Saya kira kalau memang banyak dana nganggur dan tidak terbatas justru
kesempatan bagi Pertamina untuk dapat berinvestasi dengan pertimbangan
matang dan hati hati ke seluruh pelosok dunia, sama seperti perusahaan
kelas dunia lainnya.

Tapi sekali lagi mungkin perbedaan perusahaan kelas dunia yg sudah go
public dengan pertamina yg belum go public adalah dalam menanggung
konsekuensinya.
Kalau perusahaan yg sudah go public saya kira akan lebih hati hati dan
banyak pertimbangan karena kalau sampai gagal berinvestasi maka
keuangannya juga akan langsung terganggu dan dikomplain habis habisan
oleh investornya, beda dgn Pertamina sebagai perusahaan yang
mengandalkan dana pemerintah yg mungkin tidak terbatas. Kalaupun gagal
tetap ditanggung oleh pemerintah which is ditanggung oleh seluruh
komponen bangsa melalui pajak.

Sangat mendukung Pertamina menjadi perusahaan multinasional
profesional dengan go public.

On 10/18/12, Achmad Luthfi <aluthfi...@gmail.com> wrote:
> Pak Ong dan teman-teman IAGi,
>
> Memang sebaiknya kita suspend dulu Bravo untuk Pertamina. Seperti telah
> dipaparkan Pak Ong, bahwa Pertamina telah bermain di arena high risk dalam
> ekspansi upstream (unorganic strategy/Pertamina term), dan berbagai
> kegagalan-kegagalan telah dipaparkan Pak Ong juga. Kalau kita solid sebagai
> bangsa dalam bernegara tentu tidak menginginkan BUMN seperti Pertamina
> mengalami kegagalan beruntun dimasa datang, karena itu minta Blok Mahakam
> bagi Pertamina adalah suatu yang mutlak perlu didukung oleh semua komponen
> anak Bangsa. Mengapa ada komponen anak Bangsa lebih pro TOTAL mendapat
> perpanjangan di Blok Mahakam ? Kurang peduli terhadap keinginan Pertamina
> untuk mengelola Blok Mahakam, ini sama dengan membiarkan kekayaan alam kita
> dirampok oleh Perusahaan Asing, sementara Kita membiarkan Pertamina
> berkelana ke penjuru Buana menanam investasinya di High Risk Arena,
> kemungkinan gagal lebih besar. Bisa dibayangkan bagaimana bodohnya kita
> sebagai Bangsa dalam bernegara; Uang jutaan dollar Amrik milik Bangsa
> sendiri kita lempar ke luar negeri yang kemungkinan total lost cukup besar,
> sementara keuntungan yang besar mungkin milyaran dollar Amrik kita biarkan
> dikeruk Perusahaan Asing seperti TOTAL, kita mengalami dua kali kerugian
> yang significant bahkan lebih.
> Pertamina punya dana besar, setelah minta Blok Mahakam sejak 2008 belum
> dapat kepastian maka dana yang ada di Pertamina sebagai perusahaan dinilai
> perlu diinvestasikan, akhirnya investasi jatuh ke Venezuela sementara
> Pertamina juga hunting ke Kazastan sambil tetap berharap mendapat Mahakam.
> Disadari dengan harga minyak yang tinggi tidak mudah untuk dapat membeli
> lapangan dengan cadangan dan produksi yang besar.
> Memang susah dimengerti apa maunya sebagian kalangan bangsa kita, Blok
> Mahakam dengan keuntungan dipelupuk mata tak tampak tetapi kerugian
> investasi d lautan dibiarkan.
> HAYOOOO BANGUN BANGSAKU, WUJUDKAN LAGU CIPTAAN KOESBINI....... BAGIMU
> NEGERI JIWA RAGA KAMI....
>>
>>
>> 2012/10/17 Ong Han Ling <hl...@geoservices.co.id>
>>
>> Pak Yanto dan teman-teman IAGI yang “pokoknya Pertamina”,
>>
>>
>>
>> Saya melihat tiga alasan mengapa teman-teman di IAGI memberikan “bravo”
> kepada Pertamina dalam pembelian 38% dari saham Petrodelta SA, perusahaan
> E&P, Venezuela. Karena (1) keberaniannya, (2) punya cash $725 juta, atau
> (3) mengharapkan keuntungan besar dari pembelian ini?
>>
>>
>>
>> Buat apa kita bangga kalau nantinya rugi. Jadi yang kita harapkan adalah
> keuntungan besar. Perusahaan yang menjual ke Pertamina, HNR Energia BV,
> adalah perusahaan swasta Belanda. Pasti dia jual kepada penawar yang
> tertinggi, mungkin saja lewat bidding. Dia jual dengan harga tsb. karena
> dia anggap ini menguntungkan baginya daripada kalau dia tahan. Dia juga
> punya alasan kuat kenapa mau dijual. Mungkin karena politik Chavez atau
> mungkin dia jenuh menghadapi peraturan di Venezuela, dll. Kebetulan
> perusahaan yang dipilih atau menang adalah Pertamina karena memberikan
> harga tertinggi. Mungkin juga HNR Energia BV adalah perusahaan TBK Belanda
> dan menjual di pasar stock exchange hingga semua orang bisa saja beli
> sahamnya; atau beli saham dari induknya, Harvest International Inc. Artinya
> beli saham bukan suatu “big deal”. Semua orang bisa. Yang pernah beli saham
> mengetahui bahwa harga saham seperti yo-yo, bisa naik dan bisa turun.
>>
>>
>>
>> Dua contoh “kegagalan” yang terjadi baru-baru ini. Pertamina memberanikan
> diri bor dilaut dalam. Pertamina dengan partner StatOil ikut konsortium
> pemboran. Biaya bor diperkirakan sekitar $20-25 juta. Waktu gilirannya
> setelah dua tahun, biaya pemboran naik 3-4 kali. Padahal pemboran
> sekitarnya oleh perusahaan IOC semuanya gagal, tetapi Pertamina somehow
> tidak bisa mundur. Hasilnya negatif. Contoh  lain, tender di Papua,
> Pertamina berpartner dengan Shell dikalahkan. Protes ke ESDM, ditolak.
> Pemenang tender telah mengebor 10 well dan menghabiskan sekitar $70 juta.
> Hasil negatif. Pertamina lucky, padahal tadinya ngotot.  Memang eksplorasi
> jauh lebih tinggi risikonya dibandingkan Petrodelta yang melakukan
> explorasi dan produksi. Namun prinsipnya sama, pemenang tender blok migas
> belum bisa kita banggakan, belum tentu untung, kemungkinan untuk rugi
> besar. Memang kalau untung besar sekali.
>>
>>
>>
>> Jadi belum waktunya kita bilang “Bravo” kepada Pertamina. Hanya “waktu”
> bisa ceritera apakah pembelian ini  menguntungkan atau merugikan. Kalau
> sekarang ingin memberikan “bravo” kepada Pertamina, sebaiknya dibatasi
> karena keberanianya dan karena punya cash; bukan karena keberhasilannya
> untuk mendapatkan keuntungan bagi Negara.
>>
>>
>>
>> Maaf kalau pendapat saya berlainan dengan kebanyakan anggota IAGI.
>>
>>
>>
>> Salam,
>>
>>
>

--------------------------------------------------------------------------------
PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com
--------------------------------------------------------------------------------
Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
REGISTER NOW !
Contact Person:
Email : pit.iagi.2...@gmail.com
Phone : +62 82223 222341 (lisa)
--------------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke