Sebelum keburu panas  hati, coba di cek (bahasa kerennya tabayuun) dulu, apakah 
benar yang ditukis detik ini merupakan faithful transcript dari apa yang pak 
wamen katakan.

Jangan-jangan ada konteks yang hilang, kata-kata yang dirubah atau ditambah 
dsb, entah sengaja atau tidak oleh wartawan dan editor media. Bukan sekali ini 
terjadi, khan....?

Kalau ternyata ucapan wamen memang benar begitu, jelas beliau melakukan 
kesalahan dengan istilah 'usir'. Siapa yang usir ? Lha kontraknya nya 
sudah berahir, ya kembalikan ke yang punya dulu dong. Perkara habis itu mau 
diperpanjang atau berpisah dengan baik-baik, suka-suka yang 
punya..,.teorinya....

Coba deh, PP undang pak Rudy untuk luncheon talk atau mini seminar khusus 
membahas masalah blok Mahakam ini. Kayanya lebih cespleng ketimbang bereaksi 
terhadap berita 2 sekunder ( media)......Tapi semangatnya kudu semangat 
mendengarkan dan memberi masukkan, bukan  semangat mengadili atau 'meng 
unek-unek-ke' ...gak tahu terjemahan bahasa Indonesianya......

Salam
Oki

Kirim email ke