Terima kasih Bung Anwar Djambak. Sudah saya posting di Facebook.
Pada 23 Okt 2015 07:19, "'AnwarDjambak' via RantauNet" <
rantaunet@googlegroups.com> menulis:

>
> Silahkan Pak Saaf
>
> MHT = M Hatta Taliwang
>
> AnwarDjambak
> Alam Takambang Jadikan Guru
> Sent by Maxis from my BlackBerry® smartphone
> ------------------------------
> *From: * Saafroedin Bahar <drsaafroedin.ba...@gmail.com>
> *Sender: * rantaunet@googlegroups.com
> *Date: *Thu, 22 Oct 2015 21:11:53 +0700
> *To: *Rantau Net Rantau Net<rantaunet@googlegroups.com>
> *ReplyTo: * rantaunet@googlegroups.com
> *Subject: *Re: [R@ntau-Net] SURAT UNTUK BAPAK JOKOWI DAN IBU RINI
> SOEMARNO(KADO 1 TAHUN PEMERINTAHAN)
>
>  Siapa itu MHT penulisnya ? Bung Anwar Djambak, izin share ya ?
>
> Dr.Saafroedin Bahar
> Male, 78 yrs, Jakarta
>
> 2015-10-22 12:24 GMT+07:00 'AnwarDjambak' via RantauNet <
> rantaunet@googlegroups.com>:
>
>>
>>
>> SURAT UNTUK BAPAK JOKOWI DAN IBU RINI SOEMARNO
>>
>> (KADO 1 TAHUN PEMERINTAHAN)
>>
>> Selamat pagi/siang/sore/malam, Pak Jokowi dan Bu Rini.
>>
>> Semoga bapak dan ibu tetap sehat meski saya yakin anda berdua pasti super
>> sibuk.
>> Banyak sekali urusan yang membuat bapak dan ibu terpaksa terlibat di
>> dalamnya.
>>
>> Bagi-bagi sembako dan kartu sakti pun harus pak Jokowi yang turun
>> langsung.
>> Belum lagi Pak Jokowi pasti sibuk mempersiapkan kunjungan ke Amerika
>> Serikat dan sarapan bersama dengan pucuk pimpinan eksekutif (CEO) Freeport
>> Mc Moran, di Washington DC dan makan malam bersama CEO Apple. Tentu semua
>> itu menyita pikiran bapak, bagaimana membuat para CEO perusahaan asing itu
>> bisa “ramah” menyambut kedatangan bapak.
>>
>> Begitu juga dengan Bu Rini, kantor Pelindo II digeledah Bareskrim pun,
>> harus bu Rini yang menelpon Kapolri.
>>
>> Belum lagi Ibu Rini harus kerja keras agar proyek kereta cepat kerja sama
>> dengan china bisa berjalan sesuai rencana.
>> *** *** ***
>> Pak Jokowi dan Bu Rini, besok tepat 1 tahun pak Jokowi dilantik dan
>> setahun kurang seminggu bu Rini dilantik jadi Menteri BUMN.
>> Ada sebuah tanya dari saya, rakyat biasa yang merasa miris, ngeri dan
>> prihatin dengan masa depan beberapa BUMN cemerlang di negeri ini.
>>
>> Sejak bu Rini menggandeng 3 bank BUMN untuk mendapatkan hutang dari
>> China, sumpah hati saya teriris, kenapa ibu tega MENGGADAIKAN 3 bank BUMN
>> itu?
>> Maaf saya gunakan terminologi “GADAI” sebab sependek pengetahuan saya
>> yang awam, hal itu mirip sistem gadai.
>> Ibu membawa 3 bank BUMN, lalu mendapatkan pinjaman/HUTANG yang langsung
>> cair saat itu juga, USD 3 MILYAR atau setara Rp. 43,28 TRILYUN.
>> Masing-masing bank mendapat USD 1 M atau Rp. 14,426 T.
>> UNTUK APA PINJAMAN ITU, Bu Rini?
>>
>> 3 Bank itu tak bisa menggunakannya untuk hal lain, sebab DIKHUSUSKAN
>> UNTUK PEMBIAYAAN PROYEK INFRASTRUKTUR!!
>>
>> Dan lebih khusus lagi : PROYEK INFRASTRUKTUR YANG KONTRAKTOR-nya ASAL
>> CHINA.
>> Saya tak mau menyebut investor, sebab sejatinya mereka BUKAN INVESTOR.
>>
>> Investor datang dengan membawa MODAL, sementara yang ini modalnya
>> disiapkan oleh 3 bank BUMN, lewat HUTANG yang dikucurkan China.
>>
>> Lalu kemana dana pengalihan subsidi BBM, Pak Jokowi?!
>> Bukankah 17 Nopember 2014 ketika bapak mencabut subsidi BBM, KONON
>> KATANYA dana subsidi akan DIALIHKAN UNTUK MEMBIAYAI INFRASTRUKTUR??
>> Untuk itulah kami, rakyat, diminta untuk bersabar dan nrimo.
>>
>> Tapi kenapa setiap kali bapak menambah hutang luar negeri, selalu saja
>> alasannya untuk membiayai proyek infrastruktur, yang kami tak pernah tahu
>> proyek infrastruktur apa yang akan direalisasikan dalam waktu dekat?!
>>
>> Bukankah ribuan km jalan toll yang diresmikan pak Jokowi itu sudah
>> dibangun sejak jaman pak SBY?
>> *** *** ***
>> Pak Jokowi dan Bu Rini,
>> Menurut data yang saya dapat dari Kompas edisi 7 Nopember 2014, asset 3
>> bank BUMN sbb :
>>
>> 1. Bank Mandiri = Rp. 798,19 Trilyun
>> 2. Bank BRI = Rp. 705,29 Trilyun
>> 3. Bank BNI = Rp. 408,05 Trilyun
>>
>> Kalau di konversi ke US dolar menggunakan kurs pada saat itu (Rp.
>> 12.000,00/USD) maka nilai asset ,
>>
>> Bank Mandiri = USD 66,515 M ;
>> BRI = USD 58,774 M ;
>> BNI = USD 34,004 M.
>>
>> Kalau menggunakan kurs sekarang (Rp. 14.000,00/USD) dengan asumsi
>> assetnya tidak meningkat, maka,
>>
>> Bank Mandiri = USD 57,014 M ;
>> BRI = USD 50,378 M ;
>> BNI = USD 29,146 M.
>>
>> Lalu kenapa bank-bank itu HARUS BERHUTANG USD 1 M?!
>>
>> Jangan bilang 3 bank itu kesulitan likuiditas, sebab 3 bank itu “dipaksa”
>> MENERIMA HUTANG yang peruntukannya hanya bagi pembiayaan proyek
>> infrastruktur.
>> Bagi bank Mandiri, pinjaman itu hanya senilai 1,81% saja dari nilai
>> assetnya.
>> Bagi Bank BRI, pinjamannya hanya 2,05% saja dari nilai asset dan bagi BNI
>> hanya 3,54% saja dari nilai asset.
>>
>> Jadi sesungguhnya bank-bank BUMN itu kalau hanya untuk menjalankan
>> business-nya as usual TIDAK BUTUH HUTANG DARI CHINA!
>> *** *** ***
>> Kenapa bank-bank China tidak langsung saja mengucurkan kredit kepada
>> kontraktor yang akan menggarap proyek tersebut?!
>> Apakah bank-bank China sendiri tak yakin kontraktor yang menggarap
>> memiliki asset yang cukup untuk jadi jaminan kredit?!
>> Ataukah bank-bank di China sendiri ragu proyeknya akan feasible dan
>> pinjaman modal bisa kembali dengan lancar sesuai batas waktunya?!
>> Lalu kenapa 3 bank BUMN itu harus DIKORBANKAN?!
>>
>> Tidakkah Pak Jokowi dan Ibu Rini takut kalau sesuatu yang diluar dugaan
>> terjadi, semisal proyek tak berjalan sesuai perkiraan, atau kontraktornya
>> wan-prestasi, bukankah 3 bank BUMN itu yang HARUS MENANGGUNG HUTANG kepada
>> China?!
