Prof. Koesoemadinata yth:
Sudah sedemikian seniornya Bapak masih sangat peduli kepada IAGI. Hal ini
memberikan semangat kepada kami-kami yang jauh lebih yunior ini walaupun
usia sudah lebih 60. Mungkin, karena Bapak pernah menjadi Ketua Umum
IAGI.
Saya pribadi sangat setuju 100% dengan usul Bapak tsb. Karena beberapa
kali
PIT IAGI saya perhatikan, presentasi makalah orang Indonesia yang
disampaikan dalam bahasa Inggris kelihatannya seperti ajang latihan.
Jadinya
kurang menggigit dan kurang improvisasi, dan akibatnya kurang menarik.
Diskusipun saya lihat sangat kurang berkembang, sementara diskusi pada
forum-forum seperti ini sangatlah penting untuk menguji keandalan dan
kesahihan informasi atau metoda yang disajikan.
Sekali lagi saya sangat setuju Pak.
Wassalam,
Chairul Nas
mantan murid Pak RPK.
--- Pada Jum, 30/9/11, R.P.Koesoemadinata <koeso...@melsa.net.id>
menulis:
Dari: R.P.Koesoemadinata <koeso...@melsa.net.id>
Judul: Re: [iagi-net-l] Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris di PIT IAGI
&
HAGI (?)
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Tanggal: Jumat, 30 September, 2011, 10:14 PM
_filtered #yiv1634116423 {
font-family:Cambria Math;}
_filtered #yiv1634116423 {
font-family:Calibri;}
_filtered #yiv1634116423 {
font-family:Tahoma;}
_filtered #yiv1634116423 {margin:72.0pt 72.0pt 72.0pt 72.0pt;}
#yiv1634116423 P.yiv1634116423MsoNormal {
FONT-SIZE:12pt;MARGIN:0cm 0cm 0pt;FONT-FAMILY:"serif";}
#yiv1634116423 LI.yiv1634116423MsoNormal {
FONT-SIZE:12pt;MARGIN:0cm 0cm 0pt;FONT-FAMILY:"serif";}
#yiv1634116423 DIV.yiv1634116423MsoNormal {
FONT-SIZE:12pt;MARGIN:0cm 0cm 0pt;FONT-FAMILY:"serif";}
#yiv1634116423 A:link {
COLOR:blue;TEXT-DECORATION:underline;}
#yiv1634116423 SPAN.yiv1634116423MsoHyperlink {
COLOR:blue;TEXT-DECORATION:underline;}
#yiv1634116423 A:visited {
COLOR:purple;TEXT-DECORATION:underline;}
#yiv1634116423 SPAN.yiv1634116423MsoHyperlinkFollowed {
COLOR:purple;TEXT-DECORATION:underline;}
#yiv1634116423 SPAN.yiv1634116423EmailStyle17 {
COLOR:#1f497d;FONT-FAMILY:"sans-serif";}
#yiv1634116423 .yiv1634116423MsoChpDefault {
}
#yiv1634116423 DIV.yiv1634116423Section1 {
}
Kalau saya boleh usul mengenai pengantar untuk
Perrtemuan Ilmiah, saya kira jalan keluarnya adalah IAGI menyelenggarakan
2
jenis pertemuan.
1. Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) yang sudah
dirintis dari semula berbahasa Indonesia sepenunya yang sifatnya Nasional
dan
dilakukan setiap tahun. Entah bagaimana menjadi sekarang kok namanya
IAGI Convention. Jadi kita kembali ke khittah tahun 60-70-an dan
menghargai
bahasa Indonesia sebagai pengantar
2. IAGI International Conference and Exhibition
yang sifatnya betul-betul international. Conference ini pada mulanya
tidak
perlu
diselenggarakan tiap tahun, mungkin saja 5 tahun sekali, atau 2 tahun
sekali,
sepenuhnya dalam bahasa Inggris.
