Jadi pingin ikutan usil nih..he.he.he... habis komentarnya emang usil
banget..

Menurut pendapat saya, esensi yang dibahas bagi yang mengusulkan untuk
menggunakan bahasa Inggris dalam pertemuan ilmiah, sepertinya tidak ada
hubungannya dengan urusan maju atau kampungan. Yang jelas, negara asing
seperti Jepang, kalau mereka mengundang untuk kegiatan international
conference, ya tetep pake bahasa Inggris.

Kalau kita melihat kebiasaan seperti di web resmi jcw
http://www.jcm2011.com/ , dari judul konferensi sampai segala hal yang
ditulis di situ, mayoritas berbahasa Inggris. Seingat saya, dari dulu-dulu
sama tuh, selalu berbahasa Inggris. Saya juga tidak paham, apakah alasan
para pengurus hanya mempertimbangkan aspek keren vs kampungan dengan
menggunakan bahasa Inggris, atau urusan "menginternasional" vs "nasionalis"
(saya juga nggak tau, apakah sekolah di luar negeri juga nggak
nasionalis..?, usil juga nih..he.he..he..).

Tapi, diskusi ini cukup banyak manfaatnya dan saya rasa sudah memberikan
banyak masukan kepada pengurus yang baru..(selamat buat pengurus yang baru,
langsung dapat PR nih..he.he.he..).

Saya ikutan menambahkan lagi list usulan sekedar didetailkan.

1. Usulan untuk diselang-seling atau kegiatan internasionalnya setiap 4
tahun sekali. Ide menarik. Semoga semuanya juga dibuat konsisten, sehingga
akan jelas bedanya. Saya fikir, yang perlu hanya ketegasan atau kejelasan.
Judulnya dibuat PIT "Pertemuan Ilmiah Tahunan", jadi mengIndonesia. Maka
web, undangan, komunikasi, pemberitahuan, semua berbahasa Indonesia termasuk
presentasi dan abstrak. Biar "NASIONALIS" he..he.he.. Kalau perlu,
presentasinya sudah dikasih "template" (haduuh, nggak tau bahasa
Indonesianya nih..!") bergambar merah putih...he..he.he.. yang terakhir ini
sekedar bergurau.

Pada saat kegiatan kita jadikan seminar atau konferensi bertaraf
internasional, maka seluruhnya, secara tegas ditekankan bahwa segala sesuatu
yang terkait dengan kegiatan ini, bahasa pengantarnya adalah bahasa Inggris.

2. Penjelasan awal. Maksud saya, pada saat kita memberitahukan adanya
rencana PIT atau International Conference, sudah diberikan pemberitahuan
bahwa kegiatan tersebut bersifat lokal atau internasional, bahasa pengantar
yang akan digunakan dan lain-lain. Jika sudah demikian, tentunya peserta dan
pemateri hanya tinggal mematuhi. Tidak perlu lagi dipermasalahkan masalah
bahasa, karena sudah ada pernyataan awal.

3. Opsi, campuran. Saya fikir, yang paling penting adalah komitmen awal atau
penjelasan awal. Jika penjelasan awal / disclaimer nya sudah ada, sepertinya
opsi campuran juga tidak masalah. Misalnya : Seminar ini menggunakan bahasa
pengantar berbahasa Inggris dan Indonesia. Peserta boleh memilih mau
presentasi / paper ber bahasa apa, dan di web list presentasi, hanya perlu
diberi label "Bahasa Indonesia" atau "English". Dengan demikian, orang asing
juga bisa memilih ingin mengikuti presentasi siapa. Tak perlu bingung karena
sudah diberi tahu mengenai bahasa pengantarnya.

Demikian sedikit usulan saya. Mohon maaf atas keisengan saya di awal.







2011/10/3 Muharram Jaya Panguriseng <muhar...@pertamina.com>

>  Sekembali dari menghadiri “*The 36th HAGI and 40th IAGI Annual Convention
> and Exhibition Makassar, 26-29 September 2010*” yang sukses menghadirkan
> lebih dari 1000 peserta, sungguh menarik mencermati diskusi tentang subject
> diatas. Tentu tidak akan ada habisnya, terutama dari mereka yang
> nginternasional vs yang nasionalis, lepas dari bagaimana kita mengartikan
> “international” dan “nasionalis”.
>
> Sebenarnya di negeri yang kita cintai ini, Republik Indonesia, sudah ada
> patokannya yaitu *“**Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009
> tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, Serta Lagu Kebangsaan**”
> terutama pasal 32 ayat 1 “**Bahasa Indonesia **WAJIB** digunakan dalam
> forum yang bersifat nasional atau forum yang bersifat internasional di
> Indonesia**”**.*
>
> Namun saya setuju pendapat Prof. Koesoemadinata jika tujuannya untuk
> menengahi. Buat saja 2 jenis pertemuan :
>
> 1.       *Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT)*, jangan diterjemahkan lagi jadi
> Annual Convention, yang diselenggarakan setahun sekali dengan menjadikan UU
> No. 24 pasal 32 ayat-1 sebagai pegangan.
>
> 2.       *International Geosciences Conference and Exposition* setiap 4
> (empat) tahun sekali. Seperti yang baru saja diselenggarakan tahun 2010 lalu
> di Bali, joint antara SEG, HAGI dan IAGI. Dalam forum ini “bahasa Inggris”
> bisa dijadikan bahasa konferensi.
>
> Kebetulan HAGI dan SEG sudah menandatangani MOU penyelenggaraan Joint
> Convention setiap 4 tahunan di Indonesia. Tahun 2006 di Jakarta
> (SEG-HAGI-IAGI-IATMI), Tahun 2010 di Bali (SEG-HAGI-IAGI), dan selanjutnya
> dijadwalkan tahun 2014. ASEG juga pernah menjajaki kemungkinan
> menyelenggarakan joint convention, bahkan PP HAGI jaman Pak Elan Biantoro
> sempat menerima President ASEG DR. Peter Elliott di Hotel Grand Melia untuk
> maksud tersebut.
>
> Betulkan menjadikan Bahasa Inggris tuan rumah di Republik ini adalah syarat
> menjadi maju? Betulkah dengan menggunakan bahasa Indonesia anda akan
> dianggap udik dan tidak bonafit atau sebaliknya? Jawaban pertanyaan ini pun
> pasti akan menimbulkan pro dan kontra. Yang jelas China dan Jepang yang
> sangat mencintai bahasanya (bahkan kanjinya) justru kini mampu merajai
> dunia.
>
>
>
> Ulasan saya diatas sekedar usul yang usil J …
>
>
>
> Salam,
>
> MJP
>
>
>
> *From:* R.P.Koesoemadinata [mailto:koeso...@melsa.net.id]
> *Sent:* Friday, September 30, 2011 10:14 PM
>
> *To:* iagi-net@iagi.or.id
> *Subject:* Re: [iagi-net-l] Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris di PIT
> IAGI & HAGI (?)
>
>
>
> Kalau saya boleh usul mengenai pengantar untuk Perrtemuan Ilmiah, saya kira
> jalan keluarnya adalah IAGI menyelenggarakan 2 jenis pertemuan.
>
>
>
> 1. Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) yang sudah dirintis dari semula berbahasa
> Indonesia sepenunya yang sifatnya Nasional dan dilakukan setiap tahun. Entah
> bagaimana menjadi sekarang kok  namanya IAGI Convention. Jadi kita kembali
> ke khittah tahun 60-70-an dan menghargai bahasa Indonesia sebagai pengantar
>
>
>
> 2. IAGI International Conference and Exhibition yang sifatnya betul-betul
> international. Conference ini pada mulanya tidak perlu diselenggarakan tiap
> tahun, mungkin saja 5 tahun sekali, atau 2 tahun sekali, sepenuhnya dalam
> bahasa Inggris.
>
>
>
> Ini dilakukan AAPG tiap tahun, ada yang National Convention yang
> diselenggarakan di Amerika Utara dan international Conference and Exhibition
