Pak Nataniel 

Saya tidak akan memberikan komentar mengenai kasus lumpur Lapindo, karena itu 
akan menambah "rame"dan tidak akan menyelesaikan masalah .

Saya ingin mengometari kata kata "Ini hasil para geolog yang expert 
"menafsirkan" bawah permukaan yang selalu beda satu sama lain".

Apakah hal ini memalukan ???

Sdr Nataniel yang baik , dalam dunia ilmu pengetahuan "perbedaan pendapat" 
adalah hal yang wajar dan akan memperkaya ilmu itu sendiri . Apakah ini 
merupakan hal yang merugikan atau menguntungkan masyarakat?

Tergantung bagaimana kasusnya .

Dalam hal kasus "lumpur Lapindo " , sebagai ahli kebumian , maka data yang ada 
memang akan menyebabkan banyak penasfiran , dan itu adalah nature ' dan 
keterbatasan dari ilmu geologi sendiri .
Apakah ini memalukan  para ahli ilmu kebumian ??? Saya kira tidak sampai 
seperti itu.
Semoga dimasa yad , akan ada data yang akan memberikan kesimpuan yang lebih 
baik , dan karena itu dalam posting posting sebelumnua saya selalu agar setiap 
"ulah lumpur Lapindo" selalu dimonitor dan dicatat.

Sebagai manusia modern yang pasti harus dapat mendayagunakan SDA untuk 
meningkatkan taraf hidupnya .sikap sikap "apriori" dan " paranoid yang 
berlebihan " hanya akan merugikan kita semua..
Adalah tugas kita juga untuk menghilangkan  sikap masyarakat seperti  ini 
dengan cara cara yang bijaksana dan pendekatan sosial yang sesuai dengan budaya 
Indonesia..

Semoga Anda dapat memakluminya.

si Abah


________________________________
 From: Nataniel Mangiwa <nataniel.mang...@gmail.com>
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Thursday, June 14, 2012 7:59 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Sebuah Dilema Kegiatan Migas
 

iagi sudah dikomandani orang yang pro pemboran. wamen esdm juga pro pemboran. 
tinggal dilihat saja akan ada kah secercah harapan agar bisa terbuka tabir 
kebenaran.
On Jun 14, 2012 7:31 AM, "amien widodo" <amienwid...@yahoo.com> wrote:

Sejarah buruk ahli geologist
> 
>Ini hasil para geolog yang expert
"menafsirkan" bawah
permukaan yang selalu beda satu sama lain. Perbedaan penafsiran ini akan 
tercatat dalam sejarah sebagai sejarah
buruk ahli geologi, sampai sampai ada yang berusaha membelokkan ke sisi 
(mistis) yang lain (Timun Emas) dengan harapan akan terpengaruh oleh itu dan 
memeprcayai bahwa lumpur bagian dari hidup mereka. 
> 
>Masyarakat internasional tidak
sama dengan kita dan bahkan masyarakat tidak percaya geolog, tidak butuh
geolog, rakyat tidak butuh timun emas, rakyat tidak butuh cerita kontoversi
penyebab keluarnya lumpur. YANG MEREKA
PERCAYA LUMPUR ITU KELUAR AKIBAT PENGEBORAN MIGAS.
> 
>Penghentian kegiatan eksplorasi migas merupakan kerugian yang
tidak sediikit dan semua itu akan diklaimkan ke pemerintah dan yang jelas akan
menurunkan invetasi migas di Indonesia yang lagi butuh ini
> Inikah
yang ingin kita kehendaki? Wahai para geosain
>
>
>
>
>________________________________
> From: Ariadi Subandrio <ariadisuband...@yahoo.com>
>To: "iagi-net@iagi.or.id" <iagi-net@iagi.or.id> 
>Sent: Tuesday, June 12, 2012 2:05 AM
>Subject: Re: [iagi-net-l] Sebuah Dilema Kegiatan Migas
> 
>
>Identifikasi saya atas istilah "...semua pihak." :
>1. Pemerintah Pusat (ESDM)
>2. BPMigas
>3. ESDM Provinsi
>4. Pelaku Migas (KKKS)
>
>5. Rakyat Indonesia
>6. Rakyat setempat.
>
>
>Identifikasi saya atas istilah "KEARIFAN",
>- tengok fakta bagi hasil migas untuk daerah
>
>- tengok fakta antara besaran monetisasi sumberdaya alam yang keluar dari 
>perut bumi setempat thd ekonomic drive kawasan setempat.
>
>
>
>
>MAKA mari kita saling berkaca, mari kita saling mengaca.
>
>
>
>
>salam,
>ariadi subandrio-
>
>
>
>
>
>
>________________________________
> From: amien widodo <amienwid...@yahoo.com>
>To: Itsnet ITS <its...@milis.its.ac.id> 
>Cc: "iagi-net@iagi.or.id" <iagi-net@iagi.or.id> 
>Sent: Tuesday, June 12, 2012 7:20 AM
>Subject: [iagi-net-l] Sebuah Dilema Kegiatan Migas
> 
>
>Sebuah Dilema
> 
>Sementara
produksi migas semakin menurun dan sangat dibutuhkan lapangan migas baru untuk
mendukung pembangunan Indonesia ,
sementara masyarakat Jawa Timur sangat resisten terhadap kegiatan migas (berita 
Jawa pos pagi ini). 
>Masyarakat
Jawa Timur takut karena apa yang mereka lihat pada semburan lumpur di Sidoarjo
yang telah menimbulkan ancaman-ancaman baru yang membahayakan masyarakat dan
lingkungan di sekitarnya, dan penanganan semburan lumpur yang berlarut-larut 
malah
menimbulkan dampak lain yang lebih luas serta takut karean setiap semburan
lumpur akan  ”dibencana alamkan”. Padahal
apa yang dipikiran masyarakat ”kalau tidak ada kegiatan eksplorasi migas maka
tidak akan keluar semburan lumpur’. 
>Korban akaibat ketakutan ini antara lain:
>1. Pada tahun 2011 Exxon survey Seismik di Jombang
dihentikan 
>2. Akhir Mei 2012 kegiatan eksplorasi migas PT
Energi Mineral Langgeng (EML) yang sudah melakukan pengeboran di kedalaman
5.602 feet dihenntikan warga Desa Tanjung, Sumenep, Madura, Jawa Timur. 
> 
>Cekungan Jawa Timur Utara merupakan cekungan migas yang
potensial di  Indonesia,
agar semua bisa berjalan lancar maka dibutuhkan kearifansemua pihak untuk 
mengatasi ini, demi masa depan bangsa. Peran perguruan tinggi dan asosiasi 
profesi sangat dibutuhkan untuk mencerahkansemua pihak.
> 
>AW
>
>
>
>

Kirim email ke