, ... Dan tentunya perjuangan masih 
akan terus berlanjut, dan siapa merupakan pemenang terakhir? Yaaa, kita lihat 
saja sendiri selama masih hidup didunia ini.

Salam,
ChanCT

, 


From: Tatiana Lukman jetaimemuc...@yahoo.com [GELORA45] 
Sent: Monday, July 3, 2017 2:47 AM
To: temu_er...@yahoogroups.com ; GELORA45@yahoogroups.com ; 
jonathango...@yahoo.com 
Cc: DISKUSI FORUM HLD ; Rachmat Hadi-Soetjipto ; Daeng ; Gol ; Harry Singgih ; 
Mitri ; Lingkar Sitompul ; Ronggo A. ; Farida Ishaja ; in...@ozemail.com.au ; 
Billy Gunadi ; Oman Romana 
Subject: Re: [temu_eropa] Re: [GELORA45] Mirisnya Potret Kemiskinan di 
Tiongkok, Negara yang Katanya Akan Merajai Dunia

  

Anda tidak pernah dapat menjelaskan perbedaan antara RDBnya Mao dengan RDBnya 
Deng. Tapi ngeyel seolah-olah sudah pernah menjawab pertanyaan itu.  Sekarang 
anda malah mengatakan TIDAK ADA PERBEDAAN  HAKIKI  REVOLUSI DEMOKRASI BARU DI 
MASA MAO DAN DENG, karena TIDAK atau BELUM ada perubahan hakiki masyarakat Tkk.


OK.  Jadi anda TIDAK melihat perbedaan hakiki antara RDBnya Mao dan RDBnya 
Deng? Memang buta, kalau gitu. Dan tidak belajar karya Mao. Mao, ketika bicara 
soal watak revolusi dalam tulisannya tahun 1928 :”Perjuangan di Gunung 
Tjingkang”, menulis:”Sekarang Tiongkok benar-benar masih berada pada tingkat 
revolusi burjuis demokratis (atau yang dinamakan juga Revolusi Demokrasi Baru, 
keterangan saya). Program untuk revolusi demoratis yang konsekwen di Tiongkok 
meliputi, keluar, penggulingan imperialisme untuk mencapai pembebasan nasional 
yang penuh; kedalam, penghapusan kekuasaan dan pengaruh klas komprador di 
kota-kota, penyelesaian revolusi agrarian untuk menghapuskan hubungan-hubungan 
feudal di desa-desa dan penggulingan pemerintah raja perang. Hanya melalui 
revolusi demokratis demikian itu dapatlah diletakkan dasar yang sejati bagi 
peralihan ke sosialisme.”


Saya kutip Mao supaya jelas bukan saya yang menciptakan RDB. Tapi, saya sudah 
tahu, anda bisa menggunakan ini untuk bilang saya tidak mau berpikir dan pakai 
otak sendiri!!! Alasan yang konyol dan absurd ini pernah anda gunakan, justru 
untuk menutupi ketidak mampuan anda untuk menjawab argumentasi saya. 


Baca baik-baik apa yang dimaksud dengan RDB oleh Mao. Jangan anda putarbalik! 
Jadi Tkk pada tahun 1928 berada dalam tahap revolusi burjuis demokratis/RDB!! 
Siapa musuh-musuhnya? Keluar, imperialisme untuk mencapai pembebasan nasional 
yang penuh. Jadi RDBnya Mao mengganyang imperialisme untuk membebaskan Tkk!! 
Siapa musuh di dalam negeri? Kekuasaan klas komprador. Apa isi RDB? Revolusi 
agraria untuk menghapuskan hubungan feudal di desa-desa. Jelas tidak??


