Mestinya sang budayawan tersebut juga belajar lebih dalam dulu sebelum
membuat karya yang mengambil tema "wilayah" lain. Apalagi jika wilayah
itu adalah agama, karena salah-salah karyanya tersebut bisa dianggap
seperti memperolok masalah agama.

Kita semua tahu bahwa sholat dalam Islam adalah sangat sangat penting
sekali sebagaimana yang tersebut dalam sebuah hadits:

"Amal hamba yang pertama diperiksa pada hari kiamat adalah shalat.
Jika sempurna shalatnya maka sempurna amal yang lainnya." (HR Ahmad)

Jadi bagaimana mungkin orang yang tidak sholat bisa dianggap lebih
baik dari yang lainnya?

Jadi kesimpulannya, sangatlah tidak tepat menjadikan sholat sebagai
perbandingan (walaupun untuk sebuah karya sastra) untuk sesuatu yang
dianggap tidak lebih baik.

Wassalam :)

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "Yusa" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> 
> 
>  ---- Original message ---- 
> From: YUDI PRASTIAWAN <[EMAIL PROTECTED]>
> Sent: 18 Oct 2008 06:40 +00:00
> To: Yusa <[EMAIL PROTECTED]>,  <keluarga-islam@yahoogroups.com>
> Subject: Re: [keluarga-islam] GustiAllahTidakNdeso..
> 
> lha orang ndak pada pernah belajar sastra - gak bisa mbedain antara
"fiksi" 
> " non fiksi" prosa, prosa liris, narasi, essai, cerpen, puisi,
pantun..dst 
> kok menghakimi "budayawan" ....ya monggo belajar mendalami makna
dulu bukan 
> belajar menhakimi.
> 
> tulisan tersebut bergaya satir extreme...saking kebangeten-nya para
Koruptor 
> dan para Kyai Profesi.
> hingga opini  muncul skeptisme sik apik WTS yang menghidupi anaknya
sik apik 
> Maling buat mbayar Rumah Sakit istrinya dan berbagai contoh
keburukan yang 
> terpaksa...
> 
> Dus jelas yang wajibul wajib tersinggung adalah golongan KORUPTOR
dan KYAI 
> PROFESI
> 
> 
> Wassalam
> saya kirim cermin - semoga bisa terlihat siapa diri kita
> 
> ----- Original Message ----- 
> From: "Yusa" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: <keluarga-islam@yahoogroups.com>
> Cc: <[EMAIL PROTECTED]>
> Sent: Saturday, October 18, 2008 1:26 AM
> Subject: Re: [keluarga-islam] GustiAllahTidakNdeso..
> 
> 
> > :-)
> >
> > Menurut saya mungkin Cak Nun menganggap yg ke-3 lbh baik drpd 2
lainnya 
> > krn 2 lainnya punya ilmu tp tdk mengamalkan ilmunya. Sdg yg ke-3
tdk punya 
> > ilmu jd wajar kalo tdk melakukan amal, sementara dia baru punya
ksh sayang 
> > mk baru itu yg diamalkannya.
> >
> > Orang berilmu tp tdk mengamalkan ilmunya dpt murka-Nya jauh lbh
bsr drpd 
> > yg tdk berilmu. Pilihan terbaik tentu berilmu yg mengamalkan ilmunya.
> >
> > Demikian penjelasan imam Alghozali dlm Bidayatil Hidayah.
> >
> > Wallohu a'lam.
> >
> > ---- 
http://majlismajlas.blogspot.com 
> 
> 
> 
> -----------
> http://majlismajlas.blogspot.com
>


Kirim email ke