>>
>> Tidakkah Pak Jokowi dan Ibu Rini ngeri jika 3 bank yang sudah pasti
>> BERDAMPAK SISTEMIK itu dijadikan jaminan hutang?!
>>
>> Tidakkah bapak dan ibu ingat, simpanan mayoritas perusahaan2 BUMN dan
>> BUMD ada di bank2 pelat merah tersebut?
>>
>> Uang rakyat juga disimpan disitu,
>> uang BPJS Kesehatan,
>> uang BPJS Ketenagakerjaan juga disana,
>> uang pensiunan PNS pun ada disitu.
>> Sudahkah Pak Jokowi dan Ibu Rini pikirkan semuanya dengan baik-baik dan
>> matang?!
>> *** *** ***
>> Kini, anda pun memaksakan proyek kereta cepat, lagi-lagi dari China, yang
>> menawarkan selesai 2018, persis di tahun “pemanasan” jelang Pemilu dan
>> Pilpres 2019.
>>
>> Konsorsium 4 BUMN diminta MEMBIAYAI proyek yang konon katanya B to B
>> (business to business) tanpa melibatkan dana Negara.
>>
>> Konsorsium 4 BUMN itu adalah
>>  PT. WIKA (Wijaya Karya),
>>  PT. Jasa Marga,
>>  PT. KAI dan
>>  PTPN VIII.
>>
>> Nilai investasinya fantastis :
>> sekitar USD 5,5 M atau sekitar Rp. 78 T!!!
>> Konsorsium 4 BUMN itu harus menyetor equity 25% dari nilai investasi,
>> kira-kira Rp. 19,5 T.
>>
>> Lalu konsorsium 4 BUMN itu masih HARUS BERHUTANG lagi, sebab sisa biaya
>> investasi yang 75%, yaitu sekitar Rp. 58,5 T, lagi-lagi berupa PINJAMAN
>> PEMERINTAH CHINA KEPADA KONSORSIUM 4 BUMN dengan tenor (jangka waktu) 60 th,
>> ya, ENAM PULUH TAHUN!!
>> Lagi dan lagi, BUMN-BUMN potensial DIIJINKAN BAHKAN DISURUH BERHUTANG
>> demi proyek mercusuar!!
>> *** *** ***
>>
>> Pak Jokowi dan Bu Rini,
>> Anda berdua masih ingat lagu “INDONESIA PUSAKA” yang diajarkan sejak SD
>> dulu? Let’s sing…
>> “Indonesia tanah air beta..., pusaka abadi nan jaya….
>> Indonesia sejak dulu kala slalu dipuja-puja bangsa….
>> Disana tempat lahir beta…, dibuai dibesarkan Bunda…
>> Tempat berlindung di hari tua…, sampai akhir menutup mata…”
>> Belakangan ini lagu itu terus terngiang-ngiang di telinga saya dan
>> membuat saya miris tiap mendengar bait terakhirnya.
>>
>> Pak Jokowi dan Bu Rini, tidakkah anda sadari bahwa Indonesia itu BUKAN
>> MILIK KITA yang hidup sekarang? Indonesia adalah “PUSAKA” atau warisan yang
>> kita terima dari para pendahulu kita yang dulu memperjuangkan tegaknya
>> kemerdekaan. Dan nanti, sepeninggal kita, tanah air ini pun akan jadi
>> pusaka, yang kita wariskan pada generasi setelah kita.
>> “Indonesia tanah air beta, PUSAKA ABADI nan jaya”.
>>
>> Lalu kenapa harus MEWARISKAN HUTANG hingga jangka waktu 60 tahun untuk
>> anak dan cucu kita 2 generasi ke depan?!
>>
>> Sadarkah anda pak Jokowi dan ibu Rini, bayi-bayi yang baru lahir pada
>> saat anda berdua dilantik, akan ikut menanggung hutang itu sampai mereka
>> jadi kakek2 dan nenek2 di usia 60 tahunan.
>>
>> Ingatkah anda berdua, bahwa pendahulu anda, ibu Megawati Soekarnoputri
>> dulu pun meninggalkan beban yang harus ditanggung oleh satu generasi?!
>>
>> Akibat adanya Instruksi Presiden No. 8/ 2002 tanggal 30 Desember 2002,
>> maka diberikanlah Surat Keterangan Lunas (SKL) yang dikenal dengan
>> kebijakan Release and Discharge.
>> SKL itu membuat kasus BLBI dihentikan penyidikannya (SP3) oleh Kejaksaan
>> Agung di masa itu
>> SKL diberikan pemerintah Megawati kepada konglomerat konglomerat hitam
>> yang hanya membayar sebagian kecil dibandingkan total hutangnya, sehingga
>> NEGARA DIRUGIKAN sebesar Rp. 138 TRILYUN, yang harus ditanggung oleh
>> seluruh rakyat Indonesia dalam bentuk bunga obligasi rekapitalisasi di APBN
>> SAMPAI TAHUN 2033!!
>>
>> Artinya ibu Megawati MEWARISKAN BEBAN itu kepada kami SELAM 30 TAHUN,
>> sementara para konglo hitam ongkang-ongkang kaki menikmati kucuran dana
>> BLBI yang mereka larikan ke bank-bank di luar negeri!
>>
>> Apakah anda berdua ingin MEMECAHKAN REKOR WARISAN HUTANG bagi anak-cucu,
>> kalau dulu bu Mega mewariskan 30 tahun, anda berdua ingin mewariskan 60
>> tahun?
>> *** *** ***
>> Pak Jokowi dan Bu Rini,
>> Dulu kami diam ketika INDOSAT DIJUAL (tahun 2002).
>> Dulu kami tak tahu ketika BCA dilego (BCA sempat dimiliki Pemerintah
>> sebagian sahamnya pasca krisis moneter 1998, sebelum akhirnya dijual tahun
>> 2002).
>>
>> Kini kami hanya bisa GIGIT JARI, ketika tahu valuasi nilai assetnya
>> sekarang.
>> Indosat dijual (2002) dengan harga HANYA USD 627 juta, atau setara dengan
>> Rp. 5,6 T (kurs saat itu 1 USD = Rp. 8.900-an).
>>
>> Sekarang nilai asset Indosat per 30 Juni 2015 senilai Rp. 58,69 T alias
>> sudah bengkak menjadi LEBIH DARI 10 x LIPAT HARGA JUALNYA !
>>
>> BCA dijual (2002) dengan harga HANYA USD 425 juta, atau setara dengan Rp.
>> 5,34 T saat itu.
>> Kini, nilai asset BCA pada kwartal I tahun 2015 sudah menjadi Rp. 557,44
>> T alias sudah melambung jadi 71,5 x LIPAT HARGA JUALNYA !
>> Akankah nanti nasib 3 bank BUMN akan menyusul BCA karena proyek-proyek
>> infrastrukturnya tak berjalan sesuai rencana dan tak memberikan return dan
>> profit seperti yang diharapkan?!
>> Akankah nanti nasib 4 BUMN yang disuruh mendanai kereta cepat bikinan
>> China, juga akan sama dengan Indosat?!
>>
>> Akankah nanti Pemerintah terpaksa menyuntikkan PMN besar-besaran yang
>> lagi-lagi itu duit rakyat, atau terpaksa melego sahamnya dan kehilangan
>> kepemilikan di BUMN-BUMN potensial tersebut?!
>>
>> Pak Jokowi dan Ibu Rini,
>> Ingatlah, anda hanya diberi AMANAH UNTUK MENGELOLA asset-asset Negara
>> demi kejayaan bangsa dan kesejahteraan rakyat Indonesia.
>>
>> BUKAN menjadikan asset-asset bangsa sebagai JAMINAN HUTANG yang harus
>> dibayar puluhan tahun oleh seluruh rakyat Indonesia.
>> Ingat Pak Jokowi dan Bu Rini, anda hanya menjabat selama beberapa waktu
>> saja.
>>
>> Tapi jika anda salah ambil keputusan, 250 juta rakyat yang sekarang hidup
>> dan anak-anak yang akan terlahir tahun-tahun ke depan, akan terus
>> menanggung dampaknya!
>>
>> Pernahkah anda berdua renungkan bahwa jabatan yang anda emban bisa
>> berakhir kapan saja?
