Geothermal dan Kebijakan Listrik<http://rovicky.wordpress.com/2006/05/23/geothermal-dan-listrik/> 23 Mei 2006 at 1:41 pm | In Energi <http://id.wordpress.com/tag/energi/> | 9 Comments<http://rovicky.wordpress.com/2006/05/23/geothermal-dan-listrik/#comments>|
[image: Quantcast] * Anonymous said…<http://rovicky.blogspot.com/2006/04/potensi-geothermal-vs-minyak-bumi.html> Artikel yang bagus… http://rovicky.blogspot.com/2006/04/potensi-geothermal-vs-minyak-bumi.html mau nanya kira-kira kendala apa saja yang menghambat pengembangan panas bumi ini di Indonesia ya Mas? dan bagaimana solusinya? Fufu* <http://photos1.blogger.com/blogger/5344/444/1600/power2.jpg>Kendala utama yg terlihat saat ini adalah belum terintegrasinya antara kebijakan energi dan pelaksanaanya. Kebijakan Energi Nasional (KEN) 2005 sebenarnya sudah mengatur hal itu semua. KEN mengatur hingga target kondisi energi di Indonesia hingga 2025. Keterpaksaan “emergency /crisis stage” dengan alasan waktu yg mepet, serta kekurangan modal masih sering menjadi alasan utama ketika kebijakan/keputusan diambil untuk membangun sebuah pembangkit. Problem lain ini bisa dipilah menjadi beberapa item dibawah ini yg juga sudah diketahui sejak dari pertemuan tahun 2003, al : - belum terselesaikannya secara keseluruhan peraturan-peraturan pelaksanaan sebagai implementasi dari ketiga UU tersebut; Ada peraturan yg agak rumit antara perturan daerah dan pusat, peraturan/peruuan masalah energi dan bahkan dengan uundang-undang air tanah dll - subsidi BBM dan TDL yang belum sepenuhnya dihapuskan; Daya beli masyarakat menjadi kendala untuk menyelaraskan harga energi ini. - belum efisiennya sistim ketenagalistrikan; Efisiensi disini ada dua hal antara efisiensi karena memang masalah fisika (karena transmisi) dan pencurian serta tunggakan beberapa pengguna listrik PLN. - tarif dasar listrik yang berlaku saat ini belum pada posisi yang memberikan keuntungan yang layak, baik bagi PLN sendiri maupun investor listrik swasta; TDL ditentukan berdasarkan harga energi dan daya beli, ini akhirnya seperti telur dan ayam, mana yg didahulukan ? - belum terpadunya peraturan perundang-undangan lintas sektor yang mendukung kebijakan investasi di sektor energi termasuk peraturan daerah yang sering tidak sinkron dengan kebijakan pusat; - masih lemahnya kemampuan para perencana energi daerah untuk menganalisis kebutuhan dan penyediaan energi daerahnya. Selain itu, ketidakseragaman data serta terbatasnya fasilitas yang tersedia menjadi kendala bagi perencanaan energi daerah; Kebutuhan tenaga-tenaga energi di pemerintah daerah mestinya diantisipasi baik oleh dunia pendidikan dan maupun PEMDA sendiri. - peraturan perpajakan yang berlaku dirasakan masih memberatkan dunia usaha sektor energi; Investor yg masih belum mendapatkan income sudah harus membayar pajak, akan lebih menarik seandainya pajak akan diminta ketika nanti sudah mulai berproduksi - peraturan perundang-undangan yang ada diasumsikan belum dapat menjamin kelangsungan investasi dalam jangka panjang; Stabilitas politis menjadi kunci. SBY telah menunjukkan stabiitas lebih bagus ketimbang sebelumnya, semestinya investasi sudah tidak lagi konsen dengan politic stability ini. - minat berinvestasi di daerah masih kurang, investor yang ada saat ini maupun yang ingin masuk bukanlah investor yang sesungguhnya melainkan hanya sebagai broker. Selain itu di dunia ini penggemar energi geothermal tidaklah banyak. Sudah seharusnya Indonesia yg memilki potensi yang 40% dari cadangan dunia “leading” dalam pemanfaatannya serta riset-risetnya. Kalau dirangkum uraian diatas, kendala utamanya masih masalah keekonomian saat ini serta “*keberanian*” pemerintah untuk memberikan prioritas pada energi geothermal “*bukan pada dasar keterpaksaan*“. 2009/11/24 basuki puspoputro <basuki...@yahoo.com>: > > Ben dan rekan2 lain, > > Permasalahan penggunaan energy geothermal, bukan pada teknologi atau jumlah cadangan tetapi masalah keekonomian dan kebijakan, itu berjalan sejak anak saya masih bayi sampai kini dimana anaknya anak saya sudah sekolah di SD. Pengusahaan geothermal ujungnya adalah, terutama, untuk pembangkit tenaga listrik. Nah listrik ini kerajaannya PLN, artinya kalau anda menghasilkan listrik maka yang dapat anda lakukan adalah menjual listrik kepada PLN atau anda menjual ke pihak lain melalaui PLN (tolong yang ke dua ini diluruskan oleh rekan yang lebih faham). Kalau PLN maunya beli dengan harga tertentu (baca rendah) per satuan, dan kalau ongkos produksi anda per satuan lebih tinggi dari harga yang dimaui PLN, ya jual beli tidak dapat terjadi. Dengan kata lain pengusahaan geothermal jadi seret berputar. Lebih berat lagi, lokasi sumber daya geothermal biasanya terpencil, jauh dari industri yang membutuhkan listrik. Hal ini akan memperberat keekonomian proyek > bersangkutan. > Kita dapat simak lapangan