Ini dilakukan AAPG tiap tahun, ada yang National
Convention yang diselenggarakan di Amerika Utara dan international
Conference
and Exhibition yang diselenggarakan di luar Amerika. Hanya saja kalau di
AAPG
semuanya menggunakan pengantar bahasa yang sama.
Juga dalam kenyataannya dalam penilaian makalah
untuk "kum" di instansi pemerintahan dan perguruan tinggi nasional (untuk
naik
pangkat), nilai naskah yang dipublikasikan/ dipresentasikan di forum IAGI
saya kira masih dikategorikan sebagai makalah yang diterbitkan dalam
negeri
yang lebih rendahnya nilai kum-nya daripada makalah yang
diterbitkan/dipresentasikan di forum International (khususnya di luar
negeri. . Di lain pihak makalah yang dipresentasikan di IPA
dikategorikan sebagai makalah yang dipresentasikan di forum
International,
sehingga nilai 'kum"-nya lebih tinggi.
Karena ada 2 kategori makalah ini, maka sebaiknya
IAGI membuat 2 kategori pertemuan ilmiah juga sebagai mana diusulkan di
atas
ini. Untuk itu IAGI berkecil hati kalau begitu penilaian pemerintah.Saya
kira di
banyak negara yang tidak berbahasa Inggris melakukan hal yang sama,
seperti
di
Perancis, Cina, Jepang dan sebagainya.
(Biarkanlah kita
berkiprah di LIGA Indonesia dulu atau di AFF (GeoSEA), baru nanti kita
maju
di
Piala Dunia).
Wassalam
RPK
----- Original Message -----
From:
taufik.ma...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Friday, September 30, 2011 6:16
PM
Subject: Fw: [iagi-net-l] Bahasa
Indonesia atau Bahasa Inggris di PIT IAGI & HAGI (?)
Maaf tak sengaja terkirim dan saya tulis ulang
sbb:
Benar Mas Syaiful dan rekan-rekan lainnya,
Ini merupakan
tantangan bagi pengurus baru untuk bagaimana sinergi membumikan G&G di
Indonesia dan memasyarakatkan potensi sumber daya manusia Indonesia
dalam
persaingan global. Saya percaya pengurus baru mampu merealisasikan
semuanya
dengan partisipasi aktif kita semua.
Salam akhir pekan
IAGI
TAM
NPA : 3005
Powered by Telkomsel BlackBerry®
From: taufik.ma...@gmail.com
Date: Fri, 30 Sep 2011 11:12:59 +0000
To: <iagi-net@iagi.or.id>
ReplyTo: taufik.ma...@gmail.com
Subject: Re: [iagi-net-l] Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris di
PIT IAGI & HAGI (?)
Benar Mas Syaiful dan rekan-rekan lainnya,
Ini merupakan
tantangan bagi pengurus baru untuk bagaimana sinergi membumikan G&G di
Indonesia dan memasyarakatkan potensi sumber daya manusia Indonesia
dalam
persaingan global. Saya per
Powered by Telkomsel BlackBerry®
From: mohammadsyai...@gmail.com
Date: Fri, 30 Sep 2011 09:54:50 +0000
To: <iagi-net@iagi.or.id>
ReplyTo: <iagi-net@iagi.or.id>
Subject: Re: [iagi-net-l] Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris di
PIT IAGI & HAGI (?)
Saya kira pak Awang dan kawan2 lainnya bukan memasalahkan
"malu" untuk berbahasa Indonesia.
Banyak makalah dituliskan oleh geolog
Cina di AAPG Bulletin, hampir setiap dua bulan sekali; tentu saja
dituliskan
di dalam Bahasa Inggris yang benar. Kita jarang punya makalah di
buletin
tersebut.
Salam,
Syaiful
* IAGI NPA 1646
Powered by Telkomsel BlackBerry®
From: dudy.e...@gmail.com
Date: Fri, 30 Sep 2011 06:36:11 +0000
To: <iagi-net@iagi.or.id>
ReplyTo: <iagi-net@iagi.or.id>
Subject: Re: [iagi-net-l] Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris di
PIT IAGI & HAGI (?)