Kalau anda bilang sekarang Tkk juga sedang berada pada tahap RDBnya Deng yang 
menurut anda tidak berbeda dengan RDBnya Mao, lantas di mana perjuangan 
anti-imperialisme rakyat Tkk yang dipimpin PKT?? Tunjukkan manifestasinya dan 
contoh kongkrit. Kemudian adakah perjuangan PKT melawan kelas komprador??? 
Bukankah dengan reformasi kapitalisnya Deng justru hidup kembali dan berkembang 
dengan subur kelas komprador??? Siapa orang-orang kaya bilyuner  yang anda 
sanjung kedermawaannya memberi sedekah kepada orang miskin?? Bukan kaum kabir 
dan komprador mereka itu???? Pernah saya postingkan video yang memperlihatkan 
bagaimana para pengusaha kaya raya itu selalu mendapat dan menggunakan hubungan 
dengan para pimpinan PKT dan Pemerintah untuk melancarkan dan memakmurkan usaha 
bisnisnya. Sudah lupa atau tidak nonton??? Jadi yang terjadi di hadapan mata 
kita justru semakin suburnya kelas kabir dan komprador. PKT dan Pemeirntah sama 
sekali tidak berjuang untuk menghilangkan kelas itu!!!


Isi RDB adalah revolusi agraria.  Mana revolusi agrarianya Deng Xiaoping??? 
Apakah pembongkaran komune rakyat itu yang merupakan revolusi agrarianya 
Deng???Dihapusnya pertanian dan kehidupan kolektif di pedesaan, itukah revolusi 
agraria Deng?? 


Sekarang dengan sangat kurang ajar dan kegoblokan luar biasa, anda bilang TIDAK 
atau BELUM ada perubahan hakiki dalam masyarakat Tiongkok. Ini betul-betul 
PUNCAK KEBEBALAN DAN KEGOBLOKAN!! 


Kalau begitu, Tkk sekarang masih negeri setengah jajahan setengah feudal 
seperti India, Indonesia dan banyak negeri-negeri di AA dan Amerika latin???? 
Lalu apa artinya pembebasan Tkk pada tahun 1949??? Hasil perjuangan dan 
pengorbanan sejak 1921, tidak menghasilkan perubahan hakiki dalam masyarakat 
Tkk???? Pemuda ganteng dan pandai seperti anda ini benar-benar sangat 
menakjubkan!!! Apanya yang menakjubkan?? Kebebalannya!!!!




On Sunday, July 2, 2017 6:33 AM, "'Chan CT' sa...@netvigator.com [temu_eropa]" 
<temu_er...@yahoogroups.com> wrote:




  
Maasya allah, ... rupanya nenek dalam tempurung ini sudah TIDAK BISA MEMBACA 
dengan baik tulisan orang lain! Siapa yang TIDAK BISA melihat perkembangan 
Tiongkok Baru dibanding sebelum bebas-merdeka? Siapa yang MENGHINA Ketua Mao 
dan RAKYAT Tiongkok? Jelas-jelas yang saya tekankan, justru keberhasilan Ketua 
Mao membangun DASAR-Ekonomi dan PERTAHANAN Tiongkok dengan semangat BERDIKARI! 
Dengan keberhasilan ini mendorong perkembangan Tiongkok Baru, dan oleh 
karenanya RRT BERHASIL menjebol blokade sejagad AS yang dijalankan sejak awal 
tahun 1950, bermaksud hendak mencekik-mati RRT yang baru berdiri! Ternyata, AS 
yang KALAH dan GAGAL, sedang RRT BERHASIL dan MENANG! Dengan berhasil memaksa 
Presiden Nixon datang berkunjung ke Beijing untuk berjabatan tangan dengan 
Ketua Mao, diawal 1972! Tapi, ... anda anda tidak berhasil melihat kenyataan 
lain, bahwa KEBERHASILAN yg dicapai RRT itu dengan keharusan mengikat tali 
pinggang rakyatnya lebih kencang, artinya BELUM BERHASIL mengentaskan 
KEMISKINAN RAKYAT Tiongkok! Sekalipun dibanding sebelum merdeka sudah jauh 
lebih baik, tapi juga tidak bisa dibantah masih ratusan juta RAKYAT MISKIN, 
bahkan dikategorikan SANGAT MISKIN yang belum terselesaikan! Sedang anda hanya 
dibawa hanyut dalam pemikiran, anagan-angan indah sendiri saja, ... Dan yang 
saya bisa pastikan, apa yang anda nyatakan ini justru membuktikan selama 
BELASAN TAHUN hidup di Tiongkok, hanya ngerem didalam kamar tidak pernah keluar 
melihat bagaimana KEHIDUPAN MASYARAKAT di Tiongkok sesungguhnya, sebagaimana 
KENYATAAN yang ada!

