Betul ibu, alasan menikah itu bisa apa saja, yg penting hal itu baik.
Tapi tujuan menikah adalah jelas untuk membentuk sebuah rumah tangga,
tentunya yg sakinah mawaddah warahmah. Oleh karena tujuan tsb, maka
Islam menghendaki agar pernikahan itu didasari atas rasa suka sama
suka. Untuk kepentingan tsb maka Rasulullah menganjurkan kpd laki2
muslim utk melihat dulu calon isterinya agar ia dapat mengetahui apa 
yg menjadi daya tarik bagi dirinya untuk menikahinya, tentunya dengan
batasan2 yg telah ditentukan oleh syariat. Begitu pula dengan si
perempuan, kalau dia seorang gadis Rasulullah memerintahkan kepada
walinya untuk meminta persetujuannya apakah ia juga tertarik dan mau
dinikahkan dengan si lelaki.

Nah Itu semua dilakukan agar kemudian terbentuk sebuah keluarga yg
dilandasi rasa cinta dan sayang sebagaimana yg dicontohkan oleh
Rasullah dan Aisyah. Jadi dalam kasus pernikahannya Syeikh Puji, saya
pikir tidak ada yg salah menurut Islam, si perempuan pun setuju dan
malah menurut berita katanya sudah cinta. :)

Tapi kalau menikah dengan bayi agak susah diterima akal kalau
tujuannya adalah utk membentuk sebuah rumah tangga, dan ada satu
perintah Nabi yang dilanggar walaupun hal tersebut tidak termasuk
dalam hal syarat sah nikah. Semua orang yang berpikiran sehat tentu
setuju kalau bayi tidak akan mungkin dimintai persetujuannya. Kalau
nanti dia sudah beranjak besar dan mengerti akan arti sebuah
pernikahan, kasihan dia harus mendapati kenyataan telah bersuami  dgn
orang yang mungkin lebih pantas menjadi kakeknya tanpa diberi
kesempatan untuk memilih ataupun dimintai persetujuannya. Syukur dalam
kasus di bawah dia ditalak sebelum mengerti apa yang telah terjadi.

Wassalam :)

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, sri sunarsih <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> kepada temen temen.. saya sangat setuju dengan alasan menikah untuk
menghidari fitnah dan menyambung tali silaturahim,, justru yang saya
pertanyakan,, kenapa umur 4 tahun seorang bayi status udah janda alias
di ceraikan,, tujuan awal pernikahan tadi terus apa kalau umur 4 tahun
aja bayi udah janda,, mungkin ada temen yang bisa menjelaskan
secara sederhana,,, coba lah pada berfikir secara jernih,,
sebenarnya disini yang membela diri mati matian itu siapa dan yang
mencari jawaban atas kasus ini siapa,,,, jangan sampai kesan diskusi
ini untuk mengakali atau membodohi atau mencari pembenaran,,karena
yang punya kasus orang deketnya atau saudaranya,,sekali lagi disini
mencari ilmu atau share bagi yang punyailmu lebih,, jadi di harapakan
bagi yang paham kasus tersebut berfikir secara akal sehat.. ,, saya
udah tanyakan kasus ini kepada 2 orang ustadz yang jelas pendapat
mereka mengatakan si HABIB sangat ZALIM terhadap BAlita,,  itu
pendapat 2 orang ustadz,,
>  yang satu ustadz adalah sangat cukup terkenal,, dan saya nggak
perlu menyebutkan namanya,tanpa mengurangi rasa hormat terhadap
HAbib,,, tolong kita smua berfikir secara jernih atas kasus ini,,
sebenarnya yang punya ilmu agama tinggi apa mereka di jamin bener
kelakuannya,,  sangat kwatir kalau umat islam dikit dikit mengatakan
HABIB, ULAMA, KYAI, USTADZ, SYEH,, sementara kelakuan dia tidak
mencerminkan ulama yang sesenugguhnya. apa kita tetap mebela mati matian?
