Anak perlu dikasih tahu perbandingan, misalnya buruk vs baik. Juga mana agama samawi vs agama buatan manusia. Kamu lihat sendiri, kondisi ortu para murid dirumah. Pergi kerja awal, pulang malam. Semua cape. Anak dirumah sama saja, less-les dan less. Lalu PR. Mana sempat si ortu ngasih tahu anaknya, karena ilmu mereka terbanyak toh sama dangkalnya. Mereka pulang, anak sdh tidur. Mereka berangkat, masih mau bangun. Nanti selama ayah-bunda kerja, anak dididik PRT, TV, PS2, Video Player dst dst. penuh dg kesenangan duniawi (dan egois, karena kurang sosialisasi).
Lalu QS terjemahan Depag, banyak misleading kita tahu. Belum lagi QS yg palsu atau dipalsukan. Anak-anak ga reti bhs Qur'an karena memang disengaja ga di ajarkan. Jadi terjemahan yg misleading dianggep bener. Demikian juga Bibel. Anak-anak mestinya diajari entah bahsa Iberani, Greek atau Aram. Biar mereka bisa belajar dari aslinya, biar mereka tahu yang saat Tuhan berbicara (Mat 3:17) pakai bahasa mana. Karena nilai kenaikan ditentukan pelajaran duniawi maka "anak-anak" yg baru jadi pegawai negeri <5 tahun sudah punya tabungan puluhan miliar rupiah. Mereka tahunya jungkat-jungkit shalat namun ga reti yg namanya salah-dosa karena ortunya ga ngajarin hidup halal. mBesok jangan gegabah, kepada Rabb swt, tuh anak akan nuntut pertanggung jawaban ortunya. Mereka merasa di dunia ga diajari demikian. --- In proletar@yahoogroups.com, "suryana" <gsuryana@...> wrote: > > Yang menjadi permasalahan bukan saja perbandingan agama agama, juga > terjemahan Al Quran terbitan DEPAG cukup banyak yang bisa disalah tafsirkan > ( postingan sudah di kirim ke salah satu millis ), ntar aku cari lagi. > Di era aku sekolah, agama tidak pernah dibanding banding kan, yang ada, > begitu pelajaran agama Islam, maka murid yang beragama Islam keluar ruangan, > tanpa nilai dipotong, dan aku suka ikutan kabur untuk main gaple/kyu kyu, > ceme, entah pelajaran agama sekarang. > Bila memang dipelajari iya, hanya kulitnya saja, semisal siapa tokoh utama > Budha, Budha Tibet, Islam, KHC ( yang ini malah suka di jelek jelek an oleh > guru agama yang Katholik ).. > Bila dibanding bandingkan maka sudah menjadi tidak benar, dan tugas orang > tua lah yang mengerti masalah ini untuk minimal memperbaiki didalam rumah > tangga nya dahulu, dan bila memang memiliki kemampuan lebih bisa ke sekolah > ybs, bukan dari pemeluk agama lain. > > sur. > ----- Original Message ----- > From: "Wong" wong_gendeng05@... > > > > Ainun Najib mengajak kita untuk tidak membanding bandingkan agama. Tapi > > nyatanya dalam kurikulum di sekolah sekolah Islam sejak tingkat tsanawiyah > > sudah di ajarkan Ilmu Perbandingan Agama, iki piye? > > > > Rahayu > > > > > > --- In proletar@yahoogroups.com, "suryana" gsuryana@ wrote: > >> > >> Istri Tetangga > >> Saya teringat waktu lebih dari 15 tahun yang lalu ketika belajar di > >> Jogja. > >> Waktu > ------------------------------------ Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage : http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com <*> To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/