Anda TIDAK TAHU, tidak terlalu jauh dari desa dimana kita ditempatkan, tidak 
lebih 20Km sudah bisa nampak desa-miskin, sungguh sangat menyedihkan melihat 
KEMISKINAN dan KETERBELAKANGAN budaya hidup mereka. Bukan saja baju 
compang-camping lebih jelek, lebih butut dari gembel yang biasa terlihat 
dikota, bahkan nampak banyak anak2 disana hidungnya dikasih ring/cincin. 
Mengapa begitu? Karena penduduk desa itu masih percaya anak2nya bisa digondol 
setan, biar tidak digondol setan hidungnya dikasih ring seperti kerbau! Dan 
ingagt, itu terjadi di propinsi Jiang Xi yang tergolong propinsi makmur, ... 
bisa anda bayangkan sendiri bagaimana dengan propinsi-propinsi lain yang 
tergolong miskin!

Entah anda sekamar dengan siapa ketika berstatus mahasiswa di Beijing, 
sekalipun tidak melihat dengan mata sendiri, mestinya kan juga bisa berbincang 
dengan mereka dan dijadikan bahan pertimbangan untuk mengetahui keadaan 
kehidupan masyarakat Tiongkok sesungguhnya. Pendidikan dan Pengobatan gratis 
itu kan yang anda lihat dan terjadi cukup baik di kota besar, dan khususnya 
untuk anda mashasiswa asing! Bagaimana kenyataan sesungguhnya dalam masyarakat 
Tiongkok di kota kecil dan desa2??? Tentu saja tidak seindah seperti yang anda 
bayangkan, ... ada berapa % anak-anak desa yang bisa sekolah apalagi sampai 
Univ? Anda tahu tidak masih ada berapa% penduduk Tiongkok yang BUTA-HURUF? Anda 
tahu tidak berapa orang yang harus mati karena tidak mendapat pengobatan 
memadai, karena jauhnya dari RS, disamping teknonologi belum mencapai tingkat 
seperti sekarang? 

Bahan pertimbangan dari PBB, 10 negara terbanyak penduduk masih buta-huruf. 
Dari kiri ke-kanan, India, Tiongkok, Pakistan, Benggala, Ethopia, Mesir, 
Brasil, Indonesia, Konggo. Sedang RRT dalam 20 tahun, 1985-2005 berhasil 
mengurangi Buta Huruf sebanyak 130 juta orang. 
https://chaoglobal.wordpress.com/2014/02/01/illiterate-adult/ :

根據中國國家統計局公佈的《2010年第六次全國人口普查主要數據公報(第1號)》顯示,大陸31個省、自治區、直轄市和現役軍人的人口中,文盲人口(15歲及以上不識字的人)為54656573人,同2000年第五次全國人口普查相比,文盲人口減少30413094人,文盲率由6.72%下降為4.08%,下降2.64個百分點。
 (Terjemahan bebas, berdasarkan Badan Statistik Negara yang diumumkan, “Laporan 
No.1, Cacah Jiwa ke-6 Seluruh Negeri Tahun 2010” dari 31 Propinsi, 
Daerah-Istimewa daratan Tiongkok, jumlah penduduk (diatas usia 15 tahun) yang 
BUTA-HURUF mencapai 54,656,573 orang. Diandingkan cacah-jiwa ke-5 tahun 2000, 
jumlah penduduk Buta Huruf telah berkurang 30,413,094 orang. Persentasi 
Buta-Huruf turun 2.64%, yaitu dari 6.72% menjadi 4.08%.)

Lalu bagaimana dengan masalah kemiskinan? Saya ambilkan saja apa yang 
dilaporkan Organisasi PBB dalam meneliti perubahan kemiskian di Tiongkok: 
http://www.un.org/chinese/millenniumgoals/china08/reform.html
  
第三,人民生活明显改善。城乡居民收入持续较快增长,人民生活从温饱不足发展到总体小康。1978年到2007年,城镇居民家庭人均可支配收入由343.4元提高到13785.8元,农村居民家庭人均纯收入由133.6元提高到4140.4元,扣除价格因素,均增长了6倍以上。.....。农村绝对贫困人口从2.5亿人减少到1479万人。各项社会事业全面进步,覆盖城乡的义务教育体系基本建立,公共卫生和基本医疗服务体系不断健全,文化事业和文化产业蓬勃发展,基本公共服务正在朝着均等化方向发展。
 (Terjemahan bebas: Kehidupan rakyat telah terjadi perbaikan yang mencolok. 
Penghasilan penduduk kota-desa meningkat secara drastis, Kehidupan rakyat dari 
kekurangan sandang-pangan secara umum sudah menjadi berkecukupan atau sedikiit 
makmur. Dari tahun 1978 sampai 2007, penduduk kota distrik rata-rata 
berpenghasilan 343.4 Yan telah terangkat menjadi 13,785.8 Yan, penduduk desa 
dari rata-rata penghasilan 133.6 Yan terangkat menjadi 4,140.4 Yan. Dipotong 
dengan inflasi yang terjadi, rata-rata kenaikan diatas 6%. ... Jumlah penduduk 
sangat miskin dari 250 juta telah berkurang menjadi 14,79 juta orang. Berbagai 
usaha sosial dikembangkan secara menyeluruh, meliputi dasar pembangunan sisstem 
pendidikan didesa, masalah kesehatan dan pengobatan terus dikembangkan tiada 
hentinya, usaha budaya dan produk kebudayaan tumbuh mengelora, dan dasar 
PENGABDIAN sedang mengarah ke KEADILAN yang lebih merata.) 

Nah, ... dari DATA yang saya ajukan diatas ini, anda tentu TIDAK BISA menutup 
mata, atau menyangkal bahwa dimasa Ketua Mao, 30 tahun pertama RRT tegak 
berdiri, penduduk Tiongkok yang BUTA HURUF masih cukup buuuaaanyaak dan 
KEMISKINAN juga masih sangat parah! Karena ditahun 2000 itu saja masih 6.72% 
penduduk, dan ditahun 1978 masih 250 juta rakyat harus hidup ditaraf sangat 
miskin! Kecuali anda hendak bilang laporan Badan Statistik Negara itu TIDAK 
AKURAT!

Atau anda termasuk seorang yang TIDAK bisa melihat kenyataan, bahwa setiap 
proses perkembangan PASTI “Satu Pecah Menjadi Dua”, artinya, disatu pihak 
perkembangan positif, dipihak lain juga parti diikuti perkembangan negatf yang 
terjadi. Tidak ada proses perkembangan hanya segi postif saja atau sebaliknya 
segi negatif saja. Masalahnya, kita bisa tidak dengan TEPAT melihat 
perkembangan itu segi positif yang pokok, dominasi atau sebaliknya segi negatif 
yang pokok! Jadi, konkritnya perbedaan pandang diantara kita, saya berpendapat 
dimasa Ketua Mao, 30 tahun pertama RRT, yang pokok segi positif, tapi juga 
tidak sedikit kekurangan/kesalahan terjadi. Masih terjadi KEMISKINAN yang luar 
biasa, setidaknya masih ada 250 juta warga sangat MISKIN! Dan lebih 6.7% buta 
huruf! Sedang anda melihat segi POSITIF nya saja dengan menyangkal atau 
menghilangkan semua segi negatif yang jelas belum terselesaikan itu!

Begitu juga dimasa perkembangan 30 tahun berikut, setelah dimasa Deng 
mengoreksi kesalahan Mao, anda jadi menghitamkan segalanya, memandang segi 
negatif yang terjadi sebagai yang pokok dan dominasi. Sedang saya justru TETAP 
melihat segi positif yang pokok dan dominasi. Bukan saja pertumbuhan ekonomi 
yang dahsyat dan diakui oleh dunia, tapi juga perkembangan teknologi yang sudah 
berhasil mengejar teknologi tinggi dunia. Begitu juga dalam usaha mengentaskan 
kemiskinan, RRT lah didunia ini yang jelas BERHASIL menyelesaikan masalah 
kemiskinan dalam waktu singkat, hanya dalam hitungan 50 tahunan, sampai 2020 
yad ini, ... lebih 250 juta warga bisa terangkat dari sangat-miskin menjadi 
sedikit makmur! 

Masalah Revolusi Demokrasi Baru sudah kita perbincangkan entah berapa tahun yl, 
... tidak ada yang tidak bisa saya jawab. Kecuali anda saja yang belum bisa 
terima argumentasi saya. Dan selalu saya jawab, kalau begitu, tunggu saja kita 
lihat sendiri bagai teori2 atau pemikiran kita itu dibuktikan dalam praktek, 
melihat bagaimana wujud “Jalan Sosialisme Berciri khas Tiongkok” yang sedang 
dijalankan oleh PKT saja! 