> kupikir udah gak perlu lagi di bahas kasus ini,, sabagai manusia
yang punya akal sehat tentu bisa memilih mana habib yang bener dan
mana yang habib habiban, atau mana ulama yang bener dan mana yang
ulama jadi jadian,, di kembalikan kemasing masing aja,, 
>  
> wassalam 
> jeng sri
> 
> --- Pada Jum, 7/11/08, encosid <[EMAIL PROTECTED]> menulis:
> 
> Dari: encosid <[EMAIL PROTECTED]>
> Topik: [keluarga-islam] Bls: bukti bukti IBU SRI, gadis, pake "OTAK"
> Kepada: keluarga-islam@yahoogroups.com
> Tanggal: Jumat, 7 November, 2008, 7:30 AM
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> ALLAH maha tahu & maha bijaksana yang menurunkan Al qur'an &
mengutus rasulnya yang memberi petunjuk yang universal, untuk sampai
akhir zaman
> 
> hikmah tidak ada angka usia pada Al qur'an karena manusia itu tidak sama
> 
> kalau wanita belum haid, berarti belum usianya cukup untuk "kawin",
secara biologis, usia wanita mulai menstruasi berbeda2, saat ini saja
11 - 14 tahun, dan sangat mungkin 200 tahun yang akan datang usia itu
berubah, bisa lebih muda atau bahkan lebih tua.
> 
> apa lagi dilihat dari aspek psikologis dan pengetahuan2 tentang
hidup berumah-tangga, seperti : hubungan suami-istri yang sehat,
kehamilan yang sehat, cara mendidik anak yang sholeh, dll. 
> 
> suatu masalah kalau tidak ada dalil nagli-nya, maka digunakan dalil
aqli, ilmu & pengetahuan, itu gunanya Allah memberi kita "OTAK"
> 
> 
> Arland <[EMAIL PROTECTED] co.uk> wrote:
> 
> 
> Assalamu'alaikum Wr. wb.
> 
> Kalau menurut hemat saya, indikasi dalil yang Pak Abu Auri sampaikan
> tersebut, belum dapat dijadikan suatu patokan bahwa pernikahan,
> khususnya bagi perempuan itu dibatasi oleh umur.
> Sebab kalau memang ada batasan usia, tentu ada dalil yang kuat yang
> menunjukkan hal tersebut.Kalau tidak ada, maka itu artinya memang
> benar-benar tidak dibatasi oleh usia.
> 
> Misalnya ada dari sebuah literatur hadits yang mengatakan bahwa usia
> yang diperbolehkan menikah bagi wanita adalah baligh, atau di usia
> sekian dan sekian, pasti akan jelas batasannya, ga samar-samar seperti
> dalil yang anda sampaikan itu.
> 
> Tapi kan sejauh ini ternyata memang blum kita temukan. Padahal
> pernikahan adalah sesuatu hal yang sangat penting dlm kehidupan manusia.
> Kenapa ga ada patokan usia boleh menikah itu secara jelas? (kalau
> memang benar ada)
> 
> Malahan banyak riwayat yang menunjukkan bahwa ketika Siti Aisyah
> menikah dengan baginda Rasulullah SAW telah sama-sama kita ketahui
> disaat usia Siti Aisyah yang memang masih sangat belia,belum aqil
> baligh, bahkan digambarkan ketika itu Siti Aisyah masih sangat kecil,
> masih main boneka2an, dan bermain dengan teman2 sebayanya. bahkan
> boleh dibilang belum bgtu pengerti tentang apa itu hakekat dari sebuah
> pernikahan.
> 
> Dalam sebuah haditsnya Siti Aisyah Ra menceritakan bahwa :
> Ketika aku bermain dengan boneka2 di sisi Rasulullah s.a.w, tiba-tiba
> kawan-kawanku datang kepadaku, tetapi mereka merasa malu kepada
> Rasulullah s.a.w. Kemudian Rasulullah s.a.w menyuruh mereka
> menemuiku... (HR.Syaikhon)
> 
> Ini memanandakan Siti Aisyah Ra, saat itu memang masih kanak2 sekali.
> 
> Tapi nyatanya fakta menunjukkan bahwa pernikahan itu tetap terjadi,
> karena memang ga ada ayat yang melarang, dan blum ditemukan hadits
> yang menyatakan batasan usia untuk menikah.
> Maka kalau ga ada batasan usia yang jelas, tentu rentan usia tidak
> menjadi halangan orang untuk menikah, sehingga bayipun tentu boleh
> untuk menikah (kalau memang mau... he he he)
> 
> Batasan Usia menikah itu sangat penting kalau memang benar2 ada dalil
> yang membatasi, Jangankan untuk batas usia menikah, seekor hewan
> kurban saja, untuk menjadi syah sebagai hewan qurban, dalam islam
> ditentukan batasa usianya, misalnya sudah lebih dari dua tahun dsb.dsb
> Bgtu juga masalah Zakat , dibatasi waktu nisabnya (khoul), bilamana
> blum setahun hijriah harta itu dimiliki, belum ada kewajiban atasnya
> untuk berzakat.
> 
> Masa iya sih, untuk sesuatu hal yang sangat penting, soal pernikahan,
> tidak dijelaskan dalam Ayat/hadits yang khusus tentang batasan usia ?
> tapi hanya samar-samar dan berdasarkan asumsi seperti yang Pak Abu
> Auri sampaikan.
> Padahal untuk talak saja keterangannya cukup jelas 3 kali, dan untuk
> rujuk juga bgtu, iddah cerai dan iddah mati juga jelas berapa lama
> waktunya berdasarkan berapa kali bersih dari mens.
> 
> Kenapa soal batas usia menikah samar2 bgtu kalau memang anggapan Pak
> Abu Auri dalil2 yang disampaikan mengindikasikan ditentukannya batasan
> usia menikah?
> 
> Jadi kesimpulan saya masih tetap sama, bahwa TIDAK ADA BATASAN USIA
> UNTUK MENIKAH khususnya bagi perempuan, berapapun usia perempuan itu
> mau anak cecil, bayi ataupun nenek2 syah2 saja secara fiqih untuk
> menikah. 
> Kecuali ditemukan dalil yang jelas2 menyatakan usia balligh atau usia
> tertentu.
> Perbedaan terjadi hanya pada apakah perrempuan itu berstatus JANDA
> atau GADIS.
> 
> NB : Ga ada emosi, kan...? :) yang sering emosi tuh Pak Wandy bukan
> saya pak.
> 
> Wassalam,
> Arland-JKT
> 
> --- In keluarga-islam@ yahoogroups. com, "AbuAuri" <jonexap@ > wrote:
> >
> > Assalamu'alaikum
> > 
> > Pak Arland nyambung aja dengan pembicaraan dengan pak wandy. Insya
> Allah tidak emosi2an. 
> > 
> > memang setelah saya cari-cari tidak ada dalil batasan umur dalam
> arti hitungan 1,2,3 ...dst untuk menikah khususnya perempuan yang
> tersurat dengan jelas dalam Quran, hadits ataupun keterangan lainnya.
> pun demikian tidak ada juga larangan yang berkaitan dengan umur dalam
> pernikahan.
> > 
> > Hanya saja keterangan-keterang an tentang pernikahan, pasangan, atau
> rumah tangga menunjukkan adanya batasan perkembangan dan pertumbuhan
> seseorang.
> > 
> > Beberapa dalil yang bisa saya kutipkan :
> > 
> > Pasangan adalah ketatapan dari Allah:
> > An Naba 8 : dan Kami jadikan kamu berpasang-pasangan,
> > Pasangan adalah ikatan, interaksi dan komunikasi antara dua pihak
> dengan menjalankan fungsi dan tugas masing2.
> > 
> > Al baqarah 187 : mereka adalah pakain bagimu dan kamu pun adalah
> pakaian bagi mereka. 
> > fungsi pasangan sebagai pakaian antara lain adalah penutup aurat,
> penjaga kehormatan dan kesucian, nuansa keindahan dan kebahagiaan. 