Tidak usah malu menggunakan bahasa Indonesia apalagi kalau yg
hadir lebih banyak orang Indonesia (100%) namun bagaimana caranya kita
bisa
menguasai dunia seperti Jepang dan Cina bisakah? Ataukah harus dan
wajib
pakai
bahasa inggris dulu untuk meraih itu karena tidak PeDe dengan bahasa
kita
yaitu Bahasa Indonesia.
Salam
Dudy
Powered by Telkomsel BlackBerry®
From: mohammadsyai...@gmail.com
Date: Fri, 30 Sep 2011 03:49:18 +0000
To: <iagi-net@iagi.or.id>
ReplyTo: <iagi-net@iagi.or.id>
Subject: Re: [iagi-net-l] Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris di
PIT IAGI & HAGI (?)
Ingin cerita juga deh.
Di JCM kemarin, kebetulan saya
menjadi pemain pengganti untuk session chair di ruangan kedua (Acacia
2)
pada
hari kedua (Rabu) sesi terakhir. Presentasi pertama diantarkan oleh
pasangan
saya dalam Bahasa Indonesia dan dipresentasikan oleh pemakalah di dalam
Bahasa
Indonesia juga (hanya judul presentasi yang Bahasa Inggris, isinya
semuanya
Bahasa Indonesia; tertipu deh).
Presentasi kedua, langsung saya
sampaikan pengantar berbahasa Inggris. Masih lumayan, presentasi di
dalam
Bahasa Indonesia, tetapi matei slide Bahasa Inggris. Tanya-jawab juga
saya
pandu du dalam Bahasa Inggris. Lha, lucunya tanya-jawab sendiri di
dalam
Bahasa Indonesia.
Presentasi ketiga, pasangan saya berubah dengan
memimpin berbahasa Inggris.
Memang sulit, tetapi haris dicoba tanpa
kenal lelah dan tanpa malu.
Salam dari Makassar,
Syaiful
* siap2
pulang ke ibukota
Powered by Telkomsel BlackBerry®
From: Awang Harun Satyana <aha...@bpmigas.go.id>
Date: Fri, 30 Sep 2011 10:32:45 +0700
To: 'iagi-net@iagi.or.id'<iagi-net@iagi.or.id>
ReplyTo: <iagi-net@iagi.or.id>
Subject: RE: [iagi-net-l] Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris di
PIT IAGI & HAGI (?)
Pak
Udrekh,
Saya
hadir di presentasi Pak Udrekh kemarin tentang gas hidrat, suatu
presentasi
yang baik yang tetap disampaikan dalam bahasa Inggris, sekalipun tak
ada
satu
pun kawan expat di situ. Ini juga suatu komitmen seperti yang Pak
Udrekh
tulis
di bawah. Tentu terasa aneh, berbahasa Inggris padahal tak ada orang
expat
di
situ; tetapi sekali komitmen ya tetap komitmen. Dan kebetulan juga
chairpersons di tempat Pak Udrekh presentasi juga berkomitmen berbahasa
Inggris. Presentasi2 awal saya (sekitar 20 tahun yl) dalam bahasa
Inggris
pun
saya lakukan dengan cara menghafal. Untuk setiap slide saya tulis dulu
kalimat2nya dan saya hafalkan dan diulangi berkali2 berminggu2 sebelum
hari H
pertemuan terjadi. Itu adalah suatu usaha juga untuk mencoba
berkomitmen.
Analisis
Pak Udrekh ada benarnya, tetapi seorang lulusan S1 paling tidak telah
berhubungan dengan bahasa Inggris minimal 11 tahun (3 th SMP + 3 th SMS
+
5
tahun PT), suatu perioda waktu yang cukup lama untuk dapat menguasai
suatu
bahasa asing secara lisan maupun tulisan dengan baik. Maka, mestinya
mereka
telah mampu berkomunikasi dengan baik dalam bahasa Inggris, tak ada
hambatan
untuk menerima pesan yang disampaikan dan tetap antusias bertanya
meskipun
dalam bahasa Inggris. Bila mereka masih kurang percaya diri untuk
berbahasa
Inggris, barangkali metode pengajaran bahasa asing di sekolah2 kita
yang
perlu
dilihat lagi. Para murid sekolah/mahasiswa perlu lebih banyak diarahkan
untuk
dapat berbicara dalam bahasa Inggris saat mereka mempresentasikan
tugas2nya,
juga belajar berdebat dalam bahasa Inggris.
Jangan
kita dan generasi muda kita menjadi orang yang gagap berbahasa
Indonesia
dengan baik dan benar, juga tak percaya diri dalam berbahasa
Inggris....
Salam,
Awang
From: Udrekh
[mailto:udr...@gmail.com]
Sent: 30 September 2011
10:04
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l]
Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris di PIT IAGI & HAGI
(?)
Kemaren saya menuliskan
komentar yang sama pak, berharap ada komitmen untuk mengharuskan
abstrak
dan
presentasi berbahasa Inggris. Saya melihat ada 2 hal yang mungkin
menjadi
bahan pertimbangan mengapa berbahasa Inggris menjadi sulit.
1. Aspek
serapan. Walau kita bisa berbahasa Inggris, tapi ada perasaa bahwa jika
disampaikan dalam bahasa Indonesia, pesannya akan lebih mudah dipahami.
Bagaimanapun juga, kesuksesan sebuah forum ilmiah juga sangat
dipengharuhi
oleh seberapa jauh berbagi informasi tersebut dapat diserap pendengar
dan
menimbulkan diskusi yang berkwalitas. Jika tidak ada orang asing yang
hadir,
berbahasa Inggris jadi seperti mengorbankan efektifitas penyerapan
sebuah
presentasi.
2. Aspek penerimaan peserta. Saat dibatasi dengan bahasa
Inggris, mungkin akan mengurangi antusias teman2 yang merasa memiliki
keterbatasan bahasa, enggan untuk berpartisipasi.
Tapi, saya setuju
dengan usulan pak Awang. Kalau bisa, ada komitmen dan ketegasan bahwa
kita
mengadakan konverensi kelas internasional, sehingga konsekwensinya
abstrak
dan
slide presentasi harus berbahasa Inggris, dan disampaikan dalam bahasa
Inggris. Di Jepang, teman2 ilmuwan juga memiliki kendala yang sama.
Mereka
biasanya bisa membuat paper dengan bahasa Inggris yang baik, tapi tidak
bisa
presentasi bahasa Inggris. Dalam beberapa kegiatan yang saya ikuti,
kendala
terbesar adalah saat tanya jawab. Akhirnya, presentasi tetap diwajibkan
dalam
bahasa Inggris, akan tetapi saat tanya jawab, boleh berbahasa jepang.
Mereka akhirnya menghafal apa yang akan disampaikan saat presentasi.
Sehingga semua orang asal mau menghafal, tetap bisa melakukan
presentasi
dalam
bahasa Inggris.
2011/9/30 Awang Satyana <awangsaty...@yahoo.com>
JCM 2011 baru saja usai. Secara umum, pertemuan gabungan
HAGI dan IAGI di Makassar ini berjalan lancar dan meriah. Selamat
kepada
Pak
Dicky Rahmadi dan seluruh jajarannya, Panitia JCM 2011.
--
Udrekh
Marine Geoscientist
Nusantara Earth
Observation Network
The Agency for The Assessment and Application Of
Technology (BPPT)
BPPT 1th Building 20th floor
M.H. Thamrin no.
8
Jakarta 10340
Indonesia
Phone :
62-21-3168908