Bundo Rahima, Pak Saaf, Pak Chaidir, dan Dunsanak yang ananda sayangi &
hormati,

Betul yang ananda mukasuikkan jo panggilan "bundo" adolah ibuk.  karano
kasih  jo sayang bundo makonyo ananda ingin mamanggia bundo. baitu pulo ka
ayahanda pak saaf dan bapak ibu semuanya.  Ananda rang mudo nan butuh
bimbingan...

Kambali ka topik nan kito bahas, ananda melihat bahwa sejarah minangkabau
dan pengetahuan kaum muda terhadap minangkabau dan islam sendiri masihlah
rendah.  Hal ini dibuktikan dengan kurangnya kebanggaan memakai istilah dan
bahasa minangkabau sendiri, dalam pemakaian nama misalnya nama jalan, nama
anak.  Nama jalan jalan di minangkabau kito lebih dibahasa indonesiakan
(knp tidak diindonesiakan tp agak minang jg?) sedangkan di rantau spt jawa
barat mereka bangga memakai bahasa mereka sendiri seperti orang sunda di
bandung memakai nama daerah dengan :  cicaheum, cibereum, cihanjuang .dst
dst... mereka bangga pakai bahasa sunda.

Nama anak juga, orang kita kebanyakan namanya kebarat-baratan (maaffff yo
pak jo ibuk )).  Ananda cermati orang minang banyak bernama john, charles,
david, dst dst... tidak banyak yang berani memberi nama dg nama islam...
atau yg kedaerahan spt dengan sebutan bujang atau upiak... sudah kurang
sekali kayaknya.... ananda punya teman di bandung dipanggil "ujang" tp orang
sunda, masih banyak yang memakai nama itu... kalau di minang tidak ada lagi
ananda ketemu nama itu... apalagi abdullah sudah langka :)

Tidak berpanjang2 lagi dengan yang kurang di kita itu..(:  tapi kita skdar
sharing saja..  bagaimana kira kira langkah tuk penanaman kecintaan pada
minang, dan kecintaaan pada islam pd masyarakat minang kita ini?

Selanjutnya merespon surat bunda mengenai kedatangan kaum paderi yang
mencerahkan masyarakat minangkabau , bisakah bundo atau apak kasadonyo
ceritakan pada ananda disini???  ananda yang muda ini memang belum terlalu
tahu sejarah itu.  Ananda pernah baca tentang kehebatan tuanku imam, tapi
referensi ananda sangat terbatas dan simpang siur beritanya...

Sambil menunggu surat bundo, apak, dunsanak selanjtnya.

