Betul Abah, semoga dengan masukkan dari Pak Ong, memacu semangat kawan kawan 
pekerja Pertamina, semoga Pertamina bisa maju baik di dalam negeri maupun luar 
negeri, bisa menyamakan diri dengan NOC lain.
Salam
nazirman 


________________________________
Dari: Yanto R. Sumantri <yrs_...@yahoo.com>
Kepada: "iagi-net@iagi.or.id" <iagi-net@iagi.or.id> 
Dikirim: Kamis, 18 Oktober 2012 12:01
Judul: Re: [iagi-net-l] Pertamina Acquire Petrodelta SA for USD 725 Million


Terima kasih Pak Ong yang memasukan saya alam katagori " pokok nya Pertamina".

Dalam beberapa hal memang saya berusaha pokonya Pertamina umpama dalam membeli 
bensin ya di SPBU Pertamina (walau banyak yang tidak begitu , mungkin selalu 
menganggap pruduk DN itu tidak baik ) , memakai Fastron ketimbang Helix ataau 
Castrol).

Tapi dalam menuju PTM karena berani melakukan eksplorasi di PTM , saya akan 
tetap memberikan jempol , karena :
1. Saya yakin se-bodoh2nya staf  Eksplorasi PTM , mereka tentunya sudah 
melakukan evaluasi yang seksama sebelum memtuskan .
2. Perihal kegagalan yang dialami PTM seperti desebutkan Pak Ong , yi pemboran 
dilaut dalam , saya kira kita sebagai bangsa dan PTM sebagai BUMN harus beran 
juga melakukan operasi dalam resiko tinggi dan daerah frontier , mengapa :
a. Untuk menunjukan bahwa kita sebagai bangsa juga harus berani melakukannya , 
karena bukankah dalam eksplorasi berlaku pepatah "high rsik high reward" ? Coba 
kalau eksplrasi tsb berhasil , dan mendapatkan cadangan besar dan PTM ndak ikut 
?? Pasti PTM akan disalahkan.
b.Dengan PTM mau ikut serta , memberikan moral support kepada investor dari 
luar.
3. ApakahPerusahaan yang menjualnya memberikan kepada PTM karena  lebih 
menguntungkan kalau dijual ? Saya kira IYA , akan tetapi itu belum tentu serta 
merta akan MERUGIKAN Ptm , tentunya Ptm memiliki view yang berbeda dengan 
Pemilik sebelumnya . Ini kan hal biasa dalam bisnsi jual beli asset.
3. Time will tell ? Ya , saya setuju , akan tetapi tidak akan ada yang akan 
dikatakan kalau kita tidak pernah berani MELAKUKAN.

Kalau joke sih begini " Ngapain kita memberikan ucapan selamat kepada Pengantin 
, kan mungkin esok lusa ............mereka bercerai " ............... hahaha 
jadi whats wrong dengan mengucapkan "bravo" kpd PTM ? ...................just a 
joke 

Begitu Pak Ong , maaf kalau kurang berkenan.

si Abah     

________________________________
From: Achmad Luthfi <aluthfi...@gmail.com>
To: "iagi-net@iagi.or.id" <iagi-net@iagi.or.id> 
Sent: Thursday, October 18, 2012 8:57 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] Pertamina Acquire Petrodelta SA for USD 725 Million



Pak Ong dan teman-teman IAGi,

Memang sebaiknya kita suspend dulu Bravo untuk Pertamina. Seperti telah 
dipaparkan Pak Ong, bahwa Pertamina telah bermain di arena high risk dalam 
ekspansi upstream (unorganic strategy/Pertamina term), dan berbagai 
kegagalan-kegagalan telah dipaparkan Pak Ong juga. Kalau kita solid sebagai 
bangsa dalam bernegara tentu tidak menginginkan BUMN seperti Pertamina 
mengalami kegagalan beruntun dimasa datang, karena itu minta Blok Mahakam bagi 
Pertamina adalah suatu yang mutlak perlu didukung oleh semua komponen anak 
Bangsa. Mengapa ada komponen anak Bangsa lebih pro TOTAL mendapat perpanjangan 
di Blok Mahakam ? Kurang peduli terhadap keinginan Pertamina untuk mengelola 
Blok Mahakam, ini sama dengan membiarkan kekayaan alam kita dirampok oleh 
Perusahaan Asing, sementara Kita membiarkan Pertamina berkelana ke penjuru 
Buana menanam investasinya di High Risk Arena, kemungkinan gagal lebih besar. 
Bisa dibayangkan bagaimana bodohnya kita sebagai Bangsa dalam
 bernegara; Uang jutaan dollar Amrik milik Bangsa sendiri kita lempar ke luar 
negeri yang kemungkinan total lost cukup besar, sementara keuntungan yang besar 
mungkin milyaran dollar Amrik kita biarkan f ikeruk Perusahaan Asing seperti 
TOTAL, kita mengalami dua kali kerugian yang significant bahkan lebih.
Pertamina punya dana besar, setelah minta Blok Mahakam sejak 2008 belum dapat 
kepastian maka dana yang ada di Pertamina sebagai perusahaan dinilai perlu 
diinvestasikan, akhirnya investasi jatuh ke Venezuela sementara Pertamina juga 
hunting ke Kazastan sambil tetap berharap mendapat Mahakam. Disadari dengan 
harga minyak yang tinggi tidak mudah untuk dapat membeli lapangan dengan 
cadangan dan produksi yang besar.
Memang susah dimengerti apa maunya sebagian kalangan bangsa kita, Blok Mahakam 
dengan keuntungan dipelupuk mata tak tampak tetapi kerugian investasi d lautan 
dibiarkan.
HAYOOOO BANGUN BANGSAKU, WUJUDKAN LAGU CIPTAAN KOESBINI....... BAGIMU NEGERI 
JIWA RAGA KAMI....
>
>
> 2012/10/17 Ong Han Ling <hl...@geoservices.co.id>
>
> Pak Yanto dan teman-teman IAGI yang “pokoknya Pertamina”,
>
>  
>
> Saya melihat tiga alasan mengapa teman-teman di IAGI memberikan “bravo” 
> kepada Pertamina dalam pembelian 38% dari saham Petrodelta SA, perusahaan 
> E&P, Venezuela. Karena (1) keberaniannya, (2) punya cash $725 juta, atau (3) 
> mengharapkan keuntungan besar dari pembelian ini?
>
>  
>
> Buat apa kita bangga kalau nantinya rugi. Jadi yang kita harapkan adalah 
> keuntungan besar. Perusahaan yang menjual ke Pertamina, HNR Energia BV, 
> adalah perusahaan swasta Belanda. Pasti dia jual kepada penawar yang 
> tertinggi, mungkin saja lewat bidding. Dia jual dengan harga tsb. karena dia 
> anggap ini menguntungkan baginya daripada kalau dia tahan. Dia juga punya 
> alasan kuat kenapa mau dijual. Mungkin karena politik Chavez atau mungkin dia 
> jenuh menghadapi peraturan di Venezuela, dll. Kebetulan perusahaan yang 
> dipilih atau menang adalah Pertamina karena memberikan harga tertinggi. 
> Mungkin juga HNR Energia BV adalah perusahaan TBK Belanda dan menjual di 
> pasar stock exchange hingga semua orang bisa saja beli sahamnya; atau beli 
> saham dari induknya, Harvest International Inc. Artinya beli saham bukan 
> suatu “big deal”. Semua orang bisa. Yang pernah beli saham mengetahui bahwa 
> harga saham seperti yo-yo, bisa naik dan bisa turun.
>
>  
>
> Dua contoh “kegagalan” yang terjadi baru-baru ini. Pertamina memberanikan 
> diri bor dilaut dalam. Pertamina dengan partner StatOil ikut konsortium 
> pemboran. Biaya bor diperkirakan sekitar $20-25 juta. Waktu gilirannya 
> setelah dua tahun, biaya pemboran naik 3-4 kali. Padahal pemboran sekitarnya 
> oleh perusahaan IOC semuanya gagal, tetapi Pertamina somehow tidak bisa 
> mundur. Hasilnya negatif. Contoh  lain, tender di Papua, Pertamina berpartner 
> dengan Shell dikalahkan. Protes ke ESDM, ditolak. Pemenang tender telah 
> mengebor 10 well dan menghabiskan sekitar $70 juta. Hasil negatif. Pertamina 
> lucky, padahal tadinya ngotot.  Memang eksplorasi jauh lebih tinggi risikonya 
> dibandingkan Petrodelta yang melakukan explorasi dan produksi. Namun 
> prinsipnya sama, pemenang tender blok migas belum bisa kita banggakan, belum 
> tentu untung, kemungkinan untuk rugi besar. Memang kalau untung besar sekali.
>
>  
>
> Jadi belum waktunya kita bilang “Bravo” kepada Pertamina. Hanya “waktu” bisa 
> ceritera apakah pembelian ini  menguntungkan atau merugikan. Kalau sekarang 
> ingin memberikan “bravo” kepada Pertamina, sebaiknya dibatasi karena 
> keberanianya dan karena punya cash; bukan karena keberhasilannya untuk 
> mendapatkan keuntungan bagi Negara.
>
>  
>
> Maaf kalau pendapat saya berlainan dengan kebanyakan anggota IAGI. 
>
>  
>
> Salam,
>
>   

Kirim email ke