Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh

Menarik sekali tulisan ibu rahima mengenai judul pemberlakuan syari'at
islam.  Saya mendukung yang ibu rahima lakukan.  Tetap semangat dan ikhlas
ya bu..

Kalau sebagian orang sekarang ada istilah "yang halal aja susah, apalagi
yang haram" yang dipakai sehari-hari sebagai bukti lemahnya iman.  Itu mesti
diobati dengan ilmu.

Karena Allah subhanahu wata'ala sudah menjamin rezeki manusia dan hewan dan
semua makhluknya.  Dan tidak ada satupun makhluknya yang tidak ada rezeknya.
Namun rezeki itu tidak datang dengan sendirinya, tapi mesti dijemput dengan
usaha dan kerja keras.

itulah sebabnya Allah SWT memerintahkan manusia untuk senantiasa berusaha
dan bekerja keras serta tidak pernah putus asa dari rahmat-Nya seperti
burung yang terbang jauh ke sana ke mari tanpa makanan sedikitpun dan
kemudian kembali dengan membawa makanan untuk anak-anaknya (keluarganya).

Satu ketika ada seseorang yang berdo'a di depan jendela rumahnya meminta
rezeki pada Allah SWT, kemudian Umar melihatnya dan berkata: Keluarlah
engkau dari rumahmu dan berusahalah mencari rezeki yang engkau pintakan
pada-Nya dan jangan hanya berdo'a saja di depan jendela itu karena rezeki
tidak akan diperoleh tanpa usaha.

Orang itu berkata: Bukanlah Allah SWT berkata bahwa Dia telah menanggung
seluruh rezeki hamba-hamba-Nya, maka Umar berkata benar, tetapi rezeki itu
datang ada sebabnya, tidaklah engkau melihat burung terbang jauh (untuk
berusaha) yang pada mulanya tidak memiliki apapun lalu ia kembali dengan
membawa rezeki yang telah dijanjikan Allah SWT. Maka orang itupun keluar
dari rumah dan berusaha.

Untuk itulah, pada dasarnya, semua manusia diwajibkan berusaha mencari
nafkah untuk mempertahankan dan memperjuangkan hidupnya. Islam mewajibkan
setiap manusia untuk mencari dan memilih kerja yang baik, mencari nafkah
secara halal sebagai kewajiban utama dan melarang mereka bermalas-malasan di
rumah tanpa kegiatan dan aktivitas yang bermanfaat sama sekali. Nabi SAW
juga pernah bersabda: "Mencari rezeki yang halal adalah fardhu (kewajiban)
sesudah melaksanakan kewajiban-kewajiban pada Allah lainnya (seperti
shalat)" (al-hadis).

(sumber: http://www.waspada.co.id/cetak/index.php?article_id=55707)

*Kembali ke soalan korupsi*,

Saya cuma menasehatkan, janganlah uang yang sedikit itu membawa kita ke
neraka yang adzab dan hukumannya tidak terkira dan dinyana oleh akal pikiran
kita (sebagaimanapula kenikmatan nikmatnya hidup di sorga).  Gimana tidak
sedikit sekali uang itu??  dipakai sekarang besok juga habis uang itu.
 Sedangkan
haramnya melekat di badan, darahnya mengalir setiap hari, prilaku kita
diubah oleh uang haram itu.  anak-anak jadi bodoh dan melawan pada orang
tua, harta lain ikut pula tidak kena berkahnya.  jadi janganlah tergoda
saudaraku.

Tetap istiqomah bu.

