Pak Untung, Terima kasih atas tambahan informasi kedalaman 26 km untuk sesar 'Lematang-Pamanukan-Cilacap'. Ini informasi yang sangat penting sebab, kalau benar, sesar tersebut adalah sesar yang penting dalam tektonik Indonesia Barat. Mengetahui kedalamannya tentu akan membuat analisis2 yang terkait kepadanya dapat menjadi lebih terkontrol.
Semakin gempanya dalam akan semakin luas kawasan guncangannya (walaupun lemah), semakin gempanya dangkal akan semakin sempit kawasan guncangannya (walaupun kuat). Ini pernah digambarkan sebagai cone effect, efek kerucut, dengan menganggap jarak ujung kerucut - pangkal kerucut adalah kedalaman gempa. Semakin jauh ujung-pangkal artinya semakin dalam pusat gempanya, maka semakin luas kawasan guncangannya (sayatan kerucut menggambarkan kawasan guncangan). Semakin dekat ke ujung kerucut, artinya semakin dangkal gempa, maka sayatan kerucutnya semakin sempit, bisa diartikan kawasan guncangan menyempit. Gempa kemarin pun dilaporkan dirasakan di Padang-Lampung-Cilacap-Yogya-Bali. Kalau kita hubungkan tempat2 tersebut, itu membuat busur yang menghadap titik episentrum di Laut Jawa. Maka, kita bisa menginterpretasikan bahwa propagasi gaya gempa lebih memilih merambat via subducted oceanic slab ke barat-baratdaya-selatan-tenggara, menuju tempat dangkal, akhirnya menuju wilayah2 dekat palung di barat Sumatra dan selatan Jawa - ini sesuai dengan analisisnya Pak Irwan Meilano (seismology, Nagoya Univ.). Jauh perambatan energinya kalau dilihat di data NEIC-USGS sampai ke seluruh dunia walaupun lama perambatannya beberapa menit-puluhan menit. Saat energi gempa ini merambat ke tempat dangkal, semakin dangkal, sampai ke kedalaman sesar2 besar di daratan (katakanlah 20-30 km ke basement), maka ia bisa membangunkan sesar ini kalau masih cukup besar energinya, dan benar seperti yang ditulis Pak Untung, di sini kemudian reactivated fault ini akan menjadi 'line source' selanjutnya. Berikut saya kutipkan komentar saya ke Pak Rovicky untuk teman2 di milis HAGI. Salam, awang Pak Rovicky, Seperti kita tahu, zone miring gempa Wadati-Benioff dibangun dari hiposentrum-hiposentrum gempa sejak dari palung, masuk ke bawah benua, sampai ke dalam mantel. Pusat2 gempa ini ternyata setempat dengan menunjamnya kerak samudera di bawah benua. Maka zone gempa Wadati-Benioff membuktikan bahwa memang kerak samudera menunjam di bawah kerak benua dalam suatu konvergensi lempeng benua vs. lempeng samudera. Gempa2 dangkal seperti yang di Aceh Desember 2004, Yogya mei 2006, dan Pangandaran Juli 2006 semuanya memiliki hiposentrum dangkal yang ketika diplot di x-plot depth vs distance untuk memperlihatkan zone miring Wadati-Benioff akan masuk di wilayah overriding continental/accreted crust. Di x-plot NEIC-USGS tersebut digambarkan dalam orange dots. Gempa Laut Jawa minggu lalu karena plotting-nya persis di kerak samudera yang menunjam di bawah Jawa, maka ini adalah gempa di subducted oceanic slab, bukan di overriding plate/slab seperti gempa2 yang lalu. Jadi, gempa kemarin itu memang bagian dari Benioff zone Jawa, klop dengan penunjaman, dan tak ada yang perlu dikoreksi dengan model penunjaman kerak samudera di bawah Jawa sebab tidak ada yang anomali, bahkan mengkonfirmasi secara definitif Benioff di bawah Jawa. Dari Palung Sunda di selatan Jawa (atau ada yang menyebutnya Palung Jawa), ke utara menuju Laut Jawa, terdapat zone Benioff yang definitif. Di kedalaman yang masih dangkal kemiringan Benioff masih landai, sekitar 26 deg pada 100 km, lalu mencuram menjadi 40 deg antara 150-200 km, dan rata-rata 66 deg pada 200-600 km (Hutchison, 1989 hal. 37). Kita bisa lihat di penampang Benioff zone NEIC-USGS yang di-posting Pak Rovicky, terdapat seismic gap zone sekitar 200 km kedalaman tegak pada kedalaman antara 350-550 km. Ini menarik kalau seluruh zone Benioff Jawa dari ujung barat-timur menunjukkan hal yang sama. Menarik sebab seismic gap zone di Benioff di banyak island arc atau volcanic arc lain di dunia biasanya muncul pada zone partial melting 100-200 km (Spicak et al., 2005) : Source region of volcanism and seismicity pattern beneath Central American volcanoes, N. Jb. Geol. Paläont., 236, 149-172), sedangkan ini jauh di 350-550 km. Harus dicek pula apakah lepasnya air dari subducted oceanic slab di kedalaman 100-200 km akan membuat slab tersebut less earthquake-prone sebab di Jawa tak ada