geothermal yang sudah jadi, berproduksi uap untuk pembangkit listrik misalnya Kamojang dan Karaha Bodas. Kok kelihatannya berkembangnya ya cukup lambat (semoga saya salah lihat). > Kalau dalam forum diskusi sih seperti biasa pasti terdengar suara merdu seperti "siap bekerja sama", menyambut baik, dapat dinegosiasikan dan sebagainya. > Jangan salah, saya berusaha turut mendorong pengusahaan / pemanfaatan panas bumi ini, tenaga saya yang makin tua dan ringkih kelihatannya tidak tahan menghadapi panasnya uap bumi itu. Yang lebih muda silahkan, hancurkan barikade yang ada, bangun jembatan penghubung yang lebih membela kepentingan bangsa secara keseluruhan bukan sektoral, dsb dsb. > Silahkan yang mengetahui duduk perkaranya yang mutakhir untuk di "shared". > > Salam, > Yangkung > > --- On Tue, 24/11/09, Benyamin Sapiie <bsap...@bdg.centrin.net.id> wrote: > > > From: Benyamin Sapiie <bsap...@bdg.centrin.net.id> > Subject: [iagi-net-l] Geothermal vs. Nuclear > To: iagi-net@iagi.or.id > Date: Tuesday, 24 November, 2009, 1:31 AM > > > Rekan-2 IAGI, > > Seperti kita sadari bahwa kebanyakan dari kita berkonsentrasi karir maupun > penelitian untuk fossil fuel (non-renewable energy). Hanya sedikit dari > rekan2 atau diskusi kita dalam masalah energy lain yang renewable misal > dua sytem yaitu: nuclear and geothermal yang lebih greener konon katanya. > > Indonesia sekarang sedang giat menrencanakan akan membangun 4 reaktor > nuclear paling tidak akan beroperasi pada akhir tahun 2025. Anehnya kita > sebagai geologist mengetahui bahwa wilayah kita adalah bagian utama dari > ring of fire, dimana gunung api hampir ada disemua pulau besar di > Indonesia kecuali Kalimantan. Sehingga seyogyanya kita harusnya sangat > aktif dalam mengembang teknologi energi geothermal. Bahkan saat ini > teknologi geothermal berkembang untuk memanfaatkan sumber panas hasil > radioaktif decay dari granit di kedalaman 3-4 km yang dikenal sebagai EGS: > Enchacend Geothermal System sebagai future geothermal energy (MIT study). > Hal ini dimungkinan dengan perkembangan teknologi pemboran saat ini. Jadi > negara lain (seperti America, Perancis dan Swiss) sibuk mencari alternatif > geothermal energy, kita yang kaya akan sumber alam geothermal kelihatannya > tidur saja. Saat ini kita hanya punya 4-5 lapangan geothermal, dimana > seharusnya kita sudah punya banayak sekali yang mana dapat membantu > meringankan beban PLN. PLN mungkin sebenarnya menangis kalau ada customer > baru karena makin banyak minyak minyak yang harus dibakar.. > > Kenapa teknologi, eksplorasi maupun minat pemerintah tidak berkonsentrasi > di geothermal. Bagaiaman dengan potensi geothermal kita? Apakah sedemikian > buruk sehingga tidak ada minat investasi. Apakah ini lebih bersifat > politik? atau memang ada hal lain yang lebih menguntungkan. Kenapa > Nuclear? perdebatan dan diskusi antara nuclear dan geothermal sudah sangat > banyak di internet .. silahkan googling.. > > Saya pikir, IAGI juga harus sudah mengaktifkan berdiskusi mengenai > alternatif energi dimana geologist bisa berperan. Terutama rekan2 yang > bergerak digeothermal bisa sharing pengetahuan maupun pengalamannya di > bidang ini. > > Mana yang lebih baik buat energi masa depan kita.. nuclear atau > geohtermal. mungkin juga ada yang lainnyas eperti blue energy misalnya > ..hmm > > Salam, > > Ben Sapiie > > > > > > -------------------------------------------------------------------------------- > PP-IAGI 2008-2011: > ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id > sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com > * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro... > -------------------------------------------------------------------------------- > Ayo siapkan makalah....!!!!! > Untuk dipresentasikan di PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 4-6 Oktober 2010 > Deadline penyerahan makalah - 15 Februari 2010 > ----------------------------------------------------------------------------- > To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id > To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta > No. Rek: 123 0085005314 > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) > Bank BCA KCP. Manara Mulia > No. Rekening: 255-1088580 > A/n: Shinta Damayanti > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi > --------------------------------------------------------------------- > DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. > --------------------------------------------------------------------- > > > > > New Email addresses available on Yahoo! > Get the Email name you've always wanted on the new @ymail and @rocketmail. > Hurry before someone else does! > http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/ -- "Kebenaran tidak pernah memihak ... walaupun kadang kala kebenaran tidak bisa menang !"