> > 223:Isteri-isterimu adalah (seperti) tanah tempat kamu
> bercocok-tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu
> bagaimana saja kamu kehendaki. Dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk
> dirimu, dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak
> akan menemui-Nya. Dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman.
> > 
> > Wanita dinikahi atas 4 hal : keturunan, harta, jabatan, dan iman.
> beruntunglah bagi yang memilih karena imannya.
> > 
> > Menikah adalah setengah dari dien (agama). jadi pasangan merupakan
> tempat untuk menyempurnakan dien.
> > 
> > Jihad yang paling menggembirakan adalah menikah.
> > 
> > Jadi sesungguhnya menikah merupakan pelaksanaan Dien, untuk beramal
> sholeh, bertakwa, memikul amanat dan tanggung jawab, dan untuk
> menfungsikan seluruh dimensi kehidupan masyarakat dalam lingkup
keluarga.
> > 
> > Pelaksanaan Dien hanya bisa dilakukan oleh orang yang sudah taklif
> (saatnya memikul beban Dien), batasan umumnya adalah baligh. Tanda
> baligh secara fisik dan biologis berfungsinya alat seksual reproduksi,
> diikuti secara fikir dan hati yang mampu menyerap dan melaksanakan
> Dien. Saat itu dimulailah ganjaran pahala jika dia berbuat baik, dan
> dosa bila dia mendurhakai dien.
> > 
> > Jadi mungkinkah pernikahan dilakukan dengan BAYI???
> > 
> > Apakah penjelasan Allah dan Nabi tidak cukup untuk membuat batasan
> kondisi seseorang untuk menikah?
> > 
> > Apakah klu tidak ada batasan umur dalam arti 1,2,3....th, tidak ada
> batasan orang untuk menikah?
> > 
> > Pernikahan seperti apa bila maksud dan tujuan menurut Islam tidak ada?
> > 
> > Exap
> > 
> > From: Arland 
> > Sent: Wednesday, November 05, 2008 9:01 PM
> > To: keluarga-islam@ yahoogroups. com 
> > Subject: [keluarga-islam] Re: Bls: bukti bukti IBU SRI, gadis, bayi
> perempuan atau anak perempuan
> > 
> > 
> > Assalamu 'alaikum wr. wb.
> > 
> > Saya garis bawahi jawaban pak Wandy nih ya :
> > Pak Wandy sependapat bahwa : Pernikahan dengan bayi sekalipun syah2
> > saja, karena kita sama-sama belum menemukan batasan usia menikah bagi
> > perempuan. 
> > Secara fiqih syah, secara syariat tentu syah.
> > Adapun niat dan tujuannya dikembalikan pada individu ybs.
> > 
> > kedua, yang saya dapat garis bawahi pertanyaan Pak Wandy :
> > > Nikah itu ibadah, demikian pula sholat dan puasa. Tapi ketika ibadah
> > > tersebut dilakukan diluar dari maksud dan tujuan pensyariatannya,
> > > akankah bermanfaat bagi kehidupan dunia maupun akhirat kita kelak? 
> > 
> > saya jawab :
> > Ibadah apapun yang dilakukan di luar maksud dan tujuan
> > pensyariatannya, bermanfaat atau tidaknya bagi yang melakukannya di
> > dunia ini, adalah hanya orang tersebut yang merasakannya.
> > 
> > Adapun manfaat di Akhirat, hanya Allah yang mengetahuinya.
> > 
> > Konteks pernikahan habib tersebut dengan seorang bayi, BOLEH JADI :
> > (Saya mengatakan boleh jadi, jadi hanya orang ybs yang secara pasti
> > mengetahuinya) Manfaatnya untuk menguatkan silaturrahim, memperbanyak
> > kekerabatan, dan yang lebih khusus lagi mungkin untuk menghindarkan
> > fitnah bertemunya yang bukan mahrom secara ber ulang2.,antara habib
> > dan orang2 perempuan di rumah tersebut, karena dengan adanya tali
> > pernikahan dini tersebut, menjadi hubungan antar mertua dan menantu,
> > dan ini adalah mahrom (tidak batal wudhu).
> > 
> > Apakah itu perbuatan yang melanggar Syariat ?
> > Saya jawab : TIDAK.
> > 
> > Pertanyaannya :
> > Apakah menghindarkan fitnah dan menyambung tali silaturrahim,
> > memperbanyak kekerabatan BUKAN termasuk daripada Ibadah ?
> > 
> > Silahakan di jawab masing2.
> > 
> > Wassalam,
> > Arland-Jkt.
> > 
> > --- In keluarga-islam@ yahoogroups. com, "wandysulastra"
> > <wandysulastra@ > wrote:
> > >
> > > Dari awal diskusi kok saya selalu dibilang "jangan emosi" ya... Yang
> > > nikah orang lain, yang diomongin orang lain (bukan teman atau
kerabat
> > > saya), kenapa saya harus emosi? Saya sambil ngetik ini selalu
senyum2
> > > lho pak.... Kok bisa ya ada orang yang minta persetujuan sama
bayi...
> > > hehehe... Udah ah cape, nyengir melulu....
> > > 
> > > Oh iya, saya ga pernah bilang kalau pernikahan habib itu ga sah lho
> > > pak. Secara fikih mungkin sah2 saja, tapi apakah pernikahan yang
> > > seperti itu sdh sesuai dengan maksud dan tujuan disyariatkannya
> > > pernikahan oleh Allah SWT?
> > > 
> > > Sama halnya ketika sholat kita malah membayangkan wajah artis yang
> > > cantik. Apakah sholatnya batal? Tentu tdk, tapi apakah sholat yg
> > > demikian telah sesuai dengan maksud dan tujuan disyariatkannya
sholat
> > > oleh Allah SWT? 
> > > 
> > > Nikah itu ibadah, demikian pula sholat dan puasa. Tapi ketika ibadah
> > > tersebut dilakukan diluar dari maksud dan tujuan pensyariatannya,
> > > akankah bermanfaat bagi kehidupan dunia maupun akhirat kita kelak? 
> > > 
> > > Wassalam :)
> > > 
> > > --- In keluarga-islam@ yahoogroups. com, "Arland" <hmd098@> wrote:
> > > >
> > > > Assalamu'alaikum Wr. wb.
> > > > 
> > > > Sekarang saya tanya kepada Pak Wandy.
> > > > Tapi jangan emosi lagi ya pak dalam menjawabnya. .. :)
> > > > 
> > > > Orang melakukan sholat tujuannya apa Pak?
> > > > Orang melakukan Puasa tujuannya apa ?
> > > > 
> > > > Nah ketika fiqihnya sudah sempurna semua,dalam arti syarat dan
> > > > rukunnya, baik itu fiqih sholat maupun puasa, lantas di dalam
> > > > melakukan sholat itu orang tersebut hatinya memikirkan sesuatu
> > > > sehingga menjadikan dia tidak khusyu', apakah menurut pak wandy
> sholat
> > > > nya menjadi batal ?
> > > > 
> > > > Begitu juga halnya puasa,tujuannya jelas, fiqihnyapun dah jelas
> > > > syarat2 dan rukunnya, lantas ketika dalam puasa itu fikiran
> orang tsb
> > > > membayangkan makanan buat buka nanti, atau dihatinya ada
dengki pada
> > > > si fulan, apakah puasanya menjadi batal ?
> > > > 
> > > > Tolong deh difahami konteks tujuan pernikahan itu sendiri.
> > > > 
> > > > Kita lagi membahas fiqih pernikahan, dimana saya akui saya blom
> > > > menemukan BATASAN UMUR bagi perempuan untuk menikah.
> > > > Sehingga dapat difahami bahwa tidak ada larangan berapapun usia
> > > > perempuan itu untuk menikah, termasuk kepada bayi.
> > > > Perbedaan hanya terjadi pada perempuan JANDA dan GADIS, bukan pada
> > > > umur dari perempuan itu sendiri..
> > > > 
> > > > Trima kasih Pak Wandy buat tausyiahnya.
