On Mon, 15 Oct 2001, Avi Heidir wrote: > > Seignat saya yg ngajar pengantar robotika itu adalah "kakak saya" (I WAyan > > S Wicaksana, memang kekompakan kami berdua sering membuat orang > > Wah, seinget saya anda pernah memberikan MK pengantar robotika di kampus D > Gedung 3 lantai 4, untuk kelas gabungan angkatan '90 (mungkin cuma sekali > Kalo nggak salah anda baru pulang dari Australi waktu itu.
Waktu itu bukan mata kuliah Robotika, tetapi Distributed System (saya ingat di lantai 4, beberapa kelas gabungan. Bahkan sering setelah/sebelum kuliah saya iseng mainan piano dulu 8-). Sampai sekarang catatannya masih tersimpan koq, bahkan beberapa sudah jadi semacam artikel (pernah dibawakan di beberapa seminar....). Ketika saya mengajar kelas anda, waktu itu sering "Kosong", tetapi materi yang sama saya bawakan di seminar malah "penuh" 8-) padahal pesertanya sama-sama mahasiswa > > Saya bukan dedikasi kepada Uni tapi lebih kepada para mahasiswa. Begitu > > juga "loyality" saya. > > Lho ini gimana? khan saya bilang saya kagum sama dedikasi anda setelah visit > web site anda. Nah di web site itu khan isinya semua yang berhubungan sama > bidang pendidikan. Lha otomatis dedikasi yang saya maksud ya dedikasi > terhadap kemajuan bidang pendidikan secara umum. Kata dedikasi biasanya diberikan dengan "preposisi" to (dedicate to).. jadi harus diperjelas... dengan dedikasi kepada apa 8-) JAngan sampai orang salah tangkap menjadi dedikasi kepada ...... > Tapi saya yakin kok anda juga memberi "counter argument" di MILIS dosen > untuk memberikan pandangan mahasiswa. Lha wong katanya sering nongkrong > bareng mahasiwa kok. Bener nggak sih?? Hm.. counter argument saya di milis dosen biasanya mencoba mewakili suara mahasiswa, dosen dan juga uni. Tapi biasanya saya mencoba "fair" dengan melihat ke berbagai kesulitan dan berbagai pihak (misal ttg kemalasan dosen, ttg resource sharing dari Uni yg sering disalah tanggapi oleh rekan dosen dan mahasiswa sebagai "Uni pelit dg fasilitas" dll).. Jadi tidak harus selalu counter argument hanya dari sisi "person" atau entitinya. Tetapi lebih kepada permasalahannya. Jadi saya berusahan untuk tidak asal main complain tanpa mencoba paham situasinya. Kalau toh ada pihak lain yang mencoba menjelaskan situasinya (misal pada permasalahan penelitian dsb), saya tidak anggap itu sebagai hal yang defensif dari bagian itu, tetapi lebih kepada hal yang memberikan pandangan agar dapat melihat masalah itu lebih lengkap. Sebab mungkin saja saya tidak mengetahui suatu permasalahan dan kendala dari suatu bagian (yang seringkali kita sebagai orang luar, menganggap hal itu adalah hal sepele dan mudah). Nah di sini bedanya pemberian pandangan lain jangan selalu dianggap "defensif" atau pembelaan. Hanya karena pandangan itu tidak sesuai dengan yang kita harapkan 8-) > > Kalau melihat ke sejarah "milis" ini, banyak pandangan lain yang dianggap > > "defensif" ini ternyata memberikan arti lain di kemudian hari (masih inget > > teori vs pelajaran praktis, ujian mandiri, dsb, dll). > > Point well made! tapi nggak tahu juga ding. Saya nggak tahu juga hasilnya > gimana... Abis udah nggak di Gunadarma kok. > Itu mungkin bedanya 8-) Bagi anda atau siapapun yg "merasa" tidak di Gunadarma lagi mungkin mudah dg memberikan "kritik" dengan mengabaikan solusi penyelesaian dari masalah itu. Tetapi bagi kita yang masih merasa "di Gunadarma" (walau saat ini kondisi saya dan anda tidak bedanya..he. sama-sama lagi sekolah di LN), dalah applicablity dari solusi yang ada dari kritik tersebut. Sengaja saya pakai kata "merasa" karena saya kenal beberap personal walau secara formal tidak sebagai dosen Gunadarma, tapi masih merasa sebagai orang Gunadarma, dan memberikan kontribusinya. Saya sendiri dulu sering beranggapan beberapa hal di GD seperti resource sharing, non skripsi, ujian mandiri dsb, sebagai suatu hal yang salah, Tetapi setelah saya melihat-lihat ke LN, baca buku, membandingkan di LN dan melihat komplekistas masalahnya. Pandangan saya berubah (permasalahannya bukan hanya salah atau tidak, tapi bagaimana membuat yang baik dari hal tsb). Jadi misal dalam permasalahan kehadiran dosen, bukan hanya "berhenti" pada : "Dosen koq bolos". tetapi saya berusaha beranjak, ke level "Kalau dosen bolos, bagaimana solusinya agar mahasiswa tetap belajar dg baik" Misal : - Semacam "web komunitas" untuk sharing informasi kuliah - Tutorial yg dilakukan oleh komunitas baik oleh alumni atau bukan - Closed reserve di perpustakaan - Materi online dsb.dll. Sebab kalau sekedar "Dosen koq bolos" -bisa dikatakan "semua orang tahu kondisi itu" (alias GD sudah tahu). Langkah perbaikan standard sudah dilakukan (misal ditegor, ditanya, diganti dosen penganti dsb). Nah tetapi di media ini seharusnya kita bisa berfikir/berdikusi langkah pelengkap apa yang dilakukan bila "Dosen itu bolos", sehingga akan lebih terasa kontribusi dari diskusi tersebut. (bukan cuma sekedar mengatakan ini salah itu salah, it is easy, very easy....). Mencari penyebab masalah seperti kehadiran dosen mungkin tidak seperti hubungan causal yang langsung satu ke satu. Tetapi hubungan kausalitasnya akan lebih kepada bentuk ecological causality. Sehingga untuk membahasnya kita juga harus membahami "ecology" ini. Apalagi ini berhubungan dengan manusia dan dalam jumlah yang banyak dan dengan heterogenitas yang tinggi seperti Gunadarma. IMW * Gunadarma Mailing List ----------------------------------------------- * Archives : http://milis-archives.gunadarma.ac.id * Langganan : Kirim Email kosong ke [EMAIL PROTECTED] * Berhenti : Kirim Email kosong ke [EMAIL PROTECTED] * Administrator: [EMAIL PROTECTED]