> yang diselenggarakan di luar Amerika. Hanya saja kalau di AAPG semuanya
> menggunakan pengantar bahasa yang sama.
>
>
>
> Juga dalam kenyataannya dalam penilaian makalah untuk "kum" di instansi
> pemerintahan dan perguruan tinggi nasional (untuk naik pangkat), nilai
> naskah yang dipublikasikan/ dipresentasikan di forum IAGI saya kira masih
> dikategorikan sebagai makalah yang diterbitkan dalam negeri yang lebih
> rendahnya nilai kum-nya daripada makalah yang diterbitkan/dipresentasikan di
> forum International (khususnya di luar negeri. . Di lain pihak  makalah yang
> dipresentasikan di IPA dikategorikan sebagai makalah yang dipresentasikan di
> forum International, sehingga nilai 'kum"-nya lebih tinggi.
>
> Karena ada 2 kategori makalah ini, maka sebaiknya IAGI membuat 2 kategori
> pertemuan ilmiah juga sebagai mana diusulkan di atas ini. Untuk itu IAGI
> berkecil hati kalau begitu penilaian pemerintah.Saya kira di banyak negara
> yang tidak berbahasa Inggris melakukan hal yang sama, seperti di Perancis,
> Cina, Jepang dan sebagainya.
>
>
>
> (Biarkanlah kita berkiprah di LIGA Indonesia dulu atau di AFF (GeoSEA),
> baru nanti kita maju di Piala Dunia).
>
> Wassalam
>
> RPK
>
>
>
> ----- Original Message -----
>
>  *From:* taufik.ma...@gmail.com
>
> *To:* iagi-net@iagi.or.id
>
> *Sent:* Friday, September 30, 2011 6:16 PM
>
> *Subject:* Fw: [iagi-net-l] Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris di PIT
> IAGI & HAGI (?)
>
>
>
> Maaf tak sengaja terkirim dan saya tulis ulang sbb:
>
> Benar Mas Syaiful dan rekan-rekan lainnya,
>
> Ini merupakan tantangan bagi pengurus baru untuk bagaimana sinergi
> membumikan G&G di Indonesia dan memasyarakatkan potensi sumber daya manusia
> Indonesia dalam persaingan global. Saya percaya pengurus baru mampu
> merealisasikan semuanya dengan partisipasi aktif kita semua.
>
> Salam akhir pekan IAGI
>
>
> TAM
> NPA : 3005
>
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>  ------------------------------
>
> *From: *taufik.ma...@gmail.com
>
> *Date: *Fri, 30 Sep 2011 11:12:59 +0000
>
> *To: *<iagi-net@iagi.or.id>
>
> *ReplyTo: *taufik.ma...@gmail.com
>
> *Subject: *Re: [iagi-net-l] Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris di PIT
> IAGI & HAGI (?)
>
>
>
> Benar Mas Syaiful dan rekan-rekan lainnya,
>
> Ini merupakan tantangan bagi pengurus baru untuk bagaimana sinergi
> membumikan G&G di Indonesia dan memasyarakatkan potensi sumber daya manusia
> Indonesia dalam persaingan global. Saya per
>
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>  ------------------------------
>
> *From: *mohammadsyai...@gmail.com
>
> *Date: *Fri, 30 Sep 2011 09:54:50 +0000
>
> *To: *<iagi-net@iagi.or.id>
>
> *ReplyTo: *<iagi-net@iagi.or.id>
>
> *Subject: *Re: [iagi-net-l] Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris di PIT
> IAGI & HAGI (?)
>
>
>
> Saya kira pak Awang dan kawan2 lainnya bukan memasalahkan "malu" untuk
> berbahasa Indonesia.
>
> Banyak makalah dituliskan oleh geolog Cina di AAPG Bulletin, hampir setiap
> dua bulan sekali; tentu saja dituliskan di dalam Bahasa Inggris yang benar.
> Kita jarang punya makalah di buletin tersebut.
>
> Salam,
> Syaiful
> * IAGI NPA 1646
>
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>  ------------------------------
>
> *From: *dudy.e...@gmail.com
>
> *Date: *Fri, 30 Sep 2011 06:36:11 +0000
>
> *To: *<iagi-net@iagi.or.id>
>
> *ReplyTo: *<iagi-net@iagi.or.id>
>
> *Subject: *Re: [iagi-net-l] Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris di PIT
> IAGI & HAGI (?)
>
>
>
> Tidak usah malu menggunakan bahasa Indonesia apalagi kalau yg hadir lebih
> banyak orang Indonesia (100%) namun bagaimana caranya kita bisa menguasai
> dunia seperti Jepang dan Cina bisakah? Ataukah harus dan wajib pakai bahasa
> inggris dulu untuk meraih itu karena tidak PeDe dengan bahasa kita yaitu
> Bahasa Indonesia.
>
>
> Salam
> Dudy
>
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>  ------------------------------
>
> *From: *mohammadsyai...@gmail.com
>
> *Date: *Fri, 30 Sep 2011 03:49:18 +0000
>
> *To: *<iagi-net@iagi.or.id>
>
> *ReplyTo: *<iagi-net@iagi.or.id>
>
> *Subject: *Re: [iagi-net-l] Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris di PIT
> IAGI & HAGI (?)
>
>
>
> Ingin cerita juga deh.
>
> Di JCM kemarin, kebetulan saya menjadi pemain pengganti untuk session chair
> di ruangan kedua (Acacia 2) pada hari kedua (Rabu) sesi terakhir. Presentasi
> pertama diantarkan oleh pasangan saya dalam Bahasa Indonesia dan
> dipresentasikan oleh pemakalah di dalam Bahasa Indonesia juga (hanya judul
> presentasi yang Bahasa Inggris, isinya semuanya Bahasa Indonesia; tertipu
> deh).
>
> Presentasi kedua, langsung saya sampaikan pengantar berbahasa Inggris.
> Masih lumayan, presentasi di dalam Bahasa Indonesia, tetapi matei slide
> Bahasa Inggris. Tanya-jawab juga saya pandu du dalam Bahasa Inggris. Lha,
> lucunya tanya-jawab sendiri di dalam Bahasa Indonesia.
>
> Presentasi ketiga, pasangan saya berubah dengan memimpin berbahasa Inggris.
>
> Memang sulit, tetapi haris dicoba tanpa kenal lelah dan tanpa malu.
>
> Salam dari Makassar,
> Syaiful
> * siap2 pulang ke ibukota
>
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>  ------------------------------
>
> *From: *Awang Harun Satyana <aha...@bpmigas.go.id>
>
> *Date: *Fri, 30 Sep 2011 10:32:45 +0700
>
> *To: *'iagi-net@iagi.or.id'<iagi-net@iagi.or.id>
>
> *ReplyTo: *<iagi-net@iagi.or.id>
>
> *Subject: *RE: [iagi-net-l] Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris di PIT
> IAGI & HAGI (?)
>
>
>
> Pak Udrekh,
>
>
>
> Saya hadir di presentasi Pak Udrekh kemarin tentang gas hidrat, suatu
> presentasi yang baik yang tetap disampaikan dalam bahasa Inggris, sekalipun
> tak ada satu pun kawan expat di situ. Ini juga suatu komitmen seperti yang
> Pak Udrekh tulis di bawah. Tentu terasa aneh, berbahasa Inggris padahal tak
> ada orang expat di situ; tetapi sekali komitmen ya tetap komitmen. Dan
> kebetulan juga chairpersons di tempat Pak Udrekh presentasi juga berkomitmen
> berbahasa Inggris. Presentasi2 awal saya (sekitar 20 tahun yl) dalam bahasa
> Inggris pun saya lakukan dengan cara menghafal. Untuk setiap slide saya
> tulis dulu kalimat2nya dan saya hafalkan dan diulangi berkali2 berminggu2
> sebelum hari H pertemuan terjadi. Itu adalah suatu usaha juga untuk mencoba
> berkomitmen.
>
>
>
> Analisis Pak Udrekh ada benarnya, tetapi seorang lulusan S1 paling tidak
> telah berhubungan dengan bahasa Inggris minimal 11 tahun (3 th SMP + 3 th
> SMS + 5 tahun PT), suatu perioda waktu yang cukup lama untuk dapat menguasai
> suatu bahasa asing secara lisan maupun tulisan dengan baik. Maka, mestinya
> mereka telah mampu berkomunikasi dengan baik dalam bahasa Inggris, tak ada
> hambatan untuk menerima pesan yang disampaikan dan tetap antusias bertanya
> meskipun dalam bahasa Inggris. Bila mereka masih kurang percaya diri untuk
> berbahasa Inggris, barangkali metode pengajaran bahasa asing di sekolah2
> kita yang perlu dilihat lagi. Para murid sekolah/mahasiswa perlu lebih
> banyak diarahkan untuk dapat berbicara dalam bahasa Inggris saat mereka
> mempresentasikan tugas2nya, juga belajar berdebat dalam bahasa Inggris.
>
>
>
> Jangan kita dan generasi muda kita menjadi orang yang gagap berbahasa
> Indonesia dengan baik dan benar, juga tak percaya diri dalam berbahasa
> Inggris....
>
>
>
> Salam,
> Awang
>
>
>
> *From:* Udrekh [mailto:udr...@gmail.com]
> *Sent:* 30 September 2011 10:04
> *To:* iagi-net@iagi.or.id
> *Subject:* Re: [iagi-net-l] Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris di PIT
> IAGI & HAGI (?)
>
>
>
> Kemaren saya menuliskan komentar yang sama pak, berharap ada komitmen untuk
> mengharuskan abstrak dan presentasi berbahasa Inggris. Saya melihat ada 2
> hal yang mungkin menjadi bahan pertimbangan mengapa berbahasa Inggris
> menjadi sulit.
>
> 1. Aspek serapan. Walau kita bisa berbahasa Inggris, tapi ada perasaa bahwa
> jika disampaikan dalam bahasa Indonesia, pesannya akan lebih mudah dipahami.
> Bagaimanapun juga, kesuksesan sebuah forum ilmiah juga sangat dipengharuhi
> oleh seberapa jauh berbagi informasi tersebut dapat diserap pendengar dan
> menimbulkan diskusi yang berkwalitas. Jika tidak ada orang asing yang hadir,
> berbahasa Inggris jadi seperti mengorbankan efektifitas penyerapan sebuah
> presentasi.
>
> 2. Aspek penerimaan peserta. Saat dibatasi dengan bahasa Inggris, mungkin
> akan mengurangi antusias teman2 yang merasa memiliki keterbatasan bahasa,
> enggan untuk berpartisipasi.
>
> Tapi, saya setuju dengan usulan pak Awang. Kalau bisa, ada komitmen dan
> ketegasan bahwa kita mengadakan konverensi kelas internasional, sehingga
> konsekwensinya abstrak dan slide presentasi harus berbahasa Inggris, dan
> disampaikan dalam bahasa Inggris. Di Jepang, teman2 ilmuwan juga memiliki
> kendala yang sama. Mereka biasanya bisa membuat paper dengan bahasa Inggris
> yang baik, tapi tidak bisa presentasi bahasa Inggris. Dalam beberapa
> kegiatan yang saya ikuti, kendala terbesar adalah saat tanya jawab.
> Akhirnya, presentasi tetap diwajibkan dalam bahasa Inggris, akan tetapi saat
> tanya jawab, boleh berbahasa jepang.
> Mereka akhirnya menghafal apa yang akan disampaikan saat presentasi.
> Sehingga semua orang asal mau menghafal, tetap bisa melakukan presentasi
> dalam bahasa Inggris.
>
> 2011/9/30 Awang Satyana <awangsaty...@yahoo.com>
>
> JCM 2011 baru saja usai. Secara umum, pertemuan gabungan HAGI dan IAGI di
> Makassar ini berjalan lancar dan meriah. Selamat kepada Pak Dicky Rahmadi
> dan seluruh jajarannya, Panitia JCM 2011.
>
>
> --
> Udrekh
> Marine Geoscientist
> Nusantara Earth Observation Network
> The Agency for The Assessment and Application Of Technology (BPPT)
> BPPT 1th Building 20th floor
> M.H. Thamrin no. 8
> Jakarta 10340
> Indonesia
> Phone : 62-21-3168908
>
>  ***** This message may contain confidential and/or privileged information.
> If you are not the addressee or authorized to receive this for the
> addressee, you must not use, copy, disclose or take any action based on this
> message or any information herein. If you have received this communication
> in error, please notify us immediately by responding to this email and then
> delete it from your system. PT Pertamina (Persero) is neither liable for the
> proper and complete transmission of the information contained in this
> communication nor for any delay in its receipt. *****
>



-- 
Udrekh
Marine Geoscientist
Nusantara Earth Observation Network
The Agency for The Assessment and Application Of Technology (BPPT)
BPPT 1th Building 20th floor
M.H. Thamrin no. 8
Jakarta 10340
Indonesia
Phone : 62-21-3168908

Kirim email ke