ciri-ciri itu. Salam, awang -----Original Message----- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Saturday, August 11, 2007 1:44 C++ To: iagi-net@iagi.or.id; Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia Subject: Re: [iagi-net-l] gempa lepas-pantai utara Jawa Barat kalau aku lihat disini : http://neic.usgs.gov/neis/eq_depot/2007/eq_070808_fubd/neic_fubd_c.html Sepertinya gempa kemarin itu pas di benioff zone ya ? kedalaman wadati beni off zonenya sesuai dengan gempa-gempa sebelumnya Apakah berarti model penunjamannya yang harus dikoreksi atau gempa itu memang tidak klop dengan penunjaman ? cmmiw RDP "baru sempat nengok2 web lagi" -----Original Message----- From: Untung M [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Sunday, August 12, 2007 4:34 C++ To: iagi-net@iagi.or.id Cc: Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia Subject: Re: [iagi-net-l] gempa lepas-pantai utara Jawa Barat Pak Awang, Terimakasih atas beberapa putir yng dikemukakan Pk Awang. Saya kira bagus sekali. Sampai sekarang memang yang kita kenal adalah gempa dangkal. Jadi dengan adanya gempa dalam di lepas pantai utara Jawa, kita kaget, walaupun ada beberapa kasus gempa dalam. Waktu saya masih di S.D. klas 1 di Tuban ( pantai utara Jawa Timur) ada juga gempa (lindu) yang merobohkan rumah bagian depan nenek saya. Kelihatannya rumah bagian depan ini kurang kuat atau kurang kokoh tidak seperti bagian belakangnya. Kejadian kira-kira 60 atau 65 tahun yang lalu. Saya kira pusat gempa juga dalam seperti gempa Indramayu. Sesar yang saya utarakan dalam e-mail terakhir (9/8) kedalamannya mencapai 26 km. Ini saya modelkan dari data gayaberat. Memang jauh dari pusat gempa Indramayu. Yang menjadi masalah ialah mengapa banyak orang yang merasakan getarannya sampai di Padang, Lampung dsb. Untuk meneliti ini, saya kira, akan menghabiskan waktu (wasting time). Tetapi untuk kepentingan ilmiah, perlu di pikirkan, propagasi getaran yang ditimbulkan suatu energi sebesar 7.5 S.R. sampai berapa jauh? Kalau ada energi lepas, kita tahu bahwa getaran yang ditimbulkannya merambat ke semua arah, antara lain ke atas. Sampai atau tidak getaran tersebut ke sesar yang Pak Awang sebut sebagai sesar geser Lematang - Pemanukan atau sesar saya? Kalau sampai, dapat menggetarkan sesar tersebut akan merupakan titik sumber energi baru (pelajaran dasar sismik). Ini yang menyebabkan gempa yang kita semua merasakan tempo hari itu. Dapat dimengerti kalau intensitasnya (MMI) kecil, tidak merusak. Teman2 dari fisika saya kira bisa merenungkan masalah ini. Maaf ini hanya pikiran, moga-moga saya salah "I may be wrong" M. Untung ------------------------------------------------------------------------------ From: Untung M [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, August 09, 2007 3:13 C++ To: Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia; iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] gempa lepas-pantai utara Jawa Barat Saudara para pakar gempa yang budiman, Saya coba ngeplot posisi gempa tgl. 9/8/07 berdasarkan atas laporan BMG dan USGS. Keduanya hampir sama. Untuk itu saya merujuk buku kuning "Gravity and Geological Studies in Jawa, Indonesia", 1978 terbitan Direktorat Geologi. Editor ialah M. Untung dan Y. Sato. Dari penafsiran data gayaberat hasil pengamatan langsung di lapangan ditemukan sesar dari selatan Cirebon membentang kearah barat-barat laut ( west-west north). Saya duga sesar tersebut melanjut ke laut. Gempa tgl. 9/8 di laut berada di sesar tersebut kira-kira 100 km timur dari Jakarta dan juga 100 km barat dari Cirebon dan hanya beberapa puluh km dari pantai pada kedalaman, menurut laporan, 286 km yaitu di astenosfer. Benarkah laporan ini? Kalau buku tersebut ada pada anda, tolong di lihat. Di perustakaan PSG mudah-mudahan masih ada. Kita masih besyukur gempa tidak sangat besar (9 SR). Peristiwa ini sangat baik untuk penelitian yang mendalam. Sekian. Terimakasih. M. Untung ---------------------------------------------------------------------------- Hot News!!! EXTENDED ABSTRACT OR FULL PAPER SUBMISSION: 228 papers have been accepted to be presented; send the extended-abstract or full paper by 16 August 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 ---------------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi ---------------------------------------------------------------------