Sudah "tak bedek sakdurungnya"
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2016/01/04/183622626/Pemerintah.Menunda.Waktu.dalam.Memungut.Dana.Ketahanan.Energi
Mari kita kerja lagi.

rdp
===================

*JAKARTA, KOMPAS.com* - Pemerintah memutuskan menunda waktu melakukan
pungutan untuk dana ketahanan energi melalui setiap liter premium dan solar
yang dibeli masyarakat.

Keputusan penundaan itu diambil dalam rapat terbatas yang dipimpin Presiden
Joko Widodo, di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (4/1/2015).

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengungkapkan
bahwa Indonesia sangat membutuhkan dana ketahanan energi untuk membangun
energi baru dan terbarukan.

Hanya saja, pemerintah menyadari perlunya menata waktu pelaksanaan dan
regulasinya sehingga tidak menimbulkan polemik.

Sudirman melanjutkan, Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla
memutuskan agar dana ketahanan energi harus diimplementasikan dengan
mekanisme APBN.

Karena itu, dana ketahanan energi ini akan diusulkan saat pemerintah
membahas APBN Perubahan bersama DPR RI.

"Waktu pelaksanaan akan menunggu proses APBN-P. Dengan begitu, menghindari
berbagai kontroversi yang muncul," kata Sudirman.

Awalnya, pemerintah akan memungut Rp 300 dari harga satu liter solar dan Rp
200 dari harga satu liter premium yang dibeli masyarakat.

Asumsi dana pungutan yang terkumpul dalam setahun mencapai Rp 16 triliun
serta akan dimanfaatkan untuk pembangunan energi baru dan terbarukan maupun
subsidi untuk daerah yang belum teraliri listrik.

Pungutan dana ketahanan energi awalnya akan dilakukan mulai 5 Januari 2016
berbarengan dengan berlakunya harga baru bahan bakar minyak.

Namun, rencana pemerintah memungut dana ketahanan energi banyak mendapat
kritik karena dianggap tidak sesuai dengan Undang-Undang tentang Energi
tahun 2007.

(Baca: Dana Ketahanan Energi, Pungli Negara kepada Rakyat?
<http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/12/29/134632026/Dana.Ketahanan.Energi.Pungli.Negara.kepada.Rakyat.?utm_source=RD&utm_medium=inart&utm_campaign=khiprd>
)

Karena pungutan dana ketahanan energi ditunda pelaksanaannya, maka ada
penurunan harga keekonomian BBM seperti solar turun dari Rp 6.700 menjadi
Rp 5.650, premium non Jamali (Jawa, Madura, dan Bali) turun dari Rp 7.300
menjadi Rp 6.950, dan premium Jamali turun dari Rp 7.400 menjadi Rp 7.050.


--
"Kebanggaan sejati muncul dari kontribusi anda yang positip".

2015-12-30 9:10 GMT+07:00 Rovicky Dwi Putrohari <rovi...@gmail.com>:

