Kanda ZulTan,
mungkin di sinilah letak perbedaan kita melihat HBH. Kanda melihatnya
sebagai ibadah, ambo melihatnya sebagai muamalah. Karena sebagai muamalah,
kalau ambo diundang dan ado waktu, ambo hadir. Tapi kalau ado kesibukan
lain yang lebih penting, ambo absen (Kalau ibadah kan tidak bisa absen
dengan alasan apa pun).
Dan karena muamalah pula, maka status awalnya yang mubah, bisa berubah
sesuai kondisi. Misalnya saat dulu ambo karajo di sebuah majalah berita,
ketika HBH mendatangkan ustad (belum jadi doktor) Muhammad Syafi'i Antonio,
misalnya, ambo prioritaskan untuk hadir.

Tapi HBH bisa jadi makruh kalau, misalnya, shalat jadi terlalaikan karena
keasikan maota (atau main koa). Bahkan jadi haram, misalnya, jika ada pula
minuman-minuman beralkohol (meski berkadar rendah) sebagai menu, atau
kegiatan lain yang secara syar'i memang haram.

Jika dirancang dengan seksama, manfaat HBH akan lebih banyak dari
mudaratnya. Misalnya di kantor/kampus dengan banyak departemen/fakultas.
Jika tanpa HBH. silaturahim hanya bisa dengan departemen/fakultas sendiri,
dengan adanya HBH semakin banyak silaturahim terjalin dengan departemen
lain. Begitu juga dengan pemukiman yang punya banyak cluster. Jika tanpa
HBH, silaturahim hanya dengan beberapa tetangga terdekat, dengan HBH
jangkauan silaturahim menyentuh lebih banyak orang (bahkan kadang tetangga
non-muslim ikut) sehingga justru membuat keakraban lingkungan semakin erat.

Dan in syaa Allah, semua peserta HBH pun juga berharap mendapatkan ridha
Allah, sama seperti kanda yang memilih tidak ikut HBH karena melihatnya
sebagai "ibadah".

Allahu a'lam.

Salam,

ANB
46, Cibubur


Pada 31 Juli 2014 14.25, 'ZulTan' via RantauNet <rantaunet@googlegroups.com>
menulis:

>
>
> Terima kasih Ridha telah serta menjawab pertanyaan Akmal.
>
> Dinda Akmal, bagi saya HbH, tidak sebatas tradisi, tetapi tak bisa lepas
> dari “ibadah”.  Selalu dilakukan secara rutin usai Iedul Fitri, berkumpul,
> saling bermaaf-maafan, dengan harapan dapat menghapus dosa atas kesalahan
> terhadap sesama, entah dosa itu ada atau pun tidak.  Karena ini saya
> nilai ini bagian dari ibadah namun tidak pernah diamalkan oleh para
> sahabat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam maka saya mengikuti mereka 
> dan
> dengannya berharap mendapat ridha Allah seperti yang dijanjikan-Nya.
>
> Allah berfirman, *"Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama
> (masuk Islam) dari golongan Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang
> mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha
> kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir
> sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah
> kemenangan yang besar."* [QS. At-Taubah 100]
>
> Salam dan maaf jika saya keliru,
> ZulTan
>
>
>
>
>
>   Pada Kamis, 31 Juli 2014 8:52, Ahmad Ridha <ahmad.ri...@gmail.com>
> menulis:
>
>
> Wa'alaykumus salaam warahmatullahi wabarakaatuh,
> Pak ZulTan, terima kasih atas kiriman artikelnya.
> Pak Akmal, saya lihat kiriman tulisan tersebut tidaklah melarang HBH
> secara mutlak, tetapi mengkritisi istilah HBH dan aktivitas di dalamnya.
> Kegiatan yang bersifat kebiasaan, bukan dianggap ibadah tertentu, dalam
> rangka kegembiraan hari raya idul tidak mengapa. Saya sengaja sertakan
> email Pak ZulTan secara "ringkas" untuk menyoroti poin-poinnya. Selain
> pengkhususan bermanfaat, kadang kita jumpai kurang terjaganya interaksi
> dengan non-mahram dan adanya musik.
> Di bawah saya salinkan artikel terkait dari Ust. Firanda Andirja sebagai
> tambahan masukan dari:
>
> http://www.firanda.com/index.php/artikel/fiqh/727-minal-aidin-wal-faaizin-halal-bi-halal
> Allahu a'lam.
> Semoga dapat bermanfaat.
>
> ---
> Ahmad Ridha
>
>
>    --
> .
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
> * DILARANG:
> 1. Email besar dari 200KB;
> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
> 3. Email One Liner.
> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
> mengirimkan biodata!
> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
> mengganti subjeknya.
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/
> ---
> Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "RantauNet" di Google
> Grup.
> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
> kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
> Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
>

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.

Reply via email to