> > > > 
> > > > 
> > > > NB: Kalau soal "kenyang lantas diam" sih bukan hanya pada
bayi, para
> > > > koruptor dan juga anggota DPR bukan hanya diam, mereka bahkan bisa
> > > > sambil tidur tapi kepalanya tetap ngangguk tanda setuju... he
he he.
> > > > 
> > > > Wassalam,
> > > > Arland-Jkt.
> > > > 
> > > > 
> > > > --- In keluarga-islam@ yahoogroups. com, "wandysulastra"
> > > > <wandysulastra@ > wrote:
> > > > >
> > > > > Hehehe... Betul sekali Ibu, kalau yg namanya bayi asal udah
> kenyang
> > > > > dan merasa nyaman pasti akan diam. Jadi kalau ada orang yang
minta
> > > > > pendapat atau minta persetujuan sama bayi kira2 normal tidak
> ya...:)
> > > > > 
> > > > > Berdasarkan hadits di bawah, menurut saya perempuan yang dapat
> > > > > dinikahi memang tidak ada batasan umurnya, tapi paling tidak
> > perempuan
> > > > > tersebut sudah bisa dimintai pendapat atau persetujuannya. Orang
> > yang
> > > > > bisa dimintai persetujuannya tentu orang yang sudah bisa
> bicara atau
> > > > > yang sudah mengerti apa maksud dari suatu pembicaraan.
> > > > > 
> > > > > Sedangkan tujuan utama dari sebuah pernikahan saya kira kita
semua
> > > > > sudah tahu dan sering membacanya di kartu2 undangan
pernikahan (QS
> > > > > Ar-Rum:21)
> > > > > 
> > > > > Jadi dari kedua dalil tersebut sebenarnya kita sudah dapat
menilai
> > > > > apakah pernikahan seseorang itu sudah sesuai dengan syariat atau
> > > belum.
> > > > > 
> > > > > Wassalam :)
> > > > > 
> > > > > 
> > > > > --- In keluarga-islam@ yahoogroups. com, "imbuhs" <imbuhs@>
wrote:
> > > > > >
> > > > > > Setahu saya bayi kalau kenyang dan nyaman akan diam. Bayi
> > teriak, 
> > > > > > nangis dan ribut karena hal yang sederhana: lapar dan
buang air 
> > > > > > (besar/kecil) atau ketika tidak nyaman/sakit.
> > > > > > Maka kalau mau tanya pendapat bayi dan ingin dijawab dengan
> diam, 
> > > > > > beri makan/susu sampai kenyang, mandiin, dibedong, and then
> tanya 
> > > > > > apa sajapun mestinya juga tidak dipeduliin.. .diam; is it OK?
> > > > > > 
> > > > > > --Deleted 
> > > > > > 
> > > > > > --- In keluarga-islam@ yahoogroups. com, encosid
<encosid@> wrote:
> > > > > > >
> > > > > > > Bapak arland yang baik
> > > > > > > 
> > > > > > > simak lagi hadis
> > > > > > > Sesungguhnya Nabi Muhammad s.a.w berkata : seorang janda
tidak
> > > > > > > boleh dikawinkan tanpa diajak dahulu bermusyawarah dan
> seorang 
> > > > > > gadis
> > > > > > > tidak boleh dikawinkan tanpa meminta persetujuannya
terlebih 
> > > > > > dahulu,
> > > > > > > orang-orang kemudian bertanya "Ya Rasululullah bagaimana
kami
> > > > > > > mengetahui bahwa ia memberi izin" Beliau menjawab " diamnya
> > > > > > > perempuan menunjukkan persetujuannya" (HR Bukhari)
> > > > > > > 
> > > > > > > --- Deleted
> > > > >
> > > >
> > >
> >
> 
> 
> 
> 
> 
> Nama baru untuk Anda! 
> Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan
@rocketmail. 
> Cepat sebelum diambil orang lain!
>  
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
>      
___________________________________________________________________________
> Nama baru untuk Anda! 
> Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan
@rocketmail. 
> Cepat sebelum diambil orang lain!
> http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/
>


Kirim email ke