> Mudah-mudahan pungutan ini tidak karena untuk kebutuhan eksplorasi migas.
> Dana eksplorasi semestinya bukan diambil dg cara seperti ini. Khawatir
> kalau muncul persepsi bahwa, seolah olah, eksplorasi baru akan dilakukan
> karena adanya dana tambahan secara khusus.
>
> Penting dimengerti bagi sebuah negara, kegiatan eksplorasi HARUS tetap
> dilakukan walau harga komoditasnya rendah maupun tinggi. Karena sebagai
> energi, migas adalah kebutuhan mutlak sedangkan dampak/hasil kegiatan 
> eksplorasi
> adalah jangka panjang dan tidak pernah instant. Dengan demikian aktifitas
> eksplorasi semestinya tidak tergantung dari harga minyak yang saat ini
> fluktuasinya berubah sangat cepat.
>
> Dana eksplorasi itu diambil dari pendapatan produksi migas, dari pajak
> pengusahaan migas, perolehan produksi minyak mentah (bagihasil) serta hasil
> usaha hulu lainnya. Bukan diambil dari rakyat penguna energi di hilir.
>
> Analogi sederhana dari dana eksplorasi migas adalah adalah dana reboisasi
> hutan yang diambil dari retribusi hasil hutan, atau keuntungan perusahaan
> perhutani. Bukan diambilkan dari harga jual mebel kan ?
>
> Dalam keterangannya di beberapa media yang saya baca, salah satu
> pertimbangannua adalah UU yang juga memberikan 'peluang' untuk mengambil
> dana dari energi fosil ini. Namun kalau alasannya untuk memberikan beban
> pada energi fosil, bagaimana dengan BATUBARA ? Ini semestinya juga harus
> fair untuk listrik yg dibangkitkan dari batubara juga.
>
> IAGI mungkin memang perlu bersuara, karena menyinggung persoalan energi
> fosil (minyak, gas dan batubara) yg merupakan salah satu obyek dari IAGI.
>
> rdp
>
> *(dalam hati saya mikir, kebijakan dana yg kontroversial ini akan dianulir
> untuk memunculkan seorang "pahlawan")*
>
> --
> "Kebanggaan sejati muncul dari kontribusi anda yang positip".
>
> 2015-12-30 8:31 GMT+07:00 kangim...@yahoo.com [economicgeology] <
> economicgeol...@yahoogroups.com>:
>
>> Mas Stj, saya sangat setuju bahwa issue ini sangat penting utk dicermati
>> dan ditanggapi tapi Apakah ini ada hubungannya dengan ilmu geologi atau
>> profesi geologi atau hanya sekedar kebijakan politik. Sebagai organisasi
>> profesi, iagi/mgei sebaiknya tetap dijalur profesi dan tidak masuk ke Jalur
>> politik. Biarlah organisasi / lsm lain yg mmg menekuni jalur politik yg
>> menanganinya. Demikian pemikiran saya.
>> Im
>> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>>
>> -----Original Message-----
>> From: " - stjbudisant...@yahoo.com"
>>  <SRS0-jhF4=M7=yahoo.com=stjbudisant...@iagi.or.id>
>> Sender: <iagi-net@iagi.or.id>
>> Date: Wed, 30 Dec 2015 00:22:26
>> To: iagi-net@iagi.or.id<iagi-net@iagi.or.id>;
>> economicgeol...@yahoogroups.com<economicgeol...@yahoogroups.com>
>> Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
>> Subject: [iagi-net] Dana Ketahanan Energi
>>
>> Relan-rekan 'IAGI-er dan MGEI-er':
>>
>> Isu (yang telah secara resmi diumumkan namun belum diberlakukan) tentang
>> akan dikutipnya Dana Ketahanan Energi dari sebagian harga BBM per liternya
>> akhir-akhir ini cukup panas bergulir di luar sana namun sepertinya
>> adem-adem saja kita menanggapinya.
>>
>> Tidakkah IAGI merasa perlu minimal mencari tahu tentang apa, bagaimana
>> dan kenapa ide ini direncanakan/(hanya) diwacanakan? Bukan ide bahwa kita
>> perlu Dana Ketahanan Energi (kalau yang ini sangat perlu kan?) tapi ide
>> tentang mekanisme mendapatkannya lah yang perlu dicari tahu duduk
>> perkaranya.
>>
>> Sudah sedemikian tak pedulinyakah kita dengan  menganggap isu seperti ini
>> tidak cukup penting untuk dicermati (dikritisi)? Atau mungkin secara
>> diam-diam telah begitu saja (terhipnotis?) menyetujuinya?
>>
>> Ide ini bisa jadi menggelikan sekaligus mengerikan . . .
>>
>> Salam,
>> Budi Stj
>> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>>
>> ------------------------------------
>>
>> ------------------------------------
>>
>>
>> ------------------------------------
>>
>> Yahoo Groups Links
>>
>> <*> To visit your group on the web, go to:
>>     http://groups.yahoo.com/group/economicgeology/
>>
>> <*> Your email settings:
>>     Individual Email | Traditional
>>
>> <*> To change settings online go to:
>>     http://groups.yahoo.com/group/economicgeology/join
>>     (Yahoo! ID required)
>>
>> <*> To change settings via email:
>>     economicgeology-dig...@yahoogroups.com
>>     economicgeology-fullfeatu...@yahoogroups.com
>>
>> <*> To unsubscribe from this group, send an email to:
>>     economicgeology-unsubscr...@yahoogroups.com
>>
>> <*> Your use of Yahoo Groups is subject to:
>>     https://info.yahoo.com/legal/us/yahoo/utos/terms/
>>
>>
>

----------------------------------------------------



Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact

----------------------------------------------------

Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:

Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta

No. Rek: 123 0085005314

Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia

No. Rekening: 255-1088580

A/n: Shinta Damayanti

----------------------------------------------------

Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id

Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id

----------------------------------------------------

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 

posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 

In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited

to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 

from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 

any information posted on IAGI mailing list.

----------------------------------------------------

Kirim email ke