Saya selama ini sudah menyatakan, TIDAK ada perbedaan hakiki revolusi Demokrasi 
Baru dimasa Mao dan Deng, karena TIDAK atau BELUM ada perubahan hakiki 
masyarakat Tiongkok! Masyarakat Tiongkok yang masih sangat MISKIN dan 
perkembangan masyarakat kapitalis belum merubah sepenuhnya sifat masyarakat 
feodal yang ada. Artinya Tiongkok sekarang ini sekalipun sudah mulai memasuki 
perkembangan industri, tapi masih lebih 60% PETANI! Kehidupan masyarakat PETANI 
didesa-desa masih yang utama. Jadi, masih tetap dikategorikan negara SEDANG 
BERKEMBANG, belum bisa dikategorikan negara industri atau negara MAJU. Jadi 
tingkat perjuangan revolusi, ... kalau saja masih hendak gunakan sebutan 
revolusi, bisa saja TETAP masih ditingkat revolusi Demokrasi Baru, karena 
tingkat perkembangan masyarakat dengan revolusi yang seharusnya dipimpin 
Borjuasi-nasional, tapi di Tiongkok, baik dimasa Mao maupun Deng bukan dipimpin 
borjuasi-nasional, tapi dipimpin oleh PKT, Partai Komunis TIongkok. Jadi, 
sebetulnya juga tidak beda dengan “Negara Kapitalis” yang dijalankan Lenin 
ditahun 1921 itu! 

Ingat, bahwa perkembangan masyarakat yang terjadi itu akan berlangsung sesuai 
keadaan objektif masyarakat itu sendiri, tidak bisa diotak-atik atau mau 
dilompati sekehendak hati subjektif seseorang dengan lancarkan revolusi. Proses 
jaman perbudakan, jaman feodal itu ribuan tahun, dan revolusi2 yang muncul 
dimasyarakat itu lahir karena adanya hubungan produksi baru yang muncul dan 
berubah mendominasi masyarakat itu. Begitu juga perubahan masyarakat kapitalis 
menjadi masyarakat sosialis, pertama tidak bisa disingkat hanya dilewati 
puluhan tahun bahkan ratusan tahun saja, dimana masyarakat kapitalis baru mulai 
tumbuh dan masih sangat miskin, belum juga memasuki kapitalis-industri, kok 
sudah mau masuk mewujudkan masyarakat sosialis. Itulah KESALAHAN yang dibilang 
Deng, masyarakat sosialisme itu bukan meratakan KEMISKINAN, tapi harus 
meratakan KEKAYAAN! Pada saat masyarakat masih sangat MISKIN, kalau diratakan, 
yang terjadi adalah meratakan kemiskinan. Sulit untuk tidak mengatakan tidak 
mungkin, mengangkat masyarakat miskin menjadi makmur dalam waktu sekaligus. 
Harus memperkenankan sementara orang kaya lebih dahulu, dengan mempeerkenankan 
hak-milik kapitalis perseorangan untuk mendorong lebih cepat kemakmuran 
masyarakat itu! 

Kedua, dalam proses perkembangan masyarakat akan muncul dengan sendirinya 
unsur-unsur hubungan produksi baru yang bisa dinamakan hubungan produksi 
sosialisme, tidak bisa hanya dengan membasmi kapitalis-kapitalis perseorangan 
lalu diganti dengan pejabat komunis, bisa dikatakan itulah hubungan produksi 
sosialis. Dan ternyata, tidak sedikit pejabat-pejabat yg menggantikan 
kapitalis2 itu berubah menjadi KABIR-KABIR yang melakukan penghisapan lebih 
KEJAM ketimbang kapitalis beneran. Itulah salah satu SEBAB, setelah membentuk 
negara sosialis pertama didunia dan dalam 70-an tahun, akhirnya PKUS roboh 
dicampakkan oleh rakyatnya sendiri. Ditinjau dari sudut pandang lain, nampak 
jelas KESADARAN masyarakat luas, tidak mungkin bisa dirubah dalam sesaat dengan 
yang dinamakan revolusi apapun! Proses KESADARAN Hidup bersama, kerja bersama 
(kolektif) harus dibina dalam kehidupan dan kerja bersama yang panjang, entah 
puluhan tahun bahkan ratusan tahun. Selama DUNIA masih saja dikangkangi 
kapitalis-kapitalis serakah, selama partai KOMUNIS belum berhasil menguasai 
banyak negara didunia, selama itu belum mungkin menegakkan negara sosialis 
didunia. Saya merasa Marx lah yang benar, mengatakan tidak bisa menegakkan 
negara sosialis disatu negara didunia ini, tanpa diikuti oleh negara-negara 
lain, ... Selama itu, hanya bisa seperti dikatakan PKT sekarang ini, bahwa RRT 
hanyalah langkah pertama dari jalan panjang menuju masyarakat sosialis 
berdasarkan ciri khas TIongkok saja!

