Kayaknya ramai juga nih diskusi ttg Energi Alternatif khususnya Nuklir dan
Geothermal ( mungkin lbh tepat Energi subtitusi kali ya biar cepat maju) ,
Ikutan Nimbrung dikit :
Untuk Nuklir bisa kita lihat di Blue Print Pengelolaan Energi Nasional (
Roadmap PLTN ) disebutkan bahwa pada tahun 2016 PLTN pertama akan beroperasi
dg kapasitas 1000 MW , Pertanyaannya Apa Betul ? Pembangunan PLTN ini akan
memakan waktu 6 tahun , jadi seharusnya thn 2010 ini sudah dimulai
Kontruksinya , Ternyata masih Adem Ayem bahkan penolakan nya semakin keras
saja . Berdasarkan Kajian Yg telah dilakukan ( Studi Tapak ) tahun 90 an
dulu dari semua Aspek termasuk Geologinya dipilih di Jepara sana yg akan
dibangun PLTN waktum itu oleh Konsultan dari Jipun > Kalau kita perhatikan
untuk mencukupi Listrik yg kapasitasnya sudah ratusan sampai ribuan MW hanya
ada 6 energi Primernya ( BBM , Gas,BB,Hidro,Geoth dan Nuklir ) Hidro
sekarang sudah banyak kendalanya Faktor ketersediaana air waduk dan
pembebasana Lahannya , Nuklir spt disebutkan tadi , Jadi tinggal Geoth dari
kel Energi alternatif yg bisa maju sbg Subsitusi BBM dg kapasitas besar.
Masalah Harganya Gimana ? Kalau pesaingnya dg BBM Geoth pasti unggul , coba
kita hitung secara sederhana saja , untuk menghidupkan listrik Per KWh dari
PLTD membutuhkan BBM kira kira 0,28 L , Kalau harga BBM tsb sek ini 4500 Rp
, maka untuk baiaya bahan bakarnya saja sudah 1260 Rp/Kwh atau 12,6 C$/Kwh
ini belum untuk biaya pembangkitannya ( PLTD) dan biaya O & M nya. Kalau
dilihat Pembangkit Geoth yg sdh menggelontorkan setrumnya ( kira kira 1200
an MW saat ini ) harga kontraknya ( ESC ) jauh dibawah 10 c $/Kwh , satu
lagi harga ini tdak akan terpengaruh dg harga Minyak Dunia.ini berbeda dg
BBM / Gas / BB
Memang kalau dilihat bahwa Negara kita ada di ring of fire potensi Geoth nya
cukup besar ( Dalam Peta Penyebaran Potensi Geothermal dari BG thmn 2004
terdapat lebih 250 lokasi Geoth dg total Potensi lebih dari 27.000 MW ,
katanya sih ini terbesar di Dunia ) , Geoth ini untuk bisa dijadikan Duit
( ada nilai ekonominya ) harus dikonversikan menjadi Listrik makanya harus
ada investasi dari sisi hulunya sampai hilirnya sekaligus ( bahkan harus
mengacu dua UU sekaligus UU Geoth dan UU Listrik ) .
Kalau dulu ( Berdasarkan Keppres ) Pertamina punya Hak Eksplorasi dan
ekploitasi ( hak WKP ) , sekarang ini diera otonomi daerah "kewenangan" tsb
ada di Pemerintah/ Pemda , mangkanya sekarang ini Para Pemda Pemda yg sdh
punya WKP Geoth pada melelangkan WKP nya , kriteria untuk memenangkan lelang
WKP tsb adalah siapa yg menawarkan harga listriknya terendah padahal daerah
tersebut baru akan dilakukan eksplorasi . ini yang agak merepotkan , yah
kalau dianalogikan secara simpel kira kira begini ": Kriteria pemenang dalam
lelang WKP Minyak adalah siapa yg menawarkan harga BBM terrendah " . Disisi
lain kareana Geoth ini " Barang baru " maka kesiapan beberapa Pemda untuk
Hitung menghitung masalah harga ini masih minim padahal ini menjadi dasar
utama penentuan pemenang WKP ( PP No.59 tahun 2007 ttg Pengusahaan
Panasbumi ) , Berapa Pedoman harga listrik Geoth ? ada Permen No. 14/2008
ttg harga listrik Geoth yg mengacu kepada Biaya Pokok Produksi Listrik
disuatu daerah ( 80 - 85 % BPP ) untuk daerah yg Listriknya sebagian besar
dari BBM / PLTD otomatis BPPnya besar spt di Sumut/Aceh mencapai 2000 an
Rp/Kwh , Kaltim 1900 an Rp/Kwh dan Jawa Bali karena banyak bervariasi energi
primernya ( Gas , BB,Hidro,Geoth ) maka BPP nya 850 an Rp/Kwh ( data tsb
untuk tahun 2008 ) , Untuk tahun 2009 ternyata ada aturan baru lagi untuk
menghitung harga Listrik Pabum yaitu berdasar Permen no.05/2009 yg tidak
lagi mengacu kepada BPP spt halnya tahun 2008 yg lalu .Pedoman pedoman harga
in9im yg dijadikan dasar harga listrik di lelang WKp tentunya dg penyusaian
penyuasaian .
Kalau dilihat data dari PLN tahun 2008 dg total kapasitas pembangkit sdh
lebih 29500 MW ternyata rata rata biaya produksi listrik itu mencapai 1300
an Rp/Kwh , padahal rata rata penjualan hanya 630 Rp/Kwh , rata rata biaya
bahan bakarnya saja sudah lebih 850 Rp / Kwh , ini karena kontribusi
terbesar dari biaya BBM nya. ( mungkin sekarang sudah menurun biaya
produksinya karena kontribusi BBM menurun )
Kalau Hanya Semata mata dilihat dari sisi antara Penjual dan Pembeli (
faktor keekonomiannya ) saja dalam pengembangan Geoth tanpa ada Intervensi
Pemerintah , rasanya seperti sekarang ini , hidup segan mati tak mau, Nah
dimanakah "intervensi" pemerintah tsb seharusnya , Monggo sama sama
dipikirkan.......Biar Geothermal menjadi Tuan di Negerinya
sendiri....sebagai sumber energi yang bersih dan sustainabel.
ISM
----- Original Message -----
From: "Benyamin Sapiie" <bsap...@bdg.centrin.net.id>
To: <iagi-net@iagi.or.id>
Sent: Tuesday, November 24, 2009 1:31 AM
Subject: [iagi-net-l] Geothermal vs. Nuclear
Rekan-2 IAGI,
Seperti kita sadari bahwa kebanyakan dari kita berkonsentrasi karir maupun
penelitian untuk fossil fuel (non-renewable energy). Hanya sedikit dari
rekan2 atau diskusi kita dalam masalah energy lain yang renewable misal
dua sytem yaitu: nuclear and geothermal yang lebih greener konon katanya.
Indonesia sekarang sedang giat menrencanakan akan membangun 4 reaktor
nuclear paling tidak akan beroperasi pada akhir tahun 2025. Anehnya kita
sebagai geologist mengetahui bahwa wilayah kita adalah bagian utama dari
ring of fire, dimana gunung api hampir ada disemua pulau besar di
Indonesia kecuali Kalimantan. Sehingga seyogyanya kita harusnya sangat
aktif dalam mengembang teknologi energi geothermal. Bahkan saat ini
teknologi geothermal berkembang untuk memanfaatkan sumber panas hasil
radioaktif decay dari granit di kedalaman 3-4 km yang dikenal sebagai EGS:
Enchacend Geothermal System sebagai future geothermal energy (MIT study).
Hal ini dimungkinan dengan perkembangan teknologi pemboran saat ini. Jadi
negara lain (seperti America, Perancis dan Swiss) sibuk mencari alternatif
geothermal energy, kita yang kaya akan sumber alam geothermal kelihatannya
tidur saja. Saat ini kita hanya punya 4-5 lapangan geothermal, dimana
seharusnya kita sudah punya banayak sekali yang mana dapat membantu
meringankan beban PLN. PLN mungkin sebenarnya menangis kalau ada customer
baru karena makin banyak minyak minyak yang harus dibakar..
Kenapa teknologi, eksplorasi maupun minat pemerintah tidak berkonsentrasi
di geothermal. Bagaiaman dengan potensi geothermal kita? Apakah sedemikian
buruk sehingga tidak ada minat investasi. Apakah ini lebih bersifat
politik? atau memang ada hal lain yang lebih menguntungkan. Kenapa
Nuclear? perdebatan dan diskusi antara nuclear dan geothermal sudah sangat
banyak di internet .. silahkan googling..
Saya pikir, IAGI juga harus sudah mengaktifkan berdiskusi mengenai
alternatif energi dimana geologist bisa berperan. Terutama rekan2 yang
bergerak digeothermal bisa sharing pengetahuan maupun pengalamannya di
bidang ini.
Mana yang lebih baik buat energi masa depan kita.. nuclear atau
geohtermal. mungkin juga ada yang lainnyas eperti blue energy misalnya
..hmm
Salam,
Ben Sapiie
--------------------------------------------------------------------------------
PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...
--------------------------------------------------------------------------------
Ayo siapkan makalah....!!!!!
Untuk dipresentasikan di PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 4-6 Oktober
2010
Deadline penyerahan makalah - 15 Februari 2010
-----------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event
shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to
direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting
from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with
the use of any information posted on IAGI mailing list.
---------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------------
PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...
--------------------------------------------------------------------------------
Ayo siapkan makalah....!!!!!
Untuk dipresentasikan di PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 4-6 Oktober 2010
Deadline penyerahan makalah - 15 Februari 2010
-----------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted
on IAGI mailing list.
---------------------------------------------------------------------