Ini debat mengenai "kum" ini bisa ngarah ke debat kusir lho, apalagi di komen seolah2 industri itu nulis untuk sharing knowledge dan tak bernilai, apa bener begitu?
Subject pokoknya pak Awang punya usul untuk IAGI di Inggriskan, ada yg setuju ada yg tidak, nah kalo kepepet ya di voting aja. Kalau menurut saya, penggunaan bhs Inggris di forum ilmiyah itu penting kenapa karena untuk dapat kerja dg gaji yg bagus basic bahasa Inggris ini perlu, apa lagi lokal market sudah mulai saturated, shg lulusan geologi perlu melongok ke SEA, ME Eropa, US dan Latin America. Dan fakatanya sudah banyak alumnus Univ Indonesia yg melanglang buana spt itu, sebelum GO International ga ada salahnya IAGI sbg wadah / training ground untuk ber Inggris ria, Nah UUD khan (ujung2e duwit) Sebagai tambahan yg pertama mengkonsep Seq.Strat adalah dari Industri bukan dari kampus, ya orang industri kan lulusan kampus juga toh, gah usah repot lah yg gini2 ini kok arahnya gengsi2 an antara kampus dan industri, sebenere kampus dan industri itu sangat erat hubungannya melebihi saudara Agak aneh kalo ada seorang peneliti yg ngga paham bahasa Inggris rasanya ngga ada, itu setau saya, lha kalau memang tidak ada handicap ya monggo kita pake bahasa Inggris di IAGI. Suwun Avi NPA 0666 2011/10/4 Fajar Lubis <fajardich...@yahoo.com> > Jangan salah paham dulu mas.. > > Penilaian Kum di pemerintahan (institusi penelitian atau pendidikan) adalah > berdasarkan makalah yang disajikan itu di"review" atau tidak, serta > ditampilkan dalam seminar atau makalah yang memiliki dampak ("citation > impact") yang tinggi atau bukan. > > Jadi dalam kasus PIT IAGI atau IPA, makalah ini akan memiliki nilai kum > yang sama (nilai kumnya akan lebih kecil kalau prosidingnya tidak > di"review", bersifat nasional dan diterbitkan pada saat pertemuan > berlangsung). > > Berbeda untuk kalangan industri, makalah yang ditampilkan akan dipilih > dalam forum dengan minatan dan komunitas tertentu. Sehingga diharapkan dapat > menjadi ajang promosi, sharing informasi atau keperluan perusahaan lainnya. > Tidak ada unsur kum dalam hal ini, karena memang tidak dihitung. > > Untuk soal gengsi, lebih baik mari kita bersama-sama menuliskan hasil > terbaik kita dan publikasikan dalam PIT IAGI. Sejalan dengan waktu, itu akan > terus meningkatkan kualitas PIT IAGI kita ini. > > > Salam, > Fajar (2448) > > > ------------------------------ > *Mas Minarwan* <minarw...@gmail.com> sampun nyerat > ** > > Saya jadi tergelitik untuk berkomentar. Dari berbagai diskusi yang > saya pantau di topik ini, fakta yang muncul adalah: > > 1. Kum untuk makalah yang dipresentasikan di IPA lebih tinggi daripada > kum makalah yang dipresentasikan di PIT IAGI. Kalau memang demikian > faktanya, ternyata pemerintah memang menganggap PIT IAGI tidak lebih > penting daripada IPA Convention. > > 2. Jika kita mencari kum, mengirimkan makalah ke IPA Convention tentu > lebih menguntungkan daripada mengirimkan makalah ke PIT IAGI. Sayang > sekali, IPA Convention hanya untuk orang-orang yang bermain di bidang > migas, kalau mereka berasal dari bidang Tata Lingkungan, mereka tidak > memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan nilai kum yang sama > sehingga saya pikir kok kurang adil. Maaf, bukan hendak memanas-manasi > lho. > > Jadi, kita memang perlu mencari jalan keluar untuk meningkatkan gengsi > PIT IAGI, minimal di mata pemerintah dulu sehingga nanti makalah > terbaik dari bidang migas juga akan dikirimkan ke PIT IAGI. > > Salam > Minarwan > NPA 1590 > > >