Salam,
ChanCT

From: Tatiana Lukman jetaimemuc...@yahoo.com [GELORA45] 
Sent: Sunday, July 2, 2017 1:28 AM
To: temu_er...@yahoogroups.com ; GELORA45@yahoogroups.com ; 
jonathango...@yahoo.com 
Cc: DISKUSI FORUM HLD ; Rachmat Hadi-Soetjipto ; Daeng ; Gol ; Harry Singgih ; 
Mitri ; Lingkar Sitompul ; Ronggo A. ; Farida Ishaja ; in...@ozemail.com.au ; 
Billy Gunadi ; Oman Romana 
Subject: Re: [temu_eropa] Re: [GELORA45] Mirisnya Potret Kemiskinan di 
Tiongkok, Negara yang Katanya Akan Merajai Dunia

Ya pastilah orang remo akan terus tidak mengakui kemajuan yang dicapai oleh 
rakyat Tkk pada jaman Mao, walaupun dirinya sendiri ikut kecipratan sekolah 
gratis dan makan, minum , tidur , gratis selama bertahun-tahun diterima rakyat 
Tkk sebagai tamu. Mengatakan kemiskinan yang dialami buruh dan tani sekarang 
sebagai warisan dari jaman Mao adalah sebuah isapan jempol dan penghinaan 
terhadap rakyat Tkk serta Mao. Pada jaman Mao pendidikan dan layanan kesehatan 
gratis. Kehidupan masih relatif miskin tapi rakyat tidak menderita penghisapan 
dan penindasan dan tidak ada kesenjangan antara yang punya dan yang tidak punya 
seperti sekarang pada jaman kapitalis... Segelintir orang foya-foya, saking 
kayanya sampai sudah tidak tahu bagaimana menggunakan dan menghabiskan uangnya. 
Sudah selesai anda belajar karya Mao tentang tahap revolusi demokrasi baru??? 
Ayo jelaskan bedanya dengan tahap revolusi demokrasi barunya Deng xiaoping!!! 
Kok nggak muncul-muncul jawabannya?????

On Monday, June 26, 2017 4:31 PM, "'Chan CT' sa...@netvigator.com [temu_eropa]" 
<temu_er...@yahoogroups.com> wrote:

Eeeiiih, ... nenek yang satu ini BETUL_BETUL tetap berada dalam tempurung! 
Sampai sekarang masih juga belum bisa membuka mata sendiri melihat KENYATAAN di 
RRT masih ada sekitar 50 juta rakyat nya yang tersisa hidup dalam kemiskinan 
dan target mereka dalam plan5 tahun ke-13 akan diselesaikan tahun 2020. Saya 
TIDAK BERHASIL menemukan foto-foto kemiskinan yang diajukan tulisan dibawah 
ini, diambil ditahun berapa dan dimana, ...Tapi ingat, ... KEMISKINAN yang 
masih ada sekarang ini BUKAN baru terjadi, tapi merupakan kelanjutan dari 
masyarakat Tiongkok sebelum BEBAS dan melewati masa Mao, di 30 tahun pertama 
(1949-1979) juga belum terselesaikan! Atau anda berani bilang bahwa kemiskinan 
RAKYAT Tiongkok yang ada sekarang ini jauh lebih miskin ketimbang 40 tahun yl, 
dengan menganggap kemakmuran yang terjadi hanya dinikmati segelintir 
bilyunernya saja???

Coba perhatikan foto yang nampak jelas diambil dimasa Mao tahun 60-an itu.

Lalu, coba perhatikan bagaimana foto ini yang memperlihatkan sekelompok warga 
miskin, disaat menghadapi kelaparan menghadapi bencana-alam, tapi RRT tetap 
perintahkan membeli bahan-makan untuk bantuan Albania, ...

Dan, ... cobalah buka mata lebar-lebar, untuk melihat kenyataan lain, bahwa 
dalam 5 tahun terakhir ini, setiap tahun Tiongkok berhasil mengeentaskan lebih 
10 juta warga dari garis kemiskinan. Tentu merupkakan prestasi yang sangat luar 
biasa! Dan ingat, RRT didunia juga ikut membantu membangun dibanyak 
negara-negara sedang berkembang, dan bersama-sama ikut mengentaskan kemiskinan 
dengan memperbaiki perkembangan ekonomi.

Apanya meredam kontradiksi klas supaya orang tidak melawan? Kenyatan 
KESEJAHTERAAN 1,4 milyar warga Tiongkok BERHASIL ditingkatkan jauh lebih baik, 
kok! Bahkan sekarang warga klas menengah atas nya sudah jauh melebihi penduduk 
AS! Ini nenek buta atau membutakan diri, ...? Hehehee, ...

Salam,
ChanCT

From: Tatiana Lukman jetaimemuc...@yahoo.com [GELORA45] 
Sent: Monday, June 26, 2017 3:12 PM
To: GELORA45@yahoogroups.com ; jonathango...@yahoo.com 
Cc: Yahoogroups ; DISKUSI FORUM HLD ; Rachmat Hadi-Soetjipto ; Daeng ; Gol ; 
Harry Singgih ; Mitri ; Lingkar Sitompul ; Ronggo A. ; Farida Ishaja ; 
in...@ozemail.com.au ; Billy Gunadi ; Oman Romana 
Subject: Re: [GELORA45] Mirisnya Potret Kemiskinan di Tiongkok, Negara yang 
Katanya Akan Merajai Dunia

Gimana jawaban Chan? Sabaaarrrr! Sekarang PKT dan Pemerintah belum bisa 
menyelesaikan masalah kemiskinan, tapi sedang dalam proses......Tungguuuuu!! 
Dari dulu saya tanya kapan kaum bilyuner itu mau membagi kekayaannya dengan 
orang-orang miskin ini? Kan mereka sudah dikasih kesempatan untuk kaya sesuai 
dengan politiknya Deng xiao-ping. Chan selalu membanggakan "sedekah" yang 
diberikan oleh para bilyuner/pengusaha dalam proyek-proyek sosial. Begitulah 
caranya, menurut dia, untuk menuntaskan kemiskinan. Dan orang yang kecipratan 
sedekah akan terus kowtow kepada para jutawan pemurah hati itu dan lupa pada 
bagaimana cara mereka mendapat dan mengumpulkan kekayaan itu. Begitulah caranya 
meredam kontradiksi kelas supaya orang tidak melawan. Rupanya s edekah itu 
nggak sampai kepada orang-orang miskin ini.

On Sunday, June 25, 2017 7:38 AM, "jonathango...@yahoo.com [GELORA45]" 
<GELORA45@yahoogroups.com> wrote:

Mirisnya Potret Kemiskinan di Tiongkok, Negara yang Katanya Akan Merajai Dunia

oleh Rizal 
16:29 PM on Jan 14, 2017

Terlepas dari segala sentimen yang ada soal Tiongkok, harus diakui kalau si 
negeri Tirai Bambu ini memang sungguh luar biasa. Dulu mereka memang hanya 
negara kelas dua yang bahkan pernah dibikin main an oleh Jepang. Tapi, kini 
semuanya berubah. Tiongkok yang cupu saat ini benar-benar menjadi monster yang 
seolah bisa menelan siapa pun. Bahkan termasuk Rusia dan Amerika.
Dari segala hal Tiongkok begitu matang. Dilihat dari militer mereka juara dunia 
dan meringsek perlahan untuk menggeser dominasi duo AS-Rusia. Di bidang ekonomi 
pun tak juga tak jauh beda. Bahkan diramalkan kalau mereka akan bisa menguasai 
dunia. Tiongkok begitu jemawa, tapi bukan tanpa borok. Ketika kita bisa masuk 
lebih dalam dan membuka semua tabirnya, maka terpampang sebuah pemandangan yang 
kontradiktif yang begitu berlawanan dengan segala puja-puji tentangnya. Ya, 
pemandangan yang dimaksud adalah potret kemiskinan Tiongkok yang benar-benar 
luar biasa miris. Bahkan kalau boleh dibandingkan, ini jauh lebih menyedihkan 
daripada yang ada di Indonesia.
Kemiskinan di negeri panda ini memang parah. Dan sedihnya, ini tak banyak 
diketahui oleh dunia karena sudah kadung tertutup dengan pamor-pamor Tiongkok 
yang luar biasa itu. Lalu seperti apa sih potret kemiskinan di sana? Ketahui 
lewat deret foto-foto berikut.
Ketimpangan di Tiongkok begitu tinggi. Ada yang bisa sekolah sampai keluar 
negeri, tapi ada juga yang miris seperti ini.
Anak-anak miskin di Tiongkok [Image Source] 
Ketika sampah membuat kita ingin muntah, keluarga ini justru mengandalkan hidup 
dari benda kotor itu.
Hidup berkutat dengan sampah [Image Source] 
Beginilah ruang makan banyak keluarga miskin di Tiongkok. Mereka berbagi tempat 
dengan ayam.
Potret rumah warga miskin di Tiongkok [Image Source] 
Bayi-bayi tidak berdaya ini sudah harus merasakan kemiskinan sejak hari pertama 
mereka lahir.
Bayi-bayi yang lahir di perkampungan miskin Tiongkok [Image Source] 
Toilet orang-orang kaya di Tiongkok lebih bagus daripada rumah keluarga ini.
Kehidupan miskin di Tiongkok [Image Sourc e] 
Tak masalah beralas tanah, asal tidak digigiti nyamuk.
Mirisnya anak kecil tidur beralaskan tanah [Image Source] 
Cukup menyesakkan ya melihat pemandangan ini.
Potret kemiskinan di Tiongkok [Image Source] 
Tiongkok mungkin bisa bikin jembatan tertinggi di dunia. Tapi, mereka tak mampu 
berbuat sesuatu dengan ini.
Anak kecil terlihat senang dengan segala keterbatasan [Image Source] 
Di balik kehebatan Tiongkok yang mendunia, ada warganya yang tinggal di 
rumah-rumah macam begini.
Potret keluarga miskin di Tiongkok [Image Source] 
Tak hanya dihadapkan dengan kemiskinan. Tiongkok sendiri juga tengah bergulat 
dengan masalah lingkungan. Seperti yang kamu tahu, di sana itu sudah tak karuan 
polusinya. Saking buruknya, dipercaya kalau Tiongkok takkan berumur panjang. 
Siapa sangka di balik kejemawaannya, Tiongkok cukup bikin ngenes. Next

[Non-text portions of this message have been removed]








          • Trs: [G... Chalik Hamid chalik.ha...@yahoo.co.id [GELORA45]
      • Re: [temu_eropa... Tatiana Lukman jetaimemuc...@yahoo.com [GELORA45]
        • Re: [GELORA... 'Chan CT' sa...@netvigator.com [GELORA45]
          • Trs: [G... Chalik Hamid chalik.ha...@yahoo.co.id [GELORA45]
          • Re: [GE... Hsin Hui Lin ehh...@gmail.com [GELORA45]
            • Re... 'Chan CT' sa...@netvigator.com [GELORA45]
          • Re: [te... Tatiana Lukman jetaimemuc...@yahoo.com [GELORA45]
            • [G... 'Chan CT' sa...@netvigator.com [GELORA45]
              • ... Chalik Hamid chalik.ha...@yahoo.co.id [GELORA45]
              • ... Tatiana Lukman jetaimemuc...@yahoo.com [GELORA45]
              • ... 'Chan CT' sa...@netvigator.com [GELORA45]
              • ... Tatiana Lukman jetaimemuc...@yahoo.com [GELORA45]
  • Re: [GELORA45] Mirisnya ... 'Chan CT' sa...@netvigator.com [GELORA45]

Kirim email ke