Wassalamu'alaikum

Fikri













On 5/8/07, Rahima <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>
> Bismillahirrahmaanirrahiim.
> Assalamu'alaykumwarahmatullahiwabarakaatuhu.
>
> Dunsanak kasodoalahe, selamat bertemu kembali setelah
> sekian minggu saya ngak bisa ke warnet, lagi-lagi
> karena ngak punya waktu untuk itu.
>
> Saya sempat membaca tanggapan-tanggapan mengenai
> menyingkat salam , dan saya mengucapkan terimakasih
> pada Mak lembang Alam, dik Ridha, kanda Hoesni, kanda
> Arnoldison, kanda Erwin, dan dunsanak lainnyo nan alah
> mambantu ambo ikuik manyalasaikan permasalahan yang
> bagi sebahagian orang dianggap sepele.
>
> Mungkin kita kurang menyadari betapa banyaknya orang
> tergelincir hanya karena batu kerikil kecil.
>
> Ada sebuah kata, saya lupa, apakah ini hadits atau
> pepatah, karena saya sudah sangat menghafalnya
> sehingga terkadang saya suka bercampur mana hadits
> mana pepatah Arab.Begini bunyinya:
>
> "La tahtaqir Syaian mahma kaanaa shaghiiran"(Janganlah
> kamu menganggap enteng segala sesuatu itu, walaupun ia
> dianggap kecil, atau sepele".Mungkin selama ini kita
> kurang banyak memperhatikan hal-hal semacam ini.
>
> Bagi saya pribadi, karena salam yaitu
> "Assalamu'alaikum itu", berasal dari bahasa Arab,
> tentu kitapun memakainya sesuai dengan bahasa itu
> sendiri, karena ia bisa merubah artinya.Bahkan tidak
> bermakna sama sekali.
>
> Untuk informasi saja. Betapa sulit dan beratnya saya
> mencoba mengajak masyarakat di Sumbar ini, khususnya
> Bukittinggi, lebih khusus dilingkungan saya kerja
> untuk mencoba menjalankan Islam secara utuh, walau
> bagaimanapun masing-masing kita tak pernah luput dari
> salah dan dosa.Tapi uasaha kita adalah meminimalisir
> kesalahan tersebut.
>
> Salah satu contoh yang semenjak saya hadir
> dilingkungan kerja saya, sampai-sampai saya berdebat
> panjang dan selalu berdebat dengan atasan saya, saya
> tidak takut ia membanci saya, memecat saya, bahkan
> mengucilkan saya, hanya karena penyampaian kebenaran
> yang saya tahu ini sangatlah perlu. Bukankah kita
> disuruh "Katakanlah yang benar itu meskipun terasa
> pahit".
>
> Masalah "Korupsi" terselubung dan "kecil-kecilan".
>
> Dua hari yang llau, para guru ribut karena uang makan
> dipotong setelah itu masih juga dipotong katanya untuk
> KPKN.Mereka hanya berani ribut dibelakang.Tapi saya
> tidak ingin main belakang, tidak ingin mengguncingkan
> orang dibelakang, saya sampaikan langsung ke atasan
> saya, apa saya katakan?
>
> "Pak...apakah memang ada aturannya kalau setiap uang
> makan, atau setiap kali kita berurusan kita harus
> memberi uang kepada orang tersebut agar urusan kita
> lancar?"
>
> Apa jawab atasan saya :" Aturannya sih tidak ada
> Rahima, tetapi ini sudah menjadi kebiasaan bangsa kita
> sejak dulu kala, dan susah untuk dihilangkan".
> Jawab saya:
>
> "Inilah yang salah Pak, kita harus memulai dari diri
> kita sendiri, dilingkungan kita agar tidak membiasakan
> kesalahan tersebut, ini sama saja dengan menyogok,
> bukankah Rasulullah sudah bersadba: Allah melaknat
> orang yang menyogok dan disogok?".
>
> Apa jawab beliau:" Akh..kamu Rahima, bisa mengomong
> begitu, karena selama ini urusan kamu lancar2 saja,
> karena dukungan kamu adalah berada diatas sana,
> orang-orang hebat di Depag itu(dengan menyebutkan nama
> Bapak pejabat tersebut)."
>
> Bahkan ada seorang guru yang menuduh saya urusan saya
> lancar karena saya selama ini pakai uang pelicin,
> karena saya kaya.
>
> Akhirnya saya jawab: "Jangan pernah menuduh atau
> memfitnah seseorang yang orang tersebut tidak pernah
> melakukannya, apalagi orang tersebut telah memberikan
> nasehat yang berharga buat kita, seumur hidup saya,
> belum pernah saya memberikan uang pelicin untuk urusan
> saya yang namanya menyogok, sangat jauh dari kehidupan
> saya, saya tahu itu pekerjaan yang dilaknat Allah dan
> RasulNya, urusan saya lancar selama ini, karena Rahmat
> dari Allah juga, dan memang karena saya memiliki
> hubungan baik, relasi dengan para pejabat,dan itu
> memang perlu, tetapi tidak harus dengan menyogok,
> cukup dengan tata krama manis wajah dan kata, urusan
> bisa lancar.".
>
> Alhamdulillah meski sudah berdebat panjang, akhirnya
> usaha saya mencoba meminimalisir kesalahan-kesalahan
> dapat membuahkan hasil, walau tidak seberapa, walaupun
> dengan tantangan yang sangat berat, tetapi mereka bisa
> menerima semua ini, karena mereka sadar apa yang saya
> sampaikan adalah benar adanya.
>
> Begitu juga dengan korupsi-korupsi kecil lainnya.
> Inilah tugas dan beban berat yang saya hadapi semenjak
> saya tiba di Indonesia. Saya paling tidak bisa hidup
> hanya NATO.Buat apa kita sibuk ngomong sana-sini hasil
> kerja nyata NONSEN, itu namanya bulshit.Berat sekali
> merubah tatanan kehidupan yang sudah berakar tertanam
> di hati dan jiwa bangsa ini.
>
> Tapi tak ada salahnya kita mencoba dilingkungan hidup
> kita sendiri, tak banyak yang saya harapkan kecuali
> Ridha Allah semata, walau dengan ini, saya banyak
> menghadapi tantangan dan rintangan.Saya bersyukur
> cukup banyak yang mendukung saya dalam mencoba
> menghilangkan sifat korupsi, sogok menyogok , harta
> yang tidak jelas, dan lainnya, yang saya inginkan
> hanyalah mencoba menjalankan Islam ini secara
> sempurna, walaupun tak ada gading yang tak retak, tak
> ada manusia luput dari kesalahan. Hanya kuda yang
> cerdas tidak mau tergelincir di lobang yang sama.
>
> Mohon Maaf, wassalamu'alaykum.
> Rahima.Sikumbang.Sarmadi.Lc.MA.
>
> Nb. Oh yah Pak Saaf, Mak Lembang Alam kanda Zulharbi,
> kanda Hoesni dan dunsanak yang dulu nomor HP ada
> disaya, mohon dikirim ke saya kembali sebab nomor
> kanda mamak kesemuanya, karena saya kehilangan HP,
> jadi semua nomor hilang juga.(tetapi tanpa saya duga
> sama sekali keesokan harinya saya dapat rezeki dari
> Allah Ta'ala yang melebihi harga HP tersebut, saya
> kaget saya kehilangan HP, diganti dengan uang 10 juta
> dalam bentuk barang-barang, percaya ngak percaya ini
> kenyataan).Ini mungkin karena saat kehilangan saya
> rela, dan ucapkan Innaalillahiwainnaailaihi raaji'un,
> sedih ada, tetapi ikhlas, mungkin ini yang terbaik
> bagi saya, saya pikir.
>
> Pak Saaff Pak kepala serius ingin ikuti seminar bulan
> Juni ini, jadi tolong dilayangkan undangan di alamat
> MAN 2 Jalan Panorama Baru Bukittinggi.Terimakasih
> sebelumnya.
>
>
>
>
> --- Saafroedin BAHAR <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>
>
>
>
>
> ____________________________________________________________________________________
> Looking for earth-friendly autos?
> Browse Top Cars by "Green Rating" at Yahoo! Autos' Green Center.
> http://autos.yahoo.com/green_center/
>
> >
>

--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]

Konfigurasi dan Webmail Mailing List: http://groups.google.com/group/RantauNet
Tapi harus mendaftar dulu di: https://www.google.com/accounts/NewAccount dengan 
email yang terdaftar di mailing list ini.
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke