TUgas siapa membuat rakyat tidak trauma? Iagi sebagai kumoulab ahli geologi, daoatkah berlaku spt psikolog menghilangkan trauma? Atau pakai cara represif saja? (Nb, katanya th 2032 kalau tidak ada temuan baru kita terpaksa pakai biodiesel maupun methanol, mungkin utuk 20 thn lagi sudah lebih mudah dan murah dibbanding cari minyak?) Salam. Powered by Telkomsel BlackBerry®
-----Original Message----- From: amien widodo <amienwid...@yahoo.com> Date: Tue, 12 Jun 2012 08:20:40 To: Itsnet ITS<its...@milis.its.ac.id> Reply-To: <iagi-net@iagi.or.id> Cc: iagi-net@iagi.or.id<iagi-net@iagi.or.id> Subject: [iagi-net-l] Sebuah Dilema Kegiatan Migas Sebuah Dilema Sementara produksi migas semakin menurun dan sangat dibutuhkan lapangan migas baru untuk mendukung pembangunan Indonesia, sementara masyarakat Jawa Timur sangat resisten terhadap kegiatan migas (berita Jawa pos pagi ini). Masyarakat Jawa Timur takut karena apa yang mereka lihat pada semburan lumpur di Sidoarjo yang telah menimbulkan ancaman-ancaman baru yang membahayakan masyarakat dan lingkungan di sekitarnya, dan penanganan semburan lumpur yang berlarut-larut malah menimbulkan dampak lain yang lebih luas serta takut karean setiap semburan lumpur akan ”dibencana alamkan”. Padahal apa yang dipikiran masyarakat ”kalau tidak ada kegiatan eksplorasi migas maka tidak akan keluar semburan lumpur’. Korban akaibat ketakutan ini antara lain: 1. Pada tahun 2011 Exxon survey Seismik di Jombang dihentikan 2. Akhir Mei 2012 kegiatan eksplorasi migas PT Energi Mineral Langgeng (EML) yang sudah melakukan pengeboran di kedalaman 5.602 feet dihenntikan warga Desa Tanjung, Sumenep, Madura, Jawa Timur. Cekungan Jawa Timur Utara merupakan cekungan migas yang potensial di Indonesia, agar semua bisa berjalan lancar maka dibutuhkan kearifansemua pihak untuk mengatasi ini, demi masa depan bangsa. Peran perguruan tinggi dan asosiasi profesi sangat dibutuhkan untuk mencerahkansemua pihak. AW