>> Bisa 4 tahun lagi, atau 4 bulan lagi, bisa saja 4 hari lagi, bahkan bisa
>> 4 jam lagi.
>> Jika TUHAN Yang Maha Berkehendak menarik kembali kekuasaan yang DIA
>> pinjamkan, mencabut kemuliaan pada seorang manusia, niscaya apa saja bisa
>> terjadi kapan saja.
>>
>> Tapi…, Indonesia ini milik 250 JUTA RAKYAT-nya, yang berharap tanah
>> airnya bisa jadi “tempat berlindung di hari tua” bagi mereka.
>> Yang mereka impikan jadi tempat yang aman, nyaman dan damai “sampai akhir
>> menutup mata”.
>>
>> Apa yang terjadi kalau nanti bank-bank BUMN itu sampai berpindah
>> kepemilikan kepada China?
>>
>> Tidakkah anda berdua masih ingat bagaimana nasib nasabah bank Century
>> yang tak jelas uangnya?
>> Mereka harus berdemo, meski usia sudah tua.
>>
>> Akankah nanti kami, jutaan nasabah bank-bank BUMN terpaksa harus mengemis
>> belas kasihan pada China?!
>> Haruskah para pensiunan nanti tak tenang di hari tuanya?!
>>
>> Pikirkan sekali lagi Pak Jokowi dan Ibu Rini, apa kita benar-benar sudah
>> butuh kereta cepat?
>>
>> Apa kita-benar-benar butuh china untuk menggarap proyek-proyek
>> infrastruktur?
>> Tak bisakah itu digarap BUMN-BUMN kita sendiri?
>> Atau menarik INVESTOR asing yang benar-benar berniat untuk investasi,
>> bukan mau enaknya jadi kontraktor tapi minta modal disediakan.
>>
>> Indonesia adalah harapan kami satu-satunya. Kami lahir disini dan kelak
>> pun ingin mati disini.
>>
>> Kami tak punya tempat pelarian, kami tak menyimpan uang kami di bank luar
>> negeri,
>> kami tak berinvestasi property di luar negeri, yang sewaktu-waktu bisa
>> jadi tempat kami melarikan diri kalau terjadi apa-apa di Indonesia.
>> TIDAK!!!
>>
>> Bagi kami, INDONESIA adalah
>>
>>  “tempat berlindung di hari tua…, sampai akhir menutup mata.”
>> Bukannya “tempat bayar hutang di hari tua…, sampai akhir menutup mata.”
>>
>> Selamat merayakan 1 tahun kepemimpinan anda,
>> ingatlah, apapun keputusan anda yang membebani kami rakyat biasa, kelak
>> akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat.
>>
>> Selamat berpikir, mikir, mikir, mikir baru kerja.
>>
>> MHT
>>
>>
>>
>> Copas
>>
>>
>>
>>
>> AnwarDjambak
>> Alam Takambang Jadikan Guru
>> Sent by Maxis from my BlackBerry® smartphone
>>
>> --
>> .
>> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat
>> lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
>> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
>> ===========================================================
>> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
>> * DILARANG:
>>   1. Email besar dari 200KB;
>>   2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
>>   3. Email One Liner.
>> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
>> mengirimkan biodata!
>> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
>> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
>> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
>> mengganti subjeknya.
>> ===========================================================
>> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
>> http://groups.google.com/group/RantauNet/
>> ---
>> Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari
>> Google Grup.
>> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
>> kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
>> Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
>>
>
> --
> .
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
> * DILARANG:
> 1. Email besar dari 200KB;
> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
> 3. Email One Liner.
> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
> mengirimkan biodata!
> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
> mengganti subjeknya.
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/
> ---
> Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "RantauNet" di Google
> Grup.
> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
> kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
> Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
>
> --
> .
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
> * DILARANG:
> 1. Email besar dari 200KB;
> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
> 3. Email One Liner.
> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
> mengirimkan biodata!
> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
> mengganti subjeknya.
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/
> ---
> Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "RantauNet" di Google
> Grup.
> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
> kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
> Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
>

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.

Reply via email to