Perasaan saya jaman sekarang itu segala hal yang menyangkut uang itu harus jelas asal-usulnya. Yang namanya Humanitus Foundation dan Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) itu kira2 siapa yang mendanai ya? Mungkin negara kalau BPLS tapi kalau Humanitus Foundation (HF) kira-kira dari mana dananya? Pembicara expat2 itu datang ke Indonesia apa mungkin mereka bayar dengan uang masing2, lalu semuanya akomodasi dll sepertinya tidak sedikit tuh biayanya (Rusia, Amerika dll).
Kalau gedung DPR baru diprotes karena buang2 uang, sepertinya ini juga mungkin bisa diprotes karena terlalu buang2 uang bayar expat untuk datang dan bicara (demi sains?). Atau memang sudah tidak ada SDM dalam negeri yang sehebat mereka2 expat2 ini. Menurut tingkat ekonomi saya uang tersebut banyak, tapi mungkin menurut HF dan BPLS peanut. Lebih bagus lagi kalau lain kali simposium model begini panggil pembicara 1expat per negara asing, Amerika, Rusia, Brazil, Jepang dll. Setelah mereka semua datang, hasilnya di publish lalu kita tuan rumah selamat membaca. Semoga expat2 tersebut benar2 tulus ingin membantu memberikan solusi untuk Lusi dan rakyat yang terkena imbas Lusi. Konon kabarnya expat sangat objektif "kata Hardi, guru besar ilmu geologi. Kami, katanya, tidak bisa menyetir pendapat para ilmuwan mancanegara yang telah memiliki reputasi." Salam Expat! Natan 2011/5/26 R.P.Koesoemadinata <koeso...@melsa.net.id> > Apakah betul mengirimkan surat protes atas terselenggaranya Symposium on > Indonesia's mud volcano yang berlangsung pada 25-26 Mei 2011 di Sidoarjo > sebagai mana dikutip Wartawan Tempo di Tempo Online hari ini? > http://www.tempointeraktif.com/hg/iptek/2011/05/26/brk,20110526-336947,id.html > > Wassalam > RPK >