Mas Vicky

Saya kira sebagai anggota bangsa Indonesia tentunya kita bangga dengan
semua urusan nasionalisasi..
Teknikal sudah pasti mampu , sudah banyak orang hebat yang diakui di dalam
dan luar negeri...teknologi bisa dipelajari...modal ada .

Tapi pertanyaannya adalah setelah beberapa puluh tahun mengapa Pertamina
belum bisa seperti Petronas ?
Mengapa Indonesia belum semaju Malaysia ?
Apa yang masih kurang dari kita atau kah ada sesuatu yang di luar kontrol
 kita ?

Pendek kata , jangan sampai nasionalisasi menjadi bancaan segelintir orang
/ partai saja.

2012/6/21 Rovicky Dwi Putrohari <rovi...@gmail.com>

> Menasionalisasi perusahaan asing yang dilakukan pada saat kontrak habis
> merupakan cara yang paling elegan. Malaysia telah sukses melakukan hal itu
> dan tidak ada huru-hara. Wong memang seperti yg ditulis di kontrak PSC,
> bahwa kontrak HABIS !. Diperpanjang atau tidak diperpanjang, tidak
> disinggung sama sekali dalam kontrak PSC. Kalau mau menasionalisasi ya saat
> kontrak habis itu adalah yang sangat tepat ! Tanpa perlu perubahan UUD,
> tidak perlu membuat UU dan tanpa takut melanggar kesepakatan kontrak PSC.
>
> Yang perlu diantisipasi dan disiapkan adalah bahwa perusahaan yang akan di
> nasionalisasi mungkin tidak akan invest lagi disitu. Artinya kemungkinan
> akan terjadi penurunan produksi. Tetapi tidak apa-apa, wong cadangannya
> masih ada yang menjadi milik negara, nanti setelah di nasionalisasi bisa
> kita genjot produksinya kembali. Pada prinsipnya perusahaan (operator) akan
> menghitung keekonomiannya sendiri. Produksi yang anjlok toh juga tidak
> sehat bagi si operator. Bebaskan saja mereka (operator) melakukan fungsi
> bisnisnya secara otomatis dalam 5 tahun terakhir (ingat depresiasi itu
> berlaku 5 tahun).
>
> Malaysia mengalami penurunan produksi sebesar 13-15% pada tahun 1998-2001
> salah satunya karena masa transisi itu, dan kembali meningkat setelah
> banyak orang Indonesia di pekerjakan sebagai 'ekspatriate' oleh Petronas
> sejak awal 2000-an hingga mampu mempertahankan produksi minyaknya sekarang.
> Disisi lain produksi gasnya meningkat seperti Indonesia.
> [image: Malaysia's Oil Production and Consumption, 1991-2010]
>
> Dari proyeksi produksi minyak Indonesia saat ini sudah terlihat bahwa
> lifting minyak terrendah akan terjadi tahun 2013, mungkin berlanjut sampai
> 2014 kalau ada kemunduran jadwal lapangan baru. Saat-saat itu semestinya
> dipakai sebagai "penggugah kesadaran kemandirian energi" baik Pemerintah,
> DPR, maupun masyarakat bahwa kita harus sadar energi. Sadar energi meliputi
> sikap hemat dan keilmuan dalam mengeksplorasi bentuk energi baru yang
> diperlukan.
>
> Soal siapa "national company"nya, itu perlu didiskusikan terpisah.
>
> RDP
> --
> "Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari"

Kirim email ke