Hormat ananda,
Fikri

On 5/17/07, Rahima < [EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>
> Apak Saaf, Pak Chaidir, nanda Zul Fikri dan dunsanak.
>
> Tarimokasih.Mudah-mudahan kelak masyarakat Minang bisa
> menjadi kearah yang lebih baik lagi dari sekarang.Saya
> memang khawatir dari gejala-gejala, bahkan realita
> yang ada masyarakat Minang kembali kepada sejarah masa
> lampau nan suram, yang pernah dialami masyarakat
> Minangkabau sebelum kedatangan kaum Paderi.
>
> Bukan lagi mengalami jahiliyah kuno, tetapi jahiliyah
> moderen.Ini yang harus diantisipasi agar jangan sampai
> terlalu jauh terbenamnya.Cukuplah ia hanya jatuh
> sampai ditanah, jangan sampai pula ia bergelimang
> dengan lumpur kotor yang tidak bisa ditarik dan
> dibersihkan kembali, terbenam dan hanyut bersama
> lumpur tersebut,naudzubillahimindzalik.
>
> Ada beberapa hal penyebab kembalinya masyarakat Minang
> kemasa silam tersebut, dan besar kemungkinan,
> insyaAllah hal ini akan saya sampaikan pada seminar
> tgl 19 juni mendatang, dan saat saya sedang test di
> Padang, salah seorang Bapak dari pengurus  seminar
> tersebut beberapa kali menelpon saya. Namun saat itu
> saya dalam sikon ujian tentu deringan itu saya jawab
> singkat :"Pak..maaf, saya sedang ujian, nantik saya
> hubungi Bapak".
>
> Untuk informasi, sebenarnya dari sisi kualitas para
> guru dan dosen, saya melihat mulai ada peningkatan
> perhatian pemerintah dalam sisi pendidikan ini. Ini
> kelihatan dan terbukti sudah banyaknya
> lowongan-lowongan bea siswa yang diadakan DEPAG atau
> DIKNAS, kemungkinan juga instansi lain yang memberikan
> peluang bagi PNS(pegawai, guru dan dosen) untuk
> melanjutkan studinya ke jenjang lebih tinggi lagi,
> hanya sayangnya, saya melihat yang berminat untuk
> mengikuti program tersebut kebanyakan dari daerah
> lain, atau yang lulus kebanyakan dari daerah
> lain.Cukup "ironis" memang, tetapi lagi-lagi, ini
> adalah realita yang seharusnya menjadi perhatian kita
> bersama.
>
> Nanda Zul Fikri, maafkan saya, karena telah salah
> memanggil, karena saya tidak tahu umur nanda berapa,
> juga saya menduga Zul Fikri yang ada dihadapan saya
> sekarang adalah ZulFikri yang biasa ada di ID Pakguru
> online.
>
> Kalau memanggil saya dengan sebutan bundo, hanya
> karena  saya lebih tua, atau memang dianggap saya ibu
> nanda, silahkan ngak papa. Namun mohon jangan saya di
> panggil bundo, kalau itu berkonotasikan "Bundo
> Kanduang", karena saya tahu betul gelar dari
> sebutan"Bundo Kanduang" itu sangat berat.
>
> Saya membaca sebuah buku yang bernuansa keminangan
> syarat menjadi bundo kanduang itu sangatlah beratnya,
> salah satunya harus pandai bidang agama, bermoral
> tinggi dan berpendidikan tinggi. Bahkan  pagi ini(saya
> biasanya tiap hari bangun tidur selesai shalat malam,
> dan baca kitabullah, buku-buku bacaan bidang apa saja
> saya baca, baru memulai aktifitas pekerjaan RT,
> makanya tiap hari selalu bangun lebih awal dari
> anak-anak, kalau anak-anak sudah bangun, perhatian
> saya khusus tertuju untuk mereka, namanya ibu dari
> empat orang anak yang masih kecil-kecil, mana
> rapat-rapat jarak antara mereka dan ngak ada pembantu
> sama sekali, jadi memang repot rasanya, kalau ngak
> pandai-pandai membagi waktu itu), disana  saya membaca
> yang dikatakan orang Minang adalah mereka yang tahu
> adat, tau agama, dan berasal dari keturunan Minang,
> kalau tak ada syarat itu bukan dikatakan orang Minang.
>
> Orang yang beradat, sebenar-benar beradat tentu ia tau
> agama, orang yang tau agama, tentu ia beradat, karena
> pada hakikatnya Adat itu sendiri berlandaskan agama,
> atau syarak, syarak itu landasannya kitabullah.
>
> Syarat utama dari menjadi orang Minang haruslah
> beragama Islam. Bila ia tidak beragama Islam, bukanlah
> orang Minang namanya, karena landasan orang Mianng itu
> betul adalah ABSSBK.Dan syarat menjadi bundo kanduang
> atau datuk tertulis disana haruslah beradat, beragama,
> dan bermoral tinggi, berpendidikan tinggi,(ingat lho,
> namanya pendidikan bukan hanya formal saja, non
> formalpun pendidikan juga namanya, jangan dikira yang
> dimaksudkan adalah titel) dan ia harus berwawasan
> luas, tidak sempit.
>
> Itulah syarat menjadi bundo kanduang dan datuk yang
> saya baca dibuku tersebut, makanya sangat berat bukan,
> jadi mohon kalau memang saya nanda dipanggil dengan
> sebutan bundo, karena sebagai seorang ibu, silahkan,
> tetapi kalau bundo kanduang, janganlah, saya belum
> mampu menyandang dan memiliki syarat yang berat itu.
>
> Dan orang yang berwawasan luas, biasanya sikapnya
> lebih dewasa dalam menilai dan memandang segala
> sesuatu, tidak bersikap tergesa-gesa dalam menentukan
> segala hal, pikirannya akalnya lebih jalan, ia akan
> menggigit lidahnya dulu sebelum mengucap atau
> menetapkan sesuatu.
>
> Mungkin ini dulu, ntar tertulis semua makalah yang
> akan saya sampaikan diseminar nantik, jadi ngak enak.
>
> Makasih dan mohon maaf.
>
> Wassalamu'alaikum.Rahima.Sikumbang Sarmadi
>
>
> --- chaidir latief <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> > Pak Saf ananda Rahima dan para dunsanak
> > Ado barangkali nan paralu dicermati dalah satu
> > dakwah di Bandung yamh lebih memgarahkan ka materi
> > PERUBAHAN  salama hidup di DUNIA Urang barubah awak
> > ko coitu cu itu juo. CAROnyo terserah Kok di
> > AGAMO,TUHAN kan indak mambuliehkan kito hidup
> > susah.kok di ADAT MINANG kan awak indak bulieh
> > miskin. Baa kok susah bana MERUBAHnyo Barangkali
> > kasinan ARAHnyo
> > Chaidir N Latief
> >
>
>
>
> ____________________________________________________________________________________Sick
> sense of humor? Visit Yahoo! TV's
> Comedy with an Edge to see what's on, when.
> http://tv.yahoo.com/collections/222
>
> >
>

--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]

Konfigurasi dan Webmail Mailing List: http://groups.google.com/group/RantauNet
Tapi harus mendaftar dulu di: https://www.google.com/accounts/NewAccount dengan 
email yang terdaftar di mailing list ini.
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke