Dear rekann,..... Fenomena penolakan masyarakat terhadap kegiatan eksplorasi sdh pada tahap sangat mengkhawatirkan dan tentu merugikan,...baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Karena tdk dipungkiri kegiatan tsb merupakan salah satu pemicu kegiatan ekonomi masyarakat. terutama kalau dikaitkan dengan komitment pemerintah dalam penyedian minyak dan gas bumi untuk rakyat.
Saya kira kita harus segera secara bersama sama punya kegiatan/action untuk mengatasi masalah tersebut secara terintegrasi, dan tentunya menyentuh langsung ke masyarakat. Dan mestinya kita saat ini sangat sulit untuk bisa ngomong langsung kemasyarakat (maap, sdh apatis), harus ada cara yg cerdas dan tepat menyampaikan permasalahan tersebut sehingga bisa sampai apa yg diinginkan kita. Beberapa waktu saya pernah mengusulkan ke salah satu teman dari perusahan Migas di Jatim untuk membuat program sosialisasi eksplorasi migas di daerah Sidoarjo dan sekitarnya. Kegiatan tersebut berupa penyampaian baik secara formal maupun informal, dan saya kira kalau kita sampaikan ke masyarakat harus juga memilih dan memilah masyarakat mana sasarannya. Target/sasaran tersebut haruslah tepat dan mempunya daya penetrasi yng cukup,......ada beberapa strategi yg bisa kita lakukan, diantaranya : (1)sosialisasi secara langsung ke kalangan guru/ustad dan siswa/santri (2)pemberian beasiswa bagi masyarakat setempat untuk bidang Geologi- Geofisika-pertambangan-perminyakan dan serumpun lainnya kepada masyarakat sekitar kegiatan eksplorasi/eksploitasi sehingga pesan akan tersampaikan dg sendiri. Cara ini memerlukan waktu agak lama, tetapi sangat manjur. (3)hendaknya dalam menjalankan kegiatan csr selalu mengutamakan kegiatan berbasiskan kepentingan masyarakat dan kesepakatan langsung dengan masyarakat dan sifatnya usulannya bottom up. Karena problem skrg seringkali kita mengambil jalan pintas mempercayakan kepada ketokohan di masyarakat yg kadangjkala sifatnya manipulasi, bukan tokoh masayarakat sebenarnya. (4) melibatkan isntitusi/lembaga yg komitmennya (netral dan bersih) tinggi dan masih menjadi panutan masyarakat. Dalam hal ini PTN/PTS setempat bisa dijadikan acuannya (misalnya, bisa juga pesantren atau lembaga masyarakat lain). demikian, mudah2an berkenan. salam syaeful On Thu, June 14, 2012 7:31 am, amien widodo wrote: > Sejarah buruk ahli geologist >  > Ini hasil para geolog yang expert > "menafsirkan" bawah > permukaan yang selalu beda satu sama lain. Perbedaan penafsiran ini akan > tercatat dalam sejarah sebagai sejarah > buruk ahli geologi, sampai sampai ada yang berusaha membelokkan ke sisi > (mistis) yang lain (Timun Emas) dengan harapan akan terpengaruh oleh itu > dan memeprcayai bahwa lumpur bagian dari hidup mereka. >  > Masyarakat internasional tidak > sama dengan kita dan bahkan masyarakat tidak percaya geolog, tidak butuh > geolog, rakyat tidak butuh timun emas, rakyat tidak butuh cerita > kontoversi > penyebab keluarnya lumpur. YANG MEREKA > PERCAYA LUMPUR ITU KELUAR AKIBAT PENGEBORAN MIGAS. >  > Penghentian kegiatan eksplorasi migas merupakan kerugian yang > tidak sediikit dan semua itu akan diklaimkan ke pemerintah dan yang jelas > akan > menurunkan invetasi migas di Indonesia yang lagi butuh ini >  Inikah > yang ingin kita kehendaki? Wahai para geosain > > > > ________________________________ > From: Ariadi Subandrio <ariadisuband...@yahoo.com> > To: "iagi-net@iagi.or.id" <iagi-net@iagi.or.id> > Sent: Tuesday, June 12, 2012 2:05 AM > Subject: Re: [iagi-net-l] Sebuah Dilema Kegiatan Migas > > > Identifikasi saya atas istilah "...semua pihak." : > 1. Pemerintah Pusat (ESDM) > 2. BPMigas > 3. ESDM Provinsi > 4. Pelaku Migas (KKKS) > > 5. Rakyat Indonesia > 6. Rakyat setempat. > > Identifikasi saya atas istilah "KEARIFAN", > - tengok fakta bagi hasil migas untuk daerah > > - tengok fakta antara besaran monetisasi sumberdaya alam yang keluar dari > perut bumi setempat thd ekonomic drive kawasan setempat. > > > MAKA mari kita saling berkaca, mari kita saling mengaca. > > > salam, > ariadi subandrio- > > > > > ________________________________ > From: amien widodo <amienwid...@yahoo.com> > To: Itsnet ITS <its...@milis.its.ac.id> > Cc: "iagi-net@iagi.or.id" <iagi-net@iagi.or.id> > Sent: Tuesday, June 12, 2012 7:20 AM > Subject: [iagi-net-l] Sebuah Dilema Kegiatan Migas > > > Sebuah Dilema >  > Sementara > produksi migas semakin menurun dan sangat dibutuhkan lapangan migas baru > untuk > mendukung pembangunan Indonesia , > sementara masyarakat Jawa Timur sangat resisten terhadap kegiatan migas > (berita Jawa pos pagi ini). > Masyarakat > Jawa Timur takut karena apa yang mereka lihat pada semburan lumpur di > Sidoarjo > yang telah menimbulkan ancaman-ancaman baru yang membahayakan masyarakat > dan > lingkungan di sekitarnya, dan penanganan semburan lumpur yang > berlarut-larut malah > menimbulkan dampak lain yang lebih luas serta takut karean setiap semburan > lumpur akan  âdibencana alamkanâ. Padahal > apa yang dipikiran masyarakat âkalau tidak ada kegiatan eksplorasi migas > maka > tidak akan keluar semburan lumpurâ. > Korban akaibat ketakutan ini antara lain: > 1. Pada tahun 2011 Exxon survey Seismik di Jombang > dihentikan > 2. Akhir Mei 2012 kegiatan eksplorasi migas PT > Energi Mineral Langgeng (EML) yang sudah melakukan pengeboran di kedalaman > 5.602 feet dihenntikan warga Desa Tanjung, Sumenep, Madura, Jawa Timur. >  > Cekungan Jawa Timur Utara merupakan cekungan migas yang > potensial di Indonesia, > agar semua bisa berjalan lancar maka dibutuhkan kearifansemua pihak untuk > mengatasi ini, demi masa depan bangsa. Peran perguruan tinggi dan asosiasi > profesi sangat dibutuhkan untuk mencerahkansemua pihak. >  > AW -- http://www.its.ac.id -------------------------------------------------------------------------------- PP-IAGI 2011-2014: Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com -------------------------------------------------------------------------------- Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012. Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman abstrak 28 Februari 2012. -------------------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email to: o...@iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi --------------------------------------------------------------------- DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